Dan sekarang, setelah dua puluh tahun berlalu, tanah pertenian itu kembali di kelola. Tidak tanggung- tanggung malah irigasinya sekalian di bangun.
Karena masalah di daerah pertanian itu adalah, selalu mengharap curah air hujan. Sehingga panen hanya setahun sekali.
Dengan adanya irigasi, hasil panen akan berlimpah, karena padi bisa di tanam, minimal dua kali dalam setahun.
Bila hal ini terjadi, akan banyak nantinya yang menjadi pengelola pertanian dengan sistem sewa, bagi hasil.
Dan berarti lokasi pertanian itu akan ramai. Dan itu berarti sebuah ancaman bagi usaha haram yang di jalankan Vincent. Pemilik tanah pertanian di seberang sungai.
Jadi pantas saja Vincent bos nya berang, saat irigasi di bangun di sana. Secara tidak langsung akan mengusik bisnis gelapnya. Karena orang akan ingin tau bangunan apa yang berdiri di seberang sungai itu.
Padahal selama ini tempat itu terisolasi dari publik!
Hem, sepertinya akan terulang lagikah prahara, dua puluh tahun yang lalu itu? Monolog hati Rendra. Dia tengah mengamati aktivitas para pekerja lewat teropong.
Bosnya telah memerintahkan untuk mengacau kan pembangunan irigasi itu. Tak peduli apa yang terjadi. Sekalipun ada nyawa yang di korbankan!
Terkadang sebagai orang suruhan Vincent, Rendra sering merasa ngeri setiap kali menjalankan perintah bos nya itu.
Rendra terus mengamati para perkerja itu. Lewat teropongnya. Setelah merasa cukup, Rendra bergegas meninggalkan tempat itu. Untuk menyusun rencana nanti malam. Memulai aksi sabotase mereka!
Rendra mendatangi Vincent untuk memberi laporan tentang rencana untuk menyerang para pekerja malam nanti.
Tok...tok.....
" Masuk!" seru Vincent yang sedang duduk santai di ruangannya. Rendra mendorong daun pintu, mata bosnya langsung menyipit melihat Rendra.
" Secepat itu kamu datang. Kamu bawa khabar apa?" Rendra mendekati bosnya, dam membisikan sesuatu di telinga Vincent. Vincent mengangukkan kepalanya seolah setuju rencana Rendra.
" Bagus, lakukan dengan baik. Biar mereka tau rasa!"
" Siap bos!" Rendra keluar dari ruangan Vincent. Dia harus menyusun rencana bersama anak buahnya.
Saat Rendra melintasi halaman samping, dia melihat ruangan tersendiri yang sudah lama tergembok dari luar.
Seseorang tengah di kurung di sana. Sudah satu tahun lebih. Gadis malang itu adalah salah satu contoh dari sekian kekejaman Vincent.
Sebenarnya ruangan itu bukan sebuah penjara. Ruangan itu di lengkapi fasilitas lengkap. Hanya saja orang yang terkurung di dalamnya tidak boleh ke luar kamarnya. Hanya waktu tertentu dia di bolehkan keluar dari sana.
Vincent mengurungnya karena gadis itu telah berkali- kali mencoba melarikan diri.
Gadis itu bernama Sava. Kedua orang tuanya sudah meninggal setahun lalu dalam satu insiden kebakaran yang menewaskan semua keluarganya.
Pak Rinto ayah Sava adalah saingan bisnis Vincent. Tidak takut dan tidak mau menyerahkan lahan pertaniannya. Akhirnya harus meninggal mengenaskan dalam kebakaran itu. Bersama istri dan anaknya.
Sava malam itu berhasil melarikan diri, keluar dari gulungan api.Sementara ayah dan ibunya serta adeknya terbakar hangus.
Sava tau siapa dalang pembakaran rumahnya, malam itu. Karena sehari sebelumnya Sava mencuri dengar pertikaian ayahnya dengan, Vincent.
" Dasar iblis! Bajingan!" maki Sava seraya memukul Vincent dari belakang. Vincent yang tengah memandang lidah api, yang membakar habis rumah itu terjatuh akibat serangan mendadak itu.
" Augh!" teriak Vincent menarik perhatian anak buahnya. Sava berdiri dengan bringas hendak memukul untuk ke dua kalinya tubuh Vincent, tapi segera di cegah anak buahnya.
Mereka menangkap Sava, merampas kayu di tangannya. Sava menjerit dan berusaha meronta dari cekalan tangan anak buah Vincent. Tapi apalah dayanya, melawan tenaga lelaki, sementara dia hanya perempuan lemah.
Vincent berdiri, dan menghampiri Sava yang menatapnya penuh kebencian.
" Lepaskan aku! Dasar bandot tua, manusia iblis.Pembunuh! Fueh..!" Sava meludahi Vincent tepat di wajahnya. Saat Vincent memandang wajahnya dengan sorot mata penuh kelicikan.
" Kurang ajar!" Vincent menampar wajah Sava. Darah segar merembes di sudut bibir, Sava. Sekali lagi Sava meludahkan darah di mulutnya, dan mengenai baju Vincent.
Dengan tatapan murka, Vincent memberi kode untuk menyeret Sava ke mobil. Sava berteriak ketakutan, sekaligus sakit akibat tamparan Vincent.
Tidak seorang pun waktu itu yang berani mendekati lokasi kejadian. Sava melihat kengerian yang dalam di wajah Vincent, lelaki tua yang selalu berbuat semena-mena ke orang lain.
Para penduduk desa juga selalu ketakutan dan menghindar sebisa mungkin dengan Vincent dan anak buahnya.
Sesampai di rumah Vincent, kekejian Vincent belum berakhir. Vincent menyuruh anak buahnya, membuat tato di lengan kiri Sava, sebagai lambang ke pemilikan Vincent. Simbol kepala ular, dengan ranting daun bambu!
Itu berarti Sava menjadi budak, atau di perlakukan sebagai budak, oleh Vincent.
" Terkutuklah kamu manusia iblis! Suatu hari kamu akan mati di tanganku. Aku akan menusuk jantungmu, dan membakarmu. Seperti kamu telah membakar orang tuaku.!" sumpah serapah, Sava malam itu. Masih terngiang di telinga Rendra.
Rendra mengintip Sava lewat jendela yang terbuka. Lewat jeruji jendela, Rendra melihat Sava tengah duduk di lantai. Entah apa yang dia lakukan.
" Gadis yang cantik! Tapi Vincent telah merenggut masa depan gadis itu dengan mengurungnya di istananya. Di usianya yang sudah lebih dua puluh, seharusnya dia bebas menentukan masa depannya.
Entah ide dari mana, Rendra meletakkan anak kunci di bawah pintu dan mendorongnya masuk.
Lalu Rendra bergegas pergi, sebelum ada yang curiga dengan ulahnya.
Sava mendengar suara aneh di pintu, Sava curiga dan menghampiri pintu yang terkunci dari luar. Arah datangnya suara itu. Sava sangat terkejut saat melihat, ada anak kunci terrgeletak di bawah pintu.
Buru- buru Sava mengambil anak kunci itu. Sava menempelkan telinganya ke pintu. Siapa yang ada di luar pintu. Sesayup Sava mendengar percakapan.
" Arvin, nanti malam kita kumpul di seberang sungai. Bos memerintahkan kita mengacaukan pengerjaan proyek irigasi itu."
" Baiklah," q
q
" Ingat! Kita bergerak diam- diam. Laksanakan sesuai rencana."
" Apa semua orang di kerahkan ikut ke sana?"
" Iya, semua di perintahkan ikut."
" Hem, sepertinya akan ada kejadian luar biasa. Tapi apakah itu? Dan siapa yang menaruh anak kunci ini di sini? Apakah ini jebakan? Ataukah ada seseorang yang hendak menolongku, agar aku melarikan diri malam ini? Tapi siapa?
Lantas aku mau pergi ke mana. Aku sudah tak punya tempat untuk pulang. Vincent juga pasti bisa menemukanku. Kecuali kalau aku bisa pergi jauh dari sini. Ah, nantilah itu aku pikirkan. Yang penting aku bisa terbebas dari rumah ini." guman Sava pada dirinya sendiri.
Siapapun yang menolongnya itu, apapun motifnya. Semoga dia akan baik- baik saja.
Sava tidak sabar lagi untuk menunggu datangnya malam. Dia menyiapkan segalal sesuatunya untuk dia bawa nanti. Pakaiannya tidaklah seberapa. Sava memasukkan baju- bajunya ke tas ransel usang. Semoga malam ini Tuhan memberkati rencananya untuk melarikan diri.dari rumah neraka ini.
Rumah yang menjadikannya seperti hidup dalam penjara. Karena sudah satu tahun Sava hidup terkurung, di kamarnya. ***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments