Bab 18

Di malam saat Sava melarikan diri! Gerombolan anak buah Rendra, iring-iringan menuju lokasi proyek irigasi.

Tiba di lokasi, mereka menyeberangi sungai. Di bawah perintah Rendra mereka merusak apa yang bisa mereka rusak.

Malam yang tadinya sunyi mencekik, berubah rusuh!

Para pekerja yang tidur, yang tidur di barak terjaga dari tidur mereka. Lalu mereka keluar memeriksa apa yang terjadi.

Betapa kagetnya mereka, saat melihaht sejumlah orang memporak porandakan segala benda di proyek itu.

" Hei! Siapa kalian. Apa yang yang kalian lakukan!" teriak mandor lapangan. Lalu mengerahkan semua pekerja untuk melawan para perusuh.

Perkelahian tak terhindar lagi. Antara anak buah Rendra dan para pekerja. Robin, mandor pengawas proyek menelepon Bara. Tapi tak juga tersambung.

Setelah beberapa menit kemudian, Bara mengangkat teleponnya.

" Halo pak Robin, ada apa pak menelepon dini hari begini?" seru Bara.

" Pak ! Gawat pak! Ada segerombol orang tak di kenal pak. Mengacau di proyek. Mereka merusak fasilitas di sini pak!"

"Apa? Gerombolan pengacau! Siapa mereka , pak Robin?"

" Saya tidak kenal pak. Kami butuh bantuan, segera!"

" Oke pak Robin. Saya akan segera ke lokasi." sahut Bara. Dan bergegas turun, lalu menggedor pintu kamar Bagas dan Frank.

" Ada apa Bara?"

" Ada gangguan di proyek ,Om! Gerombolan orang tak di kenal melakukan penyerangan ke lokasi proyek."

" Apa?" Frank kaget lantas bergerak keluar. Sambil menelepon seseorang.

Bara dan Bagas segera menyusul.

" Apa ini ulah anak buah Rendra?" guman Bara.

" Bisa saja bos. Karena mereka itu orang yang sangat kejam."

" Hem, ini pasti atas perintah, Vincent! Ayo cepat Bas!" perintah Bara untuk mempercepat laju mobil.

Bas tak menyahut, dia harus konsentrasi pada jalan yang menanjak. Dimana di kedua sisi jalan ada jurang. Bila hilang kendali, nyawalah taruhannya.

Mereka tiba di lokasi. Bara melihat para pekerja yang berusah bertahan melawan penyerang itu.

Sekali lompat, Bara telah turut dalam arena pertarungan. Bara menyerang beberapa orang tak di kenal itu dengan mudah. Di banding dirinya, seni bela diri para pengacau itu tak ada apa- apanya.

Jadi dengan mudah, Bara berhasil melumpuhkan beberapa dari mereka. Begitu juga dengan Frank dan Bas. Mereka juga berhasil menghajar perusuh itu.

Melihat ada bantuan datang, para pekerja juga melawan sebisa mereka. Anak buah Rendra yang kena hajar Bara, merasa gentar. Sehingga banyak dari mereka yang melarikan diri.

Melihat anak buahnya kocar- kacir melarikan diri, merasa geram. Akhirnya Rendra sendiri bertahan menghadapi Bara.

" Hem, ternyata kamu!" seru Bara dingin.

" Apa maksudmu mengacau di sini hah! Ini adalah tanah pribadi, ada urusan apa kamu merusak fasilitas di sini.!" tatap Bara dingin.

" Fueh! Rendra meludah. " Dasar anak bau kencur, sok-sokan berulah. Kamu tau ininadalah tanah sengketa. Kenapa kamu membangun irigasi di sini tanpa pemberitahuan kepada bos ku!"

" Oh, jadi kamu adalah suruhan , Vincent! Baik, sampaikan salamku padanya. Aku tantang dia menyelesaikan kasus ini lewat hukum."

" Ha...ha...Aku salut dengan nyalimu anak muda!

Bersiaplah kamu untuk mampus. Kamu memang anak kecil dan bodoh. Tidak tau berhadapan dengan siapa. Hiat....!" mendadak Rendra melakukan serangan. Wajah Bara kena pukulan telak dari Rendra.

Bara merasakan asin di sudut mulutnya. Bara meludah, menatap Rendra dengan tatapan membunuh.

" Tahan Bara! Biar aku saja yang menghadapi." cekal Frank pada lengan Bara.

" Kalian memang tak berhenti, berulah! Kali ini kalian sungguh keterlaluan!"

" Ha..ha...akhirnya keluar juga kamu bandot tua. Kemana saja selama ini. Apa bocah itu membuat nyali bangkit?!" Rendra menatap penuh ejekan.

Pertarungan di mulai, Rendra menyerang membabi buta. Frank menghadapi setiap serangan Rendra dengan tenang. Serangan Rendra lebih banyak menyentuh angin. Frank dengan lihai menghindar dan beberapa kali memberi tendangan telak, di dada Rendra.

Membuat Rendra kewalahan dan merasakan sensasi panas di dadanya. Rendra tak menyangka kalau Frank memiliki ilmu bela diri yang tinggi, mengingat dia yang selama ini selalu diam dan menhindari masalah.

" Aku sudah bosan melihat tingkah kalian selama ini. Bug! " sekali lagi Frank memberi tendangan tepat di ulu hati Rendra. Rendra terkapar di tanah tak berdaya.

Melihat bosnya pingsan semuah anak buah Rendra langsung kabur. Franknmengangkat tubuh Rendra dan melemparkannya ke mobil pick up. Setelah lebih dulu mengikat ke dua kaki dsn tangannya.

" Om mau kemana? Apa yang hendak om lakukan!" teriak Bara, khawatir. Bara takut Frank melakukan tindakan nekad.

" Aku akan menyelesaikan apa yang mereka mulai!"

" Om mau ke rumah Vincent, mengantar cecunguk itu!"

" Om jangan nekad. Itu sama saja dengan bunuh diri. Om akan kalah jumlah."

" Om sudah minta bantuan, sebentar lagi mereka sampai." sahut Frank . Lalu masuk ke mobil pikc - up. Menyalakan mesin mobil dan melaju dengan cepat. Sehingga tubuh Rendra berguncang hebat di belakang.

" Ayo Bas, kita ikuti om Frank!" Bas berlari ke arah mobil dan mengikuti mobil Frank. Bas berhasil menyusul mobil Frank. Tidak berapa lama, di belakang mereka juga menyusul beberapa mobil.

" Mereka itu, siapa Bas?"

" Mungkin itu bantuan yang di sebut pak Frank."

Akhirnya iring- iringan itu tiba di kediaman Vincent. Frank menyeret Rendra dari bak mobil pick - up, dan melemparkan tubuhnya ke tanah.

" Vincent! Keluar kau pengecut, tua bangka!" seru Frank dari halaman. Mendengar teriakan Frank Vincent yang sedang minum di ruang kamarnya, terkejut mendengar teriakan itu.

Dengan tubuh agak terhuyung karena terlalu banyak minum, Vincentn keluar dari rumahnya.

Anak buahnya sudah berdiri di halaman berjaga- jaga. Sebagian masih belum sampai karena kocar - kacir tadi.

" Hei! Siapa kamu. Memasuk tanahku tanpa izin!"

Vincent memberi kode untuk menghajar tamu yang tak di undang itu. Tapi tak satu pun dari anak buahnya yang bergeming.

" Ayo hajar, tunggu apa lagi, hah!" gertaknya .

Tapi anak buah Vincent gentar, melihat orang- orang yang berdiri di belakang Frank. Belum lagi karena Rendra ada dalam tawanan mereka.

" Maaf pak, itu pak Rendra di tawan sama mereka. Kami takut terjadi apa- apa padanya."

" Plak! Dasar pengecut! Ayo serang, mereka!"

Akhirnya tanpa di suruh dua kali, anak buah Vincent menyerang kubu Frank. Pertarungan tak seimbang pun terjadi. Karena anak buah Vincent, sudah tak sanggup untuk melawan anak buah, Frank. Karena mereka banyak yang terluka akibat pertarungan di lokasi proyek.

Sehingga dengan mudah, anak buah Vincent di kalahkan. Melihat anak buahnya banyak yang terluka, Vincent sangat murka.

" Kurang ajar. Beraninya kamu bermain- main denganku, hah!"

" Cukup pak tua. Aku datang memberi peringatan padamu! Jangan sekali- kali mengganggu atau mengancam pengerjaan proyek irigasi itu. Kalau tidak, kamu akan berurusan dengan hukum.!"

" Apa? Ha..ha...kamu mengancam aku, ya? "

" Aku beri kamu peringatan! Jika kamu dan anak buah mu masih membangkang. Aku akan bongkar kejahatanmu, dua puluh tahun yang lalu.

Jadi camkan itu, faham.!" gertak Frank seraya menarik tubuh Rendra dan mendorongnya ke arah Vincent.

Tubuh Rendra terjatuh tepat di kaki, Vincent.

Frank memberi kode kepada anak buahnya untuk berlalu dari tempat itu.

Bara masih berdiri di tempatnya. Menatap tajam ke arah Vincent. Ini untuk pertama kalinya Bara melihat sosok Vincent secar langsung.

Tiba- tiba sekelebat bayangan masa lalu muncul dalam ingatannya. ****

Terpopuler

Comments

lindsey

lindsey

satu kesalahan jangan pernah bersikap baik terhadap musuh. dengan meninggalkannya begitu saja. karena dimasa akan datang pasti membalas dendam. harusnya langsung dibunuh habis semua sampe keturunannya

2024-02-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!