Bab 9

Bara mengikuti langkah Frank. Dan terhenti bawah pohon pinus.

" Om akan mengajak mu keliling, dengan berkuda."

" Kuda?" tanya Bara heran, karena tak melihat seekor kudapun di sekitar mereka. Frank bersuit, dan tiba- tiba dari balik pohon pinus, muncul dua ekor tangguh.

Bara sangat kagum akan kuda - kuda itu. Keduanya sangat gagah dan terawat baik.

" Milik siapa, Om?" tanya Bara begiti tertarik.

" Si belang putih, milikmu. Dan yang coklat ini milik om."

" Wow! Siapa namanya om?" tatap Bara dengan senyum kagum.

" Terserah kamu siapa. Sebaiknya kamu yang kasih namanya. Supaya kalian lebih akrab,"

Bara teringat nama kudanya yang mati, pemberian om Danu dulu.

" Aku kasih namanya, Zack om." sembari mengelus kepala kuda si belang putih. Sepertinya kuda itu suka sama Bara, atau nama pemberian Bara. Zack merundukkan kepalanya seraya menggosokkan kepalanya ke tubuh Bara.

Bara tersenyum, dan membalas memeluk Zack.

" Ayo, Bara! Sepertinya Zack sudah siap kau tunggangi." seru Frank lantas naik ke punggung kudanya, si Brown. Sesuai dengan warnanya yang coklat.

" Ayo Zack! Kamu sudah siapkan?" Bara naik ke punggung Zack.

" Bas, kamu pulang saja. Kami mau keliling dulu!" seru Frank pada Bas, sopir yang mengantar Bara.

" Baik pak. Apa aku langsung ke kota saja.?"

" Terserah kau Bas. Jangan lupa bertemu bik Rasti. Sudah waktunya pulang, ngomong gitu aja. Bi Rasti pasti faham,"

" Iya pak! Saya berangkat dulu." Bas lalu pergi meninggalkan Bara dan Frank.

" Siapa bi Rasti, om?"

" Dia asisten rumah tangga. Selama ini beliau yang rutin membersihkan rumah orang tuamu."

Bara manggut, pantasan rumah peninggalan orang tuanya tetap bersih. Ternyata ada orang yang rutin membersihkannya.

" Ayo, Bara kita ke arah Utara, ikuti om." ucap Frank kalu menepuk punggung kuda Brown. Kuda coklat itu faham instruksi tuannya, lalu melesat lari ke arah Utara.

Tak mau kalah, Bara juga memacu si Zack untuk mengikuti si Brown. Akhirnya ke dua kuda itu berpacu, menuju tujuan ke arah Utara tanah pertanian keluarga Bara.

Limas belas menit mereka tiba di tujuan. Di tepian sungai yang menjadi tanah sengketa keluarga Wisnu dan Vincent.

Mata Bara melihat aliran sungai yang sangat jernih.Semuanya masih tampak asri. Pepohonan di pinggiran sungai menambah sejuk suasana. Perlahan ke dua kuda itu di giring ke arah sungai.

Zack dan Brown minum.

Sementara Bara menikmati pemandangan yang tersaji di depannya.

" Sangat indah om. Apakah ini juga milik orang tua saya?"

" I ya, iznilah hal yang menjadi sengketa orang tuamu dengan tetangganya pak Vincent. Vincent meng klaim bahwa sungai ini adalah masuk ke tanah mereka. Sementara dalam surat ke pemilikan , sungai ini dan sepuluh meter ke seberang adalalah milik pak Wisnu."

Almarhum pak Hartono, hendak membuka lahan pertanian di ujung sana. Rencananya hendak membuat irigasi dari aliran sungai ini. Tapi pak Vincent keberatan. Sebelum rencana itu terwujud, pak Hartono dan istrinya tewas di bantai di rumahnya.

Om yakin, Vincent ada di balik kematian ke dua orang tua mu. Juga kakek dan nenek serta Bibi mu. Vincent adalah satu-satunya musuh keluargamu."

Bara menyimak cerita Frank, dan mencoba merangkai cerita itu dalam benaknya.

" Apakah kematian om Danu ada hubungannya dengan orang tua ku om?"

" Tepat. Mereka terus mencari ke beradaan anak Hartono. Pewaris tunggal dari tanah pertanian ini. Sudah lama mereka mengincar tanah ini. Mereka ingin membelinya. Tapi karena ada rumor bahwa anaknya masih hidup dan dialah pewaris tanah ini. Mereka memburu mu.

Karena kau dalam pengasuhan paman Danu. Mereka kesulitan memiliki tanah ini.Jadi jalan satu- satunya adalah melenyapkan paman dan bibi mu.

Selain itu kamu adalah saksi satu-satunya pembunuhan orang tua mu.

Tapi sayang, kamu lupa ingatan akan masa lalumu. Karena trauma yang kau alami.

Om berharap, dengan kembalinya kamu ke sini, ingatanmu bisa pulih lagi. Sehingga bisa mengungkap kematian orang tua mu."

" Apakah mereka yang mengincar ku, mengenal ku om?" tanya Bara ingin tahu.

" Saat ini belum. Om Danu mu cukup pintar. Tak pernah mengekspos di media tentang diri mu.

Semua tentang dirimu dia rahasiakan! "

" Sekarang saya faham, kenapa om Danu tak pernah memasukkan ku di sekolah umum. Ku pikir karena ke anehan ku, karena setiap waktu aku selalu mengeluh sakit kepala." timpal Bara.

" Om Danu selalu mendatangkan guru ke rumah, aku belajar banyak hal di rumah. Sains, Matematika, Tehnologi hingga Beladiri. Om Danu benar- benar memasung ku di rumah. Masa remaja ku hanya ku jalani di rumah sampai aku sempat depresi. Ternyata ada yang melatari semua sikap Om Danu padaku.

Aku bahkan sempat membencinya! Tak kusangka semua itu adalah untuk kebaikan ku. Tapi kenapa om Danu tak pernah cerita selama ini om?"

" Danu menunggu waktu yang tepat untuk menceritakan tentang masa lalu mu, Bara. Om tau semua itu, karena om juga selalu memantaumu dari jauh. Hanya saja rencananya belum terwujud, Danu juga telah di habisi. Sama seperti ke dua oran tuamu."

" Jadi pelakunya keluarga Vincent itu ya ,om!" geram Bara.

" Om yakin , mereka ada di balik semua ini. Kita harus hati- hati. Karena Vincent punya mata- mata yang tersebar di kota ini.

Besok, om akan perkenalkan kamu di perusahaan. Sebagai Ceo baru yang om datangkan dari luar negeri. Untuk membantu perusahaan yang terancam pailit.

Jadi bersiaplah untuk terjun di dunia yang lebih kejam lagi, Bara. Om harap kamu bisa bertahan. Inilah saat kau buktikan semua perjuangan om Danu. "

" Saya siap om, Saya berjanji untuk membalaskan kematian keluarga saya." ungkap Bara geram.

" Om suka semangatmu.Om percaya kamu pasti bisa mengungkap semuanya. Tapi kamu harus ingat, jangan sampai seseorang pun tau indentitasmu yang sebenarnya!

Om akan selalu mendukungmu! Ayo, kita pergi dari sini. Masih banyak yang harus kita periksa!"

Frank dan Bara, kembali memacu kuda mereka ke arah selatan. Memantau beberapa hutan pinus. Lalu memeriksa padi yang siap panen. Juga perkebunan kopi yang puluhan hektar luasnya.

Kakeknya Wisnu adalah seorang tuan tanah di masa hidupnya. Beliau memiliki tanah pertanian yang luasnya berhektar. Yang di kelolanya dengan gigih dqn penuh perjuangan.

Saat membuka hutan pinus dan menjadikannya lahan pertanian. Usahanya yang cukup berhasil sehingga ia menjadi pengusaha yang sukses di masanya.

Kesuksesannya inilah yang menjadi cikal perseteruannya dengan keluarga Vincent, tetangganya.

Karena rasa iri dan dengki! Tak suka melihat keberhasilan tetangganya. Berbagai cara ia lakukan untuk menyingkirkan keluarga Wisnu.

Persaingan mereka, benar- benar tidak sehat.

Pada akhirnya Vincent memang sukses juga menjadi seorang pengusaha. Tapi sayang, tanah pertaniannya dia tanami bukan dengan padi atau tumbuhan palawija.

Tapi diam- diam Vincent menanam tumbuhan terlarang. Tumbuhan g***a yang ia tanam di kebun miliknya. Dan itulah yang di pergoki Hartono, sehingga ia di bunuh.

Vincent adalah salah satu pemasok barang terlarang. Yang keberadaannya dalam incaran Aparat. Tapi berkat pelicin yang ia tebar posisinya aman- aman saja. *****

bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!