Ais memejamkan kedua mata, merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya. Saat ini dia tengah berada di sebuah bukit kecil, yang tidak jauh dari panti. Ais sengaja ke tempat ini untuk mengajak anak anak panti bermain sambil belajar.
Mengambil tema outdoor agar kegiatan belajar mengajar mereka tidak bosan, semilir angin sore membuat pasmina berbahan sifon lembut yang di pakai oleh Aisya berkibar. Ditambah lagi terpaan matahari sore, membuat siluet indah di wajah ayu-nya. Wajah sempurna- pantas saja para warga di pemukiman tempat tinggalnya selalu menyebut Ais sebagai Bidadari keluarga Syarief.
Karena bukan hanya parasnya saja yang cantik- namun begitu pula dengan hatinya. Ais tersenyum tipis saat kedua telinganya terus saja mendengar suara yang begitu dia rindukan. Aisya tahu kalau ini hanyalah fatamorgana, namun dia begitu menikmati setiap suara yang berbisik lirih tertiup angin.
"Mom!"
Suara seruan Rizki membuat kedua mata Aisya terbuka, gadis berkulit putih itu menoleh kala Rizki menarik ujung kemeja yang dia pakai. Kedua sudut bibir Aisya tertarik ke atas, dia tidak akan pernah berani menampilkan wajah sedih pada anak anak panti. Karena Aisya yakin kalau Rizki dan yang lainnya akan banyak bertanya padanya.
"Iya, apa kalian udah bosan?"
Kedua mata Aisya menatap satu persatu anak asuhnya, tidak jauh dari tempatnya berdiri anak anak panti sudah bersiap untuk pulang. Putri dan anak perempuan lainnya sudah membereskan tikar serta tempat makanan yang Ais bawa tadi.
"Udah sore Mom," sahut Rizki tidak percaya.
Aisya mengerjab mendengar penuturan Rizki, gadis itu tersenyum kikuk sembari melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Waktu sudah menunjukan pukul 15.15 sore. Sudah berapa lama dia memejamkan mata- sembari menikmati hembusan angin dan bisikan rindu yang tengah membelenggu dirinya.
"Maaf, Mom tadi-, ya udah ayo kita pulang!" Aisya bahkan tidak bisa berkata kata.
Gadis itu menghela napas lega saat melihat Rizki mengangguk patuh- tidak banyak bertanya. Karena biasanya anak laki laki itu akan banyak bertanya kalau Aisya melamun atau tidak fokus.
Aisya merentangkan kedua tangannya, saat melihat putri dan satu anak perempuan berusia 6 tahun ingin menggandengnya. Mereka berjalan santai menuruni bukit, sembari bernyanyi dan bercanda ria. Bahkan tawa Aisya menggema kala melihat Rizki terpeleset. Bocah laki laki itu memang terkenal sangat aktif, Aisya dan Alkan selalu mengelus dada saat melihat betapa pecicilannya si Rizki.
"Selamat sore Dek Ais,"
Langkah Aisya dan anak- anak panti terhenti, saat melihat seorang pria menghalangi jalan mereka. Disaat para anak asuhnya terlihat khawatir, Aisya justru mengembangkan senyum tipis pada sang pria.
"Waalaikumsallam, Mas Jeffri," sahut Ais sopan dan ramah.
Walaupun sebenarnya didalam hati Aisya yang terdalam- sangat menginginkan pria yang usianya satu tahun lebih tua darinya itu pergi menjauh.
Jeffri Prasetya, pemuda yang selalu mengejar Aisya sejak dua belakangan ini. Dia merupakan anak dari seorang juragan tanah- yang terkenal ambisius, sombong, beristri lebih dari satu, dan Jeffri merupakan anak laki laki satu satunya dari keluarga itu. Jeffri- anak tunggal dari istri kedua sang Juragan tanah.
"Eh iya salah- Assalamualaikum calon istri."
Aisya berdehem pelan, jujur kalau saja saat ini tidak ada anak- anak panti. Aisya sudah berlari secepat mungkin- untuk menghindari Jeffri sebisa mungkin.
"Ada yang bisa aku bantu, Mas?"
Aisya tidak ingin berbasa basi lagi, dia tidak ingin terjebak lebih lama dengan pria berwajah tampan namun berhati lucifer ini. Jeffri begitu pandai bermain hati ke setiap gadis, beberapa hari yang lalu Aisya bahkan pernah melihat Jeffri membawa Amelia- anak Pak Kades. Bahkan gestur tubuh mereka terlihat seperti orang berpacaran, berpelukan didalam mobil dengan kaca terbuka.
Kini Jeffri bersikap seakan dia adalah pria jomblo dan kembali mendekatinya.
"Enggak ada, aku cuma mau lihat Dek Aisya aja."
Salah satu sudut mata Aisya melirik pada Rizki, wajah bocah laki laki itu menatap tidak suka pada Jeffri.
"Oh- maaf Mas Jeffri, kita buru buru. Bunda udah nunggu di rumah. Kalau gitu kita permisi- Assalamaualaikum."
Aisya segera menghindar sebisanya, dengan cepat gadis itu membawa Rizki dan anak lain pergi- menjauh dari Jeffri yang masih menatap dalam ke arah punggung kecil Aisya.
Tidak lama seringai kecil terbentuk disalah satu sudut pria berambut pirang itu.
**SIAPA YANG BISA NOLAK PESONA SANG BIDADARI😍
HOLLA MET PAGI EPRIBADEH
GIMANA KABAR KALIAN HARI INI
JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN HADIAH DAN FAVORITNYA YA
SEE YOU NEXT PART MUUUAACCHH**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
💕Rose🌷Tine_N@💋
wah...ada kutu kupret nih yg coba2 deketin neng Aish...aih situ pengen di sleding sm bang Sakha yaaa😎
2023-02-06
2
Hana Restia Ningsih
awas loh Jef ada eyang buyut Ilham sang alfa
2022-10-15
0
💦
mending mundur alon alon daripada mas jefri nanti sakit hati, karena hati dek ais hanya untuk bang rimba seorang....wkwkwk wkwkwk...
2022-08-15
1