Sena yang tak fokus mengerjakan pekerjaannya melempar penanya dan memijat kepalanya melihat jam tangannya sudah menunjukan pukul 09:00.
"Kenapa dengan aku ini, kenapa harus memikirkan Sani terus menerus, sepertinya aku harus merilekskan dahulu tubuhku "
Sena segera bangkit dan melajukan mobilnya kearah cafe terdekat rumahnya. Setelah sampai Sena segera masuk, seperti biasa selalu banyak yang menatapnya.
Sena duduk paling ujung dan memanggil seorang pelayan "mau pesan apa tuan "
"Saya ingin nasi goreng, sate dan juga jus alpukat ya dan satu lagi air putih "
"Baik tuan saya ulangi ya "
"Tak usah "
"Baik tuan pesan anda akan segera datang "
Pelayan itu pergi kearah dapur dan memberikan pesanannya Sena tadi.
"Sani apakah aku bisa menolongku "
"Tentu kak kenapa "
"Tolong kau antarkan pesanan meja delapan ya, sekarang aku harus cepat cepat pulang, bagaimana apakah kau tidak apa apa"
"Iya kak akan aku antarkan "
"Terimakasih Sani, kau sangat baik sekali "
Sani hanya mengangguk saja dan mengambil pesanan meja 8, Sani segera melongok dan ternyata ada diujung sana seorang laki laki yang sedang fokus pada ponselnya.
"Tuan ini pesanan anda, saya permisi "
Sena mendongakan kepalanya dan menatap perempuan yang ada dihadapannya dari atas sampai bawah "Sani " panggil Sena.
Sani segera mendongakan kepalannya dan menatap Sena "iya tuan ada yang bisa saya bantu "
"Duduk "
"Maaf "
"Duduk aku bilang duduk "
"Maaf tuan saya masih bekerja dan tidak sopan saya duduk disini bersama tuan saja permisi dulu "
Sani segera pergi namun Sena menahannya "duduk atau aku akan memanggil maneger mu kalau kau telah membuat pelangganmu kecewa "
Sani menghembuskan nafasnya berbalik dan duduk berhadapan dengan Sena "jadi apa yang ingin tuan mau dari saya "
"Makan "
"Hah makan ? "
"Iya apa perlu aku menyuapi mu "
"Tapi ini pesanan mu, aku tak enak dengan teman teman ku "
"Baiklah kau temani aku makan, dan nanti setelah kau beres bekerja kau yang makan "
Sani tak menjawab apa apa, namun Sena dengan senang melahap makanannya, tak menyangka akan bertemu dengan Sani, yang terus saja berkeliaran didalam fikirannya.
"Hem makin cantik saja dia memakai pakaian seperti ini, apa lagi kalau memakai yang lain "
Sani yang malu dipandang terus menerus oleh orang yang ada didepannya menundukan kepalanya, binggung harus melakukan apa.
"Sejak kapan kau bekerja disini "
Sani menongakan kepalanya dan langsung bertatapan dengan laki laki itu "aku sudah bekerja disini sejak masuk sekolah sma"
"Kenapa bekerja, seharusnya kau belajar "
"Iya aku tau, tapi aku bukan orang yang berkecukupan yang bisa berleha leba begitu saja "
"Kapan kau pulang "
"Nanti jam 11 malam "
"Apa kenapa begitu malam kau ini seorang perempuan tak baik pulang larut "
"Tapi itu memang sudah rutinitas ku tuan jadi tidak masalah. Aku pulang malam pun takkan ada yang khawatir denganku dan aku bisa menjaga diriku sendiri"
"Ke mana orang tuamu"
"Mereka ada apakah tuan sudah makanny.a Apakah saya boleh pergi karena banyak pekerjaan yang harus saya lakukan kalau tidak saya akan pulang makin larut tuan "
"Baiklah bisa kau jangan panggil aku tuan "
"Baiklah om saya permisi "
Sani segera berlari meninggalkan Sena, Sena yang mendengar sebutamnya dari Sani sampai melonggo "apakah aku seperti om om "
Sena mengambil kaca yang selalu dia bawa, dan melihat wajahnya "tidak aku masih tampan dan tak seperti om om, apakah aku seburuk itu dihadapan Sani, "
Sena segera menghabiskan makamannya, dan menunggu Sani pulang, sudah jam 10 namun belum nonggol juga Sani dan sudah jam 11 masih saja belum keluar.
