Hari pertama masuk kerja. Seperti janji Frank, bahwa Bara akan memulai aktivitasnya sebagai Ceo di perusahaan keluarga mereka.
Perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan alat pertanian. Perusahaan itu sebenarnya yang mendirikan adalah Frank dan Danu.
Dananya patungan bertiga, dengan warisan pak Hartono. Yang berarti milik Bara juga. Tujuan perusahaan di dirikan untuk melindungi harta peninggalan kakek Bara , pak Wisnu.
Baru sepuluh tahun yang lalu perusahaan Artha group menjual saham ke publik.
Perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, dengan nama Artha Group itu, memang bukan sebuah perusahaan yang terkenal. Sehingga publik belum banyak yang mengelnya.
Tetapi tetap beropersi. Karyawannya juga cuma puluhan. Karena yang menjadi CEO nya tinggal di luar negeri. Jadi perusahaan itu seolah hidup segan mati tak mau.
Tapi eits, itu pandangan sekilas orang dari luar. Karena yang sebenarnya, perusahaan itu lebih di kenal orang di luar negeri. Ketimbang di kota kecil tempat kelahiran Bara.
Perusahaan Artha Group hanya pengalihan saja. Bisnis yang sebenarnya yang di kelola langsung oleh, Danu terlibat dengan mafia obat terlarang jaringan internasional.
Danu seorang mafia, yang terpaksa terlibat demi menyelidiki kasus kematian saudara sepupunya, Hartono.
Karena info yang ia peroleh dari Frank, bahwa Vincent menyewa komplotan mafia untuk menghabisi saudaranya.
Dan penelusuran mereka tak sia-sia. Danu telah menemukan komplotan yang telah terlibat pembunuhan itu.
Dan semua data tentang mereka telah di simpannya dan di kirimkannya pada Frank. Semua bukti keterlibatan Vincent dan orang yang terlibat dalam pembunuhan itu, ada di tangan Frank.
Dengan alasan untuk mengembangkan perusahaan, maka Frank menyewa seorang Ceo dari luar negeri. Dan Ceo itu adalah Bara, cucu dan putra pewaris tunggal pak Wisnu dan Hartono, almarhum.
Identitas asli Bara tersimpan, hanya Frank sajalah yang mengetahui siapa Bara yang sebenarnya.
Bas, menyetir mobil dengan waspada. Karena jalan yang menurun dan banyak tikungan, jadi harus ekstra hati- hati.
Bas, melirik ke arah kaca spion. Memperhatikan wajah Bara, yang duduk di belakang.
Informasi yang ia perolah, Bara adalah Ceo baru di perusahaan tempat ia bekerja sebagai supir.
Selama ini ia menjadi supir pak Frank. Tetapi sekarang ia di tugaskan jadi supir Bara. Bagi Bas, siapa saja yang akan menjadi bos baginya tak masalah. Sepanjang ia tetap bekerja dan dapat penghasilan.
Sehingga ia bisa mengirimkan uang ke orang tuanya di kampung.
Beda dengan Frank yang suka bicara saat mereka dalam perjalanan. Tapi Bara lebih banyak diam. Nyaris tak bicara sepatah kata pun. Membuat Bas ngeri sendiri. Apalagi tatapn dingin Bara, sudah cukup membuatanya bungkam.
Seperti saat ini, sudah hampir setengah jam mereka dalam perjalanan. Tapi Bara hanya diam dan asyik dengan pikirannya sendiri.
Sesekali Bara menatap ke luar jendela. Selebihnya Bara asyik dengan gadgetnya.
Bas berdehem, mencoba memecah kesunyian di antara mereka. Bara bereaksi dengan melihat ke arah Bas saat mendengar suara deheman itu.
" Ada apa sedari tadi melihat lewat kaca spion?" tegur Bara.
" Eh, gak ada apa- apa, Bos." sahut Bas gelagapan.
" Sebentar lagi kita sampe , bos." seru Bas.
Bara tak menanggapi karena tiba- tiba Bara melihat seorang perempuan di pinggir jalan. Sedang mencoba mempertahankan tasnya dari dua orang laki -laki.
" Berhenti dulu. Ada apa di sana?" tanya Bara seolah pada dirinya sendiri. Bas tiba -tiba menghentikan laju mobil. Dan mengikuti arah pandangan Bara.
" Mungkin begal, bos."
" Tunggu apa lagi, ayo turun." Bara langsung keluar dari mobil.
" Hei, tunggu dulu bos. Jangan gegabah, bisa- bisa bos celaka!" seru Bas buru- buru melihat Bara yang nekad menghampiri, perempuan itu.
Bara tak mengindahkan teguran Bas.
" Lepaskan perempuan itu!" seru Bara memperingatkan.
" Hei! Kamu jangan turut campur ursan kami ya. Pergi sana!" ancam salah satu dari mereka, seraya memperlihatkan sebilah pisau.
Bara tak gentar dan terus maju. Dalam tempo sepersekian detik keduanya di lumpuhkan Bara dengan mudah
Bas yang menyaksikan kejadian itu, kaget. Dan kagum melihat gerakan cepat bosnya. Kedua pengendara itu, lansung melarikan diri.
" Anda tidak apa- apa?" tanya Bara menghampiri perempuan itu. Memungut tasnya yang terjatuh dan mengembalikannya pada perempuan itu.
" Saya baik - baik saja. Terima kasih telah menolong saya, tuan." seru perempuan itu penuh hormat.
" Berhati - hatilah." sahut Bara lalu berbalik dan masuk ke mobilnya. Bara melihat Bas sedang berbicara dengan seseorang lewat handphone.
" Iya, pak. Kami segera datang." sahut Bas yang menerima telepon dari Frank.
" Pak Frank menanyakan, kenapa kita belum sampai, bos." jelas Bas selesai menerima telepon.
" Hem, ayo berangkat!" Bas buru- buru melajukan mobil.
" Bos tidak apa- apa?" tanya Bas khawatir. Soalnya tadi si bos mengadapi dua orang sekaligus.
" Fokuslah menyetir, aku tidak apa- apa." sahut Bara dingin.
Sepuluh menit kemudian mereka telah sampai di pelataran parkir perusahaan Artha Group.
Buru- buru Bas membuka pintu mobil. Bara keluar dan melangkah masuk ke dalam perusahaan. Bas mengiringi langkah Bara dari belakang.
Mereka kini tiba di sebuah ruangan besar. Beberapa orang dengan pakaian rapi telah duduk di kursi masing- masing. Jumlahnya kira - kira sepuluh orang.
Bara menunduk hormat ke arah mereka.
" Maaf saya datang terlambat. Tadi ada insiden kecil di jalan."
" Duduklah, Bara!" perintah Frank seraya menunjuk kursi kosong di sampingnya.
Bara menuju kursi dan duduk. Lalu ia menatap satu persatu yang hadir dalam ruangan itu.
" Oke, seperti yang pernah saya umumkan tempo ha. Pak Bara ini adalah Ceo baru di perusahaan kita.
Beliau akan memimpin perusahaan ini, menggantikan almarhum pak Danu. Jadi saya harap semua bisa bekerja sama dengan beliau.Demi kemajuan perusahaan ini." jelas Frank singkat memperkenalkan Bara.
" Maaf, apa pak Bara bisa membawa perusahaan ini untuk lebih maju. Mengingat usianya, pengalamannya masih kita pertanyakan." interupsi dari pak Anwar, membuat hening suasana di dalam ruangan.
Dia adalah salah satu pemilik saham di Artha group. Dan yang lainnya langsung berbisik- bisik.
Selama ini perusahaan memang di pimpin
Danu, tapi orang nya tak pernah hadir di depan mereka. Franklah yang selalu mewakilkan kehadirannya.
Dan tiba-tiba Danu meninggal dunia, dan posisinya di gantikan Ceo baru yang usianya masih muda.
" Maaf para bapak sekalian, sebelum pak Danu meninggal beliau telah mewasiatkan agar pak Baralah yang mengantikan posisinya.
Jadi kita harus memberi kepercayaan kepada pak Bara memimpin perusahaan ini. Karena selama ini pun, perusahaan tak pernah lalai membagi keuntungan kepada pemegang saham."
Semua yang hadir dalam ruangan terdiam. Yah, selama perusahaan berdiri lima belas tahun lalu, setiap dividen selalu di bagi sama rata kepada para pemegang saham. ******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments