Bab 2

Tania menajamkan pendengarannya, serayq matanya mengitari seisi ruangan. Tania berlari ke arah ranjang tapi tak ada tempat yang cocok di jadikan untuk bersembunyi.

"Bu, ayo lekas keluar nanti ibu menyentuh barang-barang yang bisa menghilangkan bukti," seru petugas itu.

" Pak, tolong aku pak, mencari kepeonakan saya. Tadi aku seperti mendengar suara tangis, tapi aku tak tau dari mana asalnya."

" Ibu yakin mendengar sesuatu?" tanya petugas.

"Iya, Pak. Sepertinya di ruangan ini, tapi aku tak tau di mana," seru Tania putus asa. Polisi dengan nama Arif itu turut juga mencari, dengan hati- hati. Langkah Pak Arif tertuju ke arah vas bunga besar. Siapa tau anak itu sembunyi di baliknya.

Ketika jaraknya tinggal selangkah lagi, vas bunga itu bergoyang. Bara kecil yang di sembunyikan ibunya, sangat ketakutan saat melihat polisi itu mendekati persembunyiannya. Karena itu ia mau mencoba melarikan diri. Tapi karena tempat yang sempit, lemari kecil itu jadi bergoyang.

Pak Arif langsung mengangkat vas bunga besar itu dari atas kemari kecil. Dan membuka pintunya

alangkah kaget pak Arif saat melihat Bara, dengan wajah ketakutan meringkuk di lemari kecil itu.

Tania yang mengikuti langkah Pak Arif, lebih kaget lagi.

" Bara!" panggilnya antara sedih dan bahagia. Sedih karena anak itu telah kehilangan kedua orang tuanya. Dan Bahagia karena Bara lepas dari pembantaian.

Pak Arif mengeluarkan tubuh mungil itu dari dalam lemari, dan memberikannya pada Tania. Tania menangis sesegukan, mereka keluar dari kamar itu. Sedang kondisi Bara sangat memprihatinkan. Tatapan matanya kosong, Bara tak merespon ketika Tania memanggil dan menciuminya. Bara trauma saat saatbmelihat kedua orang tuanya di bantai beberapa menit lalu.

Selang beberapa saat petugas forensik telalh tiba di TKP. Para petugas memasukkan kedua mayat itu ke dalam kantong jenazah untuk di visum di labfor.

Beberapa petugas mengambil foto dan beberapa bukti untuk penyelidikan. Kilatan lampu blizt saling beradu menyilaukan mata. Petugas juga memintai beberapa keterangan dari para saksi yang ada di lokasi.

Hampir semua tempat telah di telusuri petugas. Mulai dari gudang, hingga ke kandang hewan ternak yang terbakar habis. Untuk mencari bukti yang kuat tentang pembataian malam itu.

Tapi para pelaku adalah orang- orang yang sangat profesional dalam menjalankan tugasnya. Sepertinya mereka adalah pembunuh bayaran, berdarah dingin. Karena korban tidak sempat melakukan perlawanan, meski korban memegang senjata di tangannya.

Diantara kerumunan orang - orang yang menyaksikan kejadian kebakaran dan pembunuh

an itu, seorang lelaki seumuran Pak Hartono tersenyum sinis.

Dia adalah Vincent pemilik tanah pertanian juga, yang menjadi tetangga Pak Hartono. Banyak yang tidak tahu kalau Pak Wisnu orang tua Hartono punya sengketa dengan orang tua pak Vincent.

Pak Wisnu tidak pernah membicarakan masalah perbatasan itu kepada Hartono.

Pak Wisnu tidak ingin anak- anaknya terlibat dengan tanah sengketa itu.

Dari surat tanah yang di miliki Pak Wisnu, tanah di perbatasan itu adalah miliknya. Yang di wariskan kepadanya dari orang tuanya. Tanah itu di pisahkan oleh sebuah sungai yang berbatas langsung dengan tanah milik keluarga pak Vincent.

Jadi sungai itu masuk dalam kepemilikan pak Wisnu. Tapi di klaim oleh orang tua Vincent sebagai tanah miliknya.

Meski Pak Wisnu memiliki surat- surat yang syah tapi orang tua Vincent ngotot bahwa sungai itu masuk ke tanah miliknya. Karena kedua belah pihak saling mengklaim. Akhirnya tanah perbatasan itu tidak pernah di kelola oleh kedua belah pihak.

Masalah kembali timbul setelah pak Wisnu meninggal dalam kecelakan tunggal dua tahunyang lalu. Dan kecelakaan itu tak pernah terungkap, bahwa pihak keluarga Vincentlah yang merusak mobil itu.Dengan memutus remnya.

Berkali- kali Vincent mengirim -kan surat ancaman pada Hartono, soal tanah sengketa itu.

Saat itulah Hartono tau bahwa antara keluarga-

nya dan keluarga Vincent ternyata bertikai.

Setelah menyewa jasa seorang pengacara terkenal, Hartono mengetahui bahwa tanah itu adalah tanah miliknya. Hatinya tak gentar untik mempertahankan yang menjadi haknya.

Bahkan Hartono berencana untuk mengelola tanah itu menjadi sebuab pertanian. Dengan membaginya ke beberapa warga dengan sistem Koperasi, sehingga tanah itu bermamfaat bagi orang banyak.

Ketika Vincent mendengar rencana itu darj anak buahnya, membuatnya marah besar. Karena dia juga berencana hendak membangun tanah itu menjadi obyek Pariwisata.

Karena itu Vincent mengancam akan membuat perhitungan dengan Hartono.Tapi Hartono balik mengancam akan melaporkan Vincent, karena dia telah menemukan ladang ganja di tanah milik Vincent.

Hal itulah yang membuat Vincent nekad untuk mengesekusi keluarga Hartono malam itu juga.

Dengan membayar mahal para pembunuh bayaran profesional. Dan tidak percuma Vincent membayar mereka , karena mereka nyaris tak meninggalkan jejak.

Hanya satu kesalahan yang mereka perbuat, mereka tidak membunuh putranya Hartono, Bara.

Karena setelah dewasa kelak, Baralah yang akan menuntut darah atas kematian orang tuanya.

20 tahun kemudian.

Tap...tap...tap...

Langkah kaki tergesa itu, memecah keheningan koridor Rumah Sakit di tengah malam yang dingin.Secepat apapun dia berlari, tapi dia merasa langkahnya seperti jalan di tempat.

Langkah kaki di belakangnya tak mampu mengikuti sehingga dia tertinggal jauh.

" Bara...! Tunggu!" tapi suara itu tak mampu menghentikannya. Bara, semakin cepat berlari menuju sebuah ruangan, di mana Pamannya tengah kritis karena kecelakaan.

Akhirnya Bara tiba di ruangan Vip tempat Paman Danu di rawat. Bara begitu syok melihat keadaan pamannya. Tak kuasa ia menahan air matanya jatuh. Melihat keadaan Bara, Sherly bibinya menyentuh pundak Bara.

" Yang kuat dan sabar ya, Bara."

" Bibi, bagaimana bisa seperti ini,"

" Pamanmu mau bertemu teman lamanya. Dan kecelakaan itu terjadi saat Paman sudah sampai di sana. Tiba- tiba saja datang sebuah motor dan menabrak pamanmu begitu saja.

" Apa orangnya sudah di temukan , bi?"

"Sayangnya tak bukti kecelakaan itu.Tak ada cctv di sekitar lokasi itu.

" Hem, aneh. Apakah Paman sengaja hendak di bunuh, bi. Apa paman punya musuh?" bibi Sherly diam mendengar pertanyaan itu. Danu suaminya

memang punya masa lalu yang kelam.

Tapi sejak kehadiran Bara di rumah mereka dua puluh tahun lalu, itulah motivasi suaminya meninggalkan masa lalunya Dan memutuskan merawat Bara kecil, karena nereka memang tudak memiki anak.

" Bibi tidaķ tahu, nak. Setau bibi, pamanmu tidak punya musuh. Mungkin ini murni kecelakaan.

Tapi tidak dengan Bara, Bara yakin ada seseorang mencelakai pamannya. Siapapun itu, aku akan membalasnya, geram Bara.

" Bara, kamu benar- benar keterlaluan," sergah seorang gadis yang mengikuti lanngkah Bara tadi di koridor Rumah Sakit.

" Siapa juga yang menyuruhmu ikut. Kamu sendiri yang ngotot," cebik Bara dingin, sama sekali tak kasihan pada Sisy. Tadi mereka bertemu di cafe, Sisy yang merasa suprise bertemu Bara du cafe, dengan berani duduk semeja dengannya.

Padahal Bara tak mengundangnya dan hanya memandangnya sebelah mata. Tapi Sisy nekad, karena cowok yang dua tahun terakhir ini ia sukai, sangat susah bertemu dengannya.

Jangankan bertemu dengannya, membalas chatnya saja bukan main susahnya, ******

bersambung...

Terpopuler

Comments

lindsey

lindsey

thor bukannya bara diasuh sama tania ya? kan yg ambil bara tania thor. kok disini namanya jadi sherly ?

2024-02-21

1

Rosa Sianipar

Rosa Sianipar

H

2022-05-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!