"Maaf tuan kami mau tutup " ucap salah satu pelayan pada Sena
"Oh ya maaf, apakah Sani masih ada didalam "
"Sani sudah pulang tuan dari jam 10 tadi "
"Benarkah "
"Iya tuan, dia sudah pulang karena memang jadwal pulangnya jam 10 "
"Baiklah terimakasih, ini uangnya dan kembaliannya untuk mu saja "
Sena secepatnya pergi kedalam mobil "dasar kau ini Sani, berani beraninya kau menipuku, awas saja aku akan membuatmu tunduk padaku dan tak bisa lari dariku sampai kapan pu "
**
"Apa yang kau lakukan diluar sana kenapa begitu lama pulangnya "
"Maaf bu aku lembut jadi pulang malam "
"Dasar kau tak tau diri cepat buatkan kami makan, kau tau aku dan anak ku sudah kelaparan, kami lelah mengurua ayahmu yang sakit sakitan dan oh ya gajih bulan depan ingat untuk membeli pakaian kakak mu " ucap ibu tirinya Sarah.
"Tapi bu uang bulan depan buat beli obat ayah, Sani udah gak punya uang lagi "
"Kamu ini pelit banget ya, kakak kamu cuman minta gajih kamu aja apa susahnya sih "
"Tapi jangan semuanya bu, Sani juga butuh buat ayah dan buat kebutuhan lainnya "
"Makannya kamu itu cari kerja yang bener, jadi pelacur juga gak apa apa, biar banyak dapet uangnya pergunain dong punya wajah cantik itu bukannya didiemin aja "
"Ya allah bu, kenapa ibu tega berbicara seperti itu, aku ingin mencari uang yang halal bu, bukan dengan cara menjual diri "
"Sudahlah jangan banyak bicara sekarang kau buat makanan untuk kami kami kelaparan di sini yang enak jangan bicara terus"
"Baik bu "
Namun saat Sani masuk kedalam dapur disana tak ada apa apa, bahkan beras pun tak ada "apa yang harus aku masak sedangkan didalam sini tak ada apa apa "
Kembali Sani menghampiri ibunya "bu apakah beras habis "
"Lihat saja sendiri kosong, kalau begitu kau pergi beli makanan yang lain diluar cepat " sambil mendorong Sani.
Sani segera bangkit dan keluar dari rumah dan tanpa Sani sadari ada yang mengikutinya dari belakang.
"Malam malam seperti ini apa yang harus aku beli, ini sudah hampir jam 12 malam "
Sani terus saja berjalan, dan segera menyebrang saat melihat ada gerobak mie ayam yang masih buka.
"Mas saya pesin 3 porsi ya tolong "
"Baik neng "
Sani membuka dompetnya dan melihat uang yang semakin menipis "gimana ini besok harus beli obat Ayah sedangkan uang aku tinggal segini lagi"
"Neng ini udah "
" Oh ya Mas berapa"
" 45.000 Neng"
Sani mengambil satu lembar uangnya dan memberikannya pada mas mie ayam.
Lalu mengambil kembaliannya, menyimpannya kembali didompet.
Sani tanpa melihat jalan langsung saja menyebrang dan tiba tiba saja dirinya tertabrak dan sayup sayup dirinya mendengar ada yang meneriaki namannya.
Sani yang masih sedikit sadar bangun dan memegang keningnya yang berdarah.
"Sani Sani apakah kau baik baik saja, Sani Sani kamu baik baik saja kan "
Sani yang tidak bisa menjawab langsung pingsan begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments