Netra cantik itu terus saja menatap tak berkedip pada pria muda yang terlihat menghindari tatapannya- sangat jelas terlihat kalau pria berkucir itu tengah salah tingkah. Sedangkan gadis si pemilik netra dark coklat, hanya membisu tanpa ingin bersuara atau pun bertanya.
Padahal saat ini didalam benaknya ingin sekali mengungkapkan sesuatu, ingin bertanya lebih banyak- tapi saat ini lidahnya terasa kelu dan kaku. Apa lagi disaat pria itu berkata kalau dia tidak mengenali dirinya, membuat rasa sesak kembali menghantam hati.
Benarkah pria yang bernama Arion Rimba Ranaspatih ini sama sekali tidak mengenalnya?
"Jadi, anda benar-benar tidak mau menjual lahan dan rumah ini?"
"Tidak, Maaf Tuan Arion." final Alkan.
Pria paruh baya itu masih menampilkan wajah tenang dan ramah, walaupun didalam hatinya saat ini Alkan tengah kesal setengah mati. Bocah ini begitu memaksa, memangnya ada hal istimewa apa di rumah ini sehingga Arion begitu menginginkannya.
"Baiklah kalau begitu- tapi aku harap anda tidak akan menyesal." ucap Arion.
Pria berkemeja hitam itu bangkit, meraih jas yang ada di sandaran kursi lalu memakainya dengan cepat. Tanpa berkata lagi, Arion melangkah pergi meninggalkan Aisya dan Alkan. Tanpa menghiraukan tatapan memohon Aisya- tidak mengertikah kalau gadis itu tidak ingin Rimba-nya kembali pergi.
"Bang Rimba!"
Sekian lama di tahan Aisya sudah tidak dapat menahannya lagi, gadis itu bangkit lalu berjalan mendekat pada Arion. Bahkan Aisya hampir saja terjatuh karena tersandung kaki meja saat mengejar Arion. Gadis itu melangkah cepat- tanpa memperdulikan ibu jari kakinya yang berdarah. Yang terpenting bagi Ais saat ini adalah mendapat jawaban dari Arion- pria yang terlihat tidak mengenalnya. Bahkan Alkan tidak bisa berkata apa pun saat melihat reaksi Aisya. Alkan tahu sedari dulu kedua anak manusia itu sudah memendam rasa satu sama lain- sejak mereka masih di putih abu abu.
Tapi karena dia dan kedua putranya melarang Aisya berpacaran, Sang Bidadari memendamnya- begitu pula dengan Arion. Tapi Arion yang hilang 6 tahun lalu, bukan Arion yang baru dia kenal sekarang. Alkan menghela napas pelan, pria berlesung pipi itu berjalan perlahan mengikuti langkah Bidadari nya.
"Bang Rimba, tunggu!"
Seruan Aisya membuat Arion menghentikan langkahnya. Pria berkucir itu terlihat menghela napas kasar, dan mau berbalik.
"B-Bang Rimba beneran gak kenal sama Ais? ini Bang Rimba kan? Ais gak mungkin salah. Tapi kenapa Bang Rimba gak ken-,"
"Tapi aku memang tidak mengenalmu!"
Jawaban yang di berikan Arion menambah sesak di dadanya, Aisya mengigit bibir bawahnya untuk menahan air mata dan isakannya agar tidak terdengar oleh orang lain. Helaan napas kasar Sang Gadis membuat Arion memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Aisya, sudah Sayang. Ayo kita pulang! Bunda pasti sudah nungguin kita dirumah. Abang Shaka juga pulang hari ini, dia pasti kangen sama kamu." bujuk Alkan.
Sang Pak Penghulu segera merengkuh tubuh kecil putri kesayangannya. Kedua matanya yang tadi ramah dan teduh, berubah datar serta dingin saat bersitubruk dengan netra hitam legam Arion.
"Jangan pernah merindukan seseorang yang tidak pernah merindukan kamu, Aisya." sambung Alkan.
Ucapannya begitu pelan, tapi terasa menusuk hati seseorang. Seseorang yang tidak berani menatap putrinya dan lebih memilih kembali berbalik lalu melanjutkan langkahnya.
Aisya segera mengusap air matanya kasar, saat melihat Arion pergi meninggalkannya- lagi, tanpa sepatah kata pun. Apa memang sesakit ini rasanya, saat menahan kerinduan sendirian.
"Maafin Ais, Ayah. Ais cengeng, Ais janji enggak bakalan nangis lagi- setelah ini."
Kedua matanya menatap nanar punggung lebar Arion, rindu yang selama ini dia pikul ternyata tidak berlabuh kemana pun. Padahal Aisya berharap kalau sang rindu akan berlabuh ketempat yang sebenarnya.
Namun nyatanya- tempat yang Aisya inginkan sama sekali tidak menginginkannya. Tempat itu tidak menginginkan dia singgah, lebih memilih untuk menguncinya rapat.
Hingga akhirnya membuat sang pemilik rindu menyerah, membiarkan rindu itu hilang tersapu gelombang hati. Menuntunnya untuk menjauh, membawa dan menyimpan rapat rindu yang selama ini membelenggu. Membulatkan tekad untuk melupakan dan mengikhlaskan.
"Ayo kita pulang, Ayah."
**AIS MAIN NYA KE SAWAH WKWKWK
HOLLA MET PAGI EPRIBADEH
GIMANA KABAR KALIAN HARI INI
JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN HADIAH DAN FAVORITNYA YA
SEE YOU NEXