"Heyy apakah kau bisa diam, dari tadi mondar mandir mondar mandir " ucap salah satu tahanan
Alvaro langsung memberhentikan langkahnya dan menatap orang itu " Apa itu masalah denganmu, ini bukan punya mu jadi bebas aku berkeliling mau jalan-jalan atau seperti apapun itu"
"Heyy berani beraninya kau berkata seperti itu, kau ini anak baru, baru masuk tadi siang sudah macam-macam berani padaku apakah kau belum tahu siapa aku"
"Aku tidak akan pernah takut dengan siapapun kau ini hanya orang kecil orang miskin yang masuk ke dalam sini pasti kau mencuri uang karena tak bisa memenuhi apa yang kau mau makanya masuk penjara"
"Heyy kau sudah keterlaluan "
Orang itu bangkit lalu menonjok Alvaro, Alvaro melawan menonjoknya juga, lalu teman teman tahanan yang lain ikut mengeroyok Alvaro, sampai sampai Alvaro tak bisa melawannya.
"Ayo kita habisi dia, jangan sampai dia hidup ayo ayo "
Prit pritt "apa apaan ini sudah sudah lepaskan, kalian ini ya "
Sipir segera membawa Alvaro keluar dan menyuruh temannya untuk menelfon ambulans dan membawannya kerumah sakit, wajah Alvaro sudah babak belur dan tubuhnya juga sama, bahkan Alvaro sudah memuntahkan darah dari dalam mulutnya.
**
Sena yang sudah membuat Sani tertidur keluar dari dalam ruangan karena mendapatkan telepon dari kantor polisi "ya ada apa"
"Maaf tuan saya ingin mengabarkan kalau anak anda bertengkar bersama tahanan lainnya dan membuat anak anda masuk ke dalam rumah sakit"
"Kenapa bisa begitu kenapa kau membiarkan anakku dipukuli begitu saja aku yakin anakku tidak bertengkar pasti ada yang memukulinya, aku akan menuntut mereka semua dan aku juga akan menebus anak ku "
Sena yang khawatir segera pergi dari rumah sakit dan akan pergi ke rumah sakit yang anaknya tempat , dirinya sangat khawatir dengan keadaan Alvaro yang seperti ini.
"Alvaro maafkan papih seharusnya Papih menembusmu saja bukannya memberi pelajaran seperti itu "
Sena menjalankan mobilnya dengan cepat, ingin melihat keadaan anaknya, dan untuk masalah penebusan anaknya Sena menyuruh orang kepercayaanya untuk pergi kesana.
Saat Senna sudah ada di sana dia melihat beberapa polisi dan menghampirinya lalu bertanya pada salah satunya "Kenapa semua ini bisa terjadi kenapa kau sangat lalay dan tak melihat keadaan anakku, kenapa membiarkannya"
"Maaf kami tuan karena kami juga sedang mengecek tahanan yang lain. Jadi kami tidak selalu fokus pada salah satu tahanan karena di sana semuanya sama tak ada yang dibedakan"
Sena kembali tak berbicara dia menengok ke dalam dan melihat anak yang sedang diobati.
"Maafkan Papih Alvaro maafkan papih, papih akan melakukan apapun supaya kau memaafkan papih "
Tak lama kemudian dokter keluar dan menghampiri mereka semua "orang tua pasien "
"Saya disini "
"Baik Tuan pasien sudah tidak apa-apa sudah diobati Anda bisa menengok sekarang"
Sena langsung masuk dan melihat keadaan anaknya, Alvaro membuang mukanya dan tak mau melihat wajah papihnya.
"Maafkan papih Alvaro"
"Bagaimana apakah sekarang Papih sudah puas melihat aku seperti ini, apakah Papih puas melihat anak sendiri dipukuli seperti ini demi membela perempuan miskin itu, puas pih"
"Papih melakukan ini untuk dirimu juga, agar kau sadar dan tidak melakukan semua ini kembali. Apakah salah papih melakukan itu, seharusnya kau bertanggung jawab dengan apa yang kau lakukan, sengaja Papih membiarkan mu, supaya kau berfikir jangan semena mena pada orang, dia juga manusia meskipun ekonominya tidak sama dengan kita tetap saja harus berlaku adul, dulu papig pun seperti itu jadi kau jangan menghina orang dengan seenaknya"
"Tetap saja papih membela dia, membela perempuan itu, tak peduli dengan anaknya yang babak belur "
"Papah tidak membela siapa-siapa , papah cuman ingin kebenaran supaya kau bisa lebih menghargai seseorang Alvaro minta maaf pada mereka dan keluarganya "
"Baiklah aku akan meminta maaf pada perempuan miskin itu dan keluarganya, tapi ada satu syarat yang harus papih lakukan untukku, dan aku juga akan memaafkan Papih tentang kesalahan ini "
"Apa yang kau inginkan"
"Aku tidak mau Papih menemui perempuan itu lagi ataupun peduli pada dia aku tidak suka pih jauhi dia"
"Papih tidak sedang mendekatinya, papih sedang menolonynya karena kesalah mu "
"Aku tahu Papih tertarik dengan perempuan misikin itu kan. Makanya papih selalu membelanya terus-menerus jika papih ingin aku berubah dan bertanggung jawab pada dia, maka jauhi perempuan itu dan jangan papih dekati lagi, aku tak mau papih tergoda oleh perempuan miskin itu dan malah berakhir dengan papih yang menurut padanya "
Sena tak menjawab langsung saja pergi meninggalkan anaknya dan di luar sudah ngumpul teman-temannya Alvaro "Om gimana keadaan Alvaro apa dia baik-baik aja" tanya Bella
"Kamu lihat saja keadaannya di dalam"
Sena langsung pergi dari sana mengendarai mobilnya hendak pergi dan entah kemana, memikirkan tentang ucapan anaknya memilih sang anak atau memilih perempuan yang sekarang memenuhi kepalanya
**
Anggi dan ibunya sudah ada dirumah sakit " Bu ngapain sih kita harus jagain anak itu biarin aja kali dia sendirian salah sendiri kan ketabrak kayak gitu"
"Udah udah kamu diam aja temenin aja dia dari pada Ayah kamu tuh berisik banget nyuruh-nyuruh ibu terus temuin anak kesayangannya, kita diem aja dikamarnya pasti enak deh soalnya kan dibayarin sama orang kaya"
"Oh iya Ibu bener kita masuk, pasti ada ac deh ayo ayo bu aku udah gak sabar "
Mereka berdua masuk dan melihat sekeliling kamar rawat Sani "waw gede banget ya "
"Iya gede ya bu "
Anggia langsung berlari kearah Sani dan membangunkannya "Sani bangun jangan tidur terus gantian dong kayaknya enak nih tempat ini "
Sani yang sedang nyenyak nyenyaknya membuka kedua bola matanya dan melihat ibu dan kakaknya ada disini.
"Kalian ada disini "
"Iya kenapa gak boleh emang , udah sana pindah jangan disini aku tidur "
"Awasss lama banget sih Sani "
Anggia mendorong Sani sampai Sani terjatuh, mereka berdua tak menghiraukan Sani tidur berdua disana.
Sedangkan Sani dengan sekuat tenaga bangkit dan tertatih tatih mengambil tongkatnya, berjalan kearah kursi dan duduk disana.
"Huff untung saja aku sampai kesini, kalau tidak aku bisa tidur dilantai dan malah menjadi sakit"
Sani hanya bisa menatap ibu dan kakaknya yang tertidur di tempat tidurnya mereka tak memikirkan dirinya sama sekali, mereka bahkan langsung tidur di sana sebenarnya siapa yang sakit disini.
Sani mencoba untuk berbaring dan tertidur di kursi ini semoga saja dirinya bisa tidur dengan nyenyak dan kakinya tak apa apa yang sedang diperban ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments