"Alvaro kamu tadi sudah menabrak orang gimana dia, gimana kalau terjadi apa apa dengan orang itu "
"Sudahlah diam Bella kalau kau terus bicara aku akan kalah kita ini sedang balapan , kau diam saja biarkan dia mati , jangan kau hiraukan dia "
"Tapi aku takut terjadi sesuatu padanya. Bagaimana kalau ada yang memfoto plat nomor mobilmu kau tidak berpikir ke sana"
Brak " kataku diam diam Bella itu urusanku, kau tidak usah banyak bicara aku sedang fokus menjalankan mobil ini, jangan sampai aku kalah dan malah celaka karena kau yang terus saja dari tadi berbicara, tau begini kau tak usah ikut denganku tadi "
Bella langsung membungkam mulutnya, wajahnya masih panik, selama perjalanan Bella menatap kearah belakang, takut takut ada orang yang mengikutinya.
Dan ya Alvaro menang sampai finis, dia keluar dengan senang, sedangkan Bella masih didalam engan untuk keluar.
Arzan yang melihat sahabatnya masih ada didalam mobil menghampirinya, namun samar sama Arzan melihat bercak darah di kap mobil Varo.
Arzan mengetuk kaca dan Bella langsung membukannya " Kenapa kau tidak keluar Bella dan wajahmu ada apa kenapa syok sekali "
"Kemarilah Arzan masuk ke dalam mobil. Ada yang harus aku bicarakan padamu"
Arzan pun menuruti apa mau Bella, dia masuk dan duduk berhadapan dengan Bella.
"Ada apa "
"Alvaro tadi menabrak seorang. Aku nggak tahu gimana keadaanya aku takut" bisik Bella.
"Apa nabrak orang kenapa bisa "
"Aku juga nggak tahu tiba-tiba aja ada yang nyebrang dan kejadian itu dengan cepat terjadi, saat aku lihat ke belakang orang itu bercucuran darah dan ada 1 orang laki-laki yang menolongnya, aku juga tidak tahu laki-laki itu mencatat plat nomor mobil Alvaro atau tidak. Tapi aku takut sekali bagaimana ini"
"Yasudah ayo kita keluar dulu, bersikaplah biasa biasa saja seperti tak terjadi apa apa "
"Aku tidak bisa Arzan "
"Apakah kau ingin selamat "
"Iya aku mau "
"Maka dari itu bersikaplah biasa biasa saja jangan terlihat panik ok "
Bella akhirnya mau turun dan menghampiri Alvaro, Alvaro langsung memeluk pacarnya dan mencium keningnya dengan bertubi tubi.
Setelah semua orang yang menonton pulang Arzan menatap Alvaro dengan tajam.
"Ada apa dengan mu Arzan menatapku seperti itu "
"Apakah kau tidak ada niatan untuk pergi ke tempat di mana kau menabrak seseorang, Apakah kau tidak kasihan dengan orang itu"
"Apa siapa yang menabrak ? " tanya Rizki yang memang tidak tau apa apa
"Gue nabrak seorang perempuan Rizki salah dia sendiri lah nyeberang tiba-tiba jadi itu bukan kesalahan gue sepenuhnya kali"
"What bukan kesalahan lo, Varo tetep aja loh kebut-kebutan di jalan yang gak seharusnya, udah ayo kita cari dia gue nggak mau ya kalau sampai kita semua masuk penjara"marah Rizki
Alvaro hanya mengangkat bahunya saja dan masuk kedalam mobil, melajukan kembali mobilnya kearah sana, dimana kejadian terjadi namun sudah tidak ada siapa siapa, sudah sepi.
"Mana udah nggak ada berarti udah ada yang nolongin, udahlah gue mau pulang papih gue pasti marah lihat gue belum ada di rumah"
Alvaro kembali melajukan mobilnya tanpa mau mendengarkan ceramahan teman temannya yang pasti akan menganggu dirinya.
**
Sena yang binggung karena suster bulak balik keluar segera memberhentikannya "ada apa sus "
"Pasien kehabisan darah Tuan tapi stok darah di sini udah habis"
"Golongan darahnya apa "
"Golongan darahnya O tuan "
"Saya Ab apakah bisa, setau saya itu akan cocok "
"Baik tuan silahkan masuk dulu, kami akan mengeceknya "
Sena mengangguk dan masuk kedalam ruangan , disana dia melihat Sani yang terkulai lemas dengan lebam yang cukup banyak di tubuhnya.
Sena berbaring disebal Sani, mengapai tangan Sani yang terkulai lemas, dokter mencek darah Sena dan ternyata cocok, dokter segera mengambil tindakan dan selama pengambilan darah Sena tak henti hentinya menatap Sani.
Bertahanlah Sani, tolong bertahan untuku, jangan pergi meninggalkan ku, sepertinya aku sudah mulai tertarik pada mu, pada anak kecil sepertimu tapi aku belum tau apakah aku mencitaimu atau tidak.
Aku tidak tau yang aku rasakan ini hanya sebuah ketertarikan saja, atau akan bertahan untuk selamannya dan berubah menjadi cinta.
Karena hatiku sudah lama beku dan mati namun saat melihatmu tiba-tiba saja hatiku merasa hangat dan perlahan-lahan hidup kembali.
**
"Pih papih dimana " teriak Alvaro yang baru pulang.
Alvaro pergi kekamar papihnya namun tak ada, lalu mengecek keruangan kerjanya namun tak ada juga.
"Papih kemana sih sebenarnya, katanya mau tunggu aku dirumah tapi gak ada "
Alvaro segera menghubungi papihnya namun sama sekali tak dijawab, sampai beberapa kali namun tak ada sambungan yang dijawab.
"Den cari tuan yah "tanya pelayan rumah ini
"Iya Bi mana Papih katanya mau tunggu aku di rumah"
"Tuan dari jam 09.00 sudah tidak ada di rumah, saya juga gak tau kemana "
"Ya udah Makasih Bi"
Alvaro segera berjalan ke arah kamarnya dengan masih memikirkan di mana sebenarnya Papihnya. Sungguh dirinya sangat khawatir takut terjadi apa-apa dengan Papihnya di jalan.
Saat Alvaro sedang memikirkan Papihnya, Bella sang pacar menelfon. Alvaro menghembuskan nafasnya lagi pusing ditambah pusing lagi.
"Ada apa sayang "
"Varo aku masih teringat tentang kejadian tadi, kejadian kamu nabrak perempuan itu entah kenapa terngiang giang terus di dalam pikiranku, aku sangat takut sekali. Aku takut tiba-tiba ada polisi yang datang ke rumah aku dan menangkap ku "
"Bella kau ini kalau berbicara suka kemana saja, jangan bicara seperti itu positif dong jangan malah menakut-nakuti ku juga "
"Aku tidak menakut-nakuti mu Varo. Aku cuman takut terjadi sesuatu padaku dan dirimu"
"Sudah Bel besok kan sekolah sekarang waktunya tidur. Jangan pikirkan itu kembali semuanya akan baik-baik saja ,aku yang akan menanggung semuanya kau tidak akan terbawa-bawa"
"Tapi kau juga harus tidur. Aku juga tidak mau kau memikirkan tentang kejadian itu "
"Iya aku akan tidur, aku matikan ya "
" jangan apakah kau bisa menemaniku tidur terlebih dahulu jangan kau matikan, aku masih takut "
"Baiklah sayang, segeralah tidur aku akan menemani mu jangan takut aku ada akan menemani mu "
"Baiklah Varo "
**
Ayah Sani masih setia menunggu diluar rumah, takut takut nanti anaknya pulang, semoga saja anaknya ada pulang.
"Sani sayang kamu kemana, ayah sangat khawatir, semoga kamu baik baik saja ya nak, ayah disini menungumu "
Ayah Sani celingak celinguk siapa tau tiba tiba anaknya muncul, bahkan dirinya sudah menguap dan sampai sampai ketiduran, namun kembali terbangun dan terjaga menunggu anaknya pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments