Flasback on
Saat tau Sani sudah pulang Sena tak langsung pulang dia menelfon anak buahnya "Hallo kau cari alamat Sani Zea Amanda, anak yang aku beri beasiswa "
"Baik tuan saya akan mencarinya "
"Aku ingin sekarang, aku tak mau lama, aku tunggu 10 menit "
"Baik tuan "
Sena mematikan sambungannya, masuk kedalam mobil dan menunggunya disana. Tiba tiba saja dirinya ingat sang anak, apakah dia sudah pulang.
Kembali Sena membuka ponselnya dna menghubingi anaknya, lama tak diangkat malahan memang tidak diangat.
"Apa dia sudah tidur, apakah dia sudah pulang kerumah "
Tiba tiba ting, pesan dari anak buahnya ,saat dibuka ternyata alamat Sani, dengan cepat Sena menjalankan mobilnya mengikuti alamat yang diberi anak buahnya tadi.
Selama perjalanan kesana dirinya menghubungi sang anak dan akhirnya diangkat juga.
"Hallo Varo dimana "
Varo menyuruh teman temannya untuk dia"aku ini sedang dijalan untuk pulang kerumah"
"Awas saja kalau papih tau kamu balapan lagi, papih akan menyita fasilitas yang papih berikan padamu "
"Tenang pih ,aku tak akan mungkin balapan lagi "
"Baiklah papih tunggu dirumah "
Setelah selesai berbicara dengan anaknya Sena kembali fokus kejalanan dan tak lama sampai juga dirumah Sani.
Namun ternyata belum sampai harus masuk gang juga, Sena turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam gang itu.
Gangnya sangat gelap sekali "kenapa harus masuk gang kecil seperti ini sih, apa tak bisa rumah Sani dipindahkan kepinggir jalan saja" rutuk Sena
Namun masih saja berjalan makin masuk dan makin masuk dan sekarang Sena sudah ada didepan rumah Sani.
"Sani tinggal disini begitu tak layak, "
Sena yang melihat gagang pintu bergerak berlari kearah tempat gelap dan ternyata yang keluar adalah Sani, dia berjalan menjauh dari rumah.
Sena yang khawatir mengikutinya dari belakang, tanpa suara, dan untung saja Sani tak curiga atau melihat kebelakang.
Sena naik kedalam mobil dan melajukannya dengan pelan tentu mematikan lampunya.
Ternyata Sani menyebrang dan membeli mie Ayam, Sena hanya bisa mengawasinya saja tanpa turun dari dalam mobil "malam malam begini makan mie, kenapa tidak nasi saja, siapa yang menyuruhnya pergi malam malam seperti ini, apa tidak salah "
Tak lama kemudian Sani berjalan kembali dan menjebrang begitu saja tanpa tengok kanan kiri, Sena yang memang melihat mobil yang melaju kencang kearah Sani turun dan akan menolongnya .
Bahkan dia sudah berteriak teriak, menyuruh Sani untuk menghidar namun semua itu malah sia sia saja, Sani tak mendengar teriakannya.
Namun semuanya sia sia, mobil itu melaju dengan kencang dan menabrak Sani sangat kencang, sekilas Sena melihat mobil itu dan langsung berlari kearah Sani.
Memangku kepala Sani yang berdarah, tadi Sani sempat sadar namun langsung tak sadarkan diri.
flasback off
"Sani bertahan lah "
Sena langsung membawa Sani kedalam mobil, saat akan ada orang yang membantunya untuk memasukan Sani dan memegangnya, Sena langsung menepisnya.
Dia memasukan Sani ke kursi belakang, dan segera melajukan mobilnya kearah rumah sakit terdekat.
"Kau harus kuat Sani. Kau harus kuat tenang ya aku akan membawa mu kerumah sakit. Kau harus kuat Sani harus kuat "
Sena menjalan mobil dengan ugal ugalan, tak menghiraukan orang orang yang memarihinya.
Saat sudah sampai dirumah sakir Sena langsung membawa Sani kedalam "dokter suster tolong, tolong saya "
Seorang suster membawa brankar dan Sena membaringan Sani disana "cepat sus periksa dia tertabrak, selamatkan nyawanya "
"Baik bapak tunggu disini ya dokter akan memeriksannya "
Sena mengangguk dan membatu suster mendorong bankernya , Sena sampai keluapaan akan masuk namun suster langsung menahannya.
"Jangan pergi Sani, jangan pergi "
**
"Bu mana makanannya, dari tadi tunggu Sani gak dateng dateng, mana sih dia bu "
"Gak tau ibu juga, kemana anak itu, apa dia kabur "
"Tidak mungkin anak ku kabur, kau jangan berkata yang tidak tidak " bela ayah nya Sani Bara
"Tapi yah, mana dia tak datang datang "
"Tolong kalian cek kedepan takutnya terjadi apa apa sama Sani"
Anggia hanya memutarkan bola matannya, ayah tirinya yang tak bisa apa apa, hanya bisa duduk dikursi roda dan hanya bisa menyusahkan saja.
"Bu tolong ayah, tolong cek kedepan "
"Baiklah baiklah ayo Anggia kita lihat apa yang sedang anak itu lakukan di jalanan semalam ini"
Anggia hanya mengangguk saja dan mengikuti langkah ibunya " Kenapa sih bu kita harus capek-capek nurutin apa kata ayah"
"Kalau kita nggak nurutin apa mau dia yang ada dia sampai pagi bakal cerewet nanyain Sani Sani dan Sani ibu nanti pusing dengernya jadi udahlah kita cari dulu aja kalau nggak ada balik"
"Ok deh bu, semoga aja tu anak mati, aku udah muak banget liat muka dia "
"Iya semoga aja ada yang nabrak dia "
"Bener bu, bu liat deh didepan kok rame, apa itu Sani yang mati, ayo bu kita lihat "
Anggia sedikit berlari sambil mengandeng tangan ibunya "ada apa ini " tanya ibunya Anggia pada salah satu warga.
"Tadi ada tabrak lari tapi untungnya Sani udah dibawa sama laki-laki tampan entah kemana"
"Sani ? jadi Sani yang kecelakaaan "
"Iya bu Sarah anak tiri ibu, cepat cari Sani kerumah sakit terdekat, kasian dia nanti bu "
"Ya allah anak ku, baik bapak bapak terimakasih saya akan mencarinya, ayo Anggia kita pergi "
Dengan wajah yang dibuat buat sedih mereka berdua berlari dari kerumunan dan saat sudah jauh malah tertawa terbahak bahak.
"Bu apa yang baru saja kita katakan baru saja terjadi kata-kata kita mujarab banget"
"Benar Anggia akhirnya anak itu menghilang juga, Ayo kita pulang dan bilang saja pada ayahnya kalau anak kesayangannya itu pergi kabur dengan seorang laki-laki ayo-ayo dia tidak akan tahu kejadian yang sebenarnya"
"Benar bu ayo kita cepat pulang siapa tahu ayahnya juga menyusul anaknya, sebentar lagi kita akan bebas dan tidak mengurus orang tua penyakitkan itu lagi"
Ibunya mengangguk dan berjalan dengan celat kearah rumah "ayah ayah, ini sangat tidak terduga ayah, Sani sangat mengecewakan kita "
"Apa yang terjadi dengan Sani bu, apa "
"Ayah Sani sungguh tidak tahu diri, dia pergi bersama laki-laki dijemput tadi ya ampun Ayah anakmu itu sungguh tidak tahu diri, seharusnya dia mengurusmu denganku bukannya malah pergi begitu saja meninggalkan mu"
"Tidak mungkin tidak mungkin Sani melakukan itu Sani bukan anak yang nakal seperti itu Bu pasti ibu salah lihat"
"Salah lihat gimana sih yah banyak saksinya malahan bapak-bapak yang bilang kayak gitu, Ibu sudah datang ke sana tapi Sani sudah pergi bapak bapak yang lagi duduk-duduk aja bilang kalau Sani pergi sama laki-laki, ditanya juga malah marah katanya "
"Gak mungkin "
"Yaudah sih kalau Ayah nggak percaya sama ibu, udah yuk bu kita tidur aja biarin aja dia di sini nungguin anak kesayangannya pulang"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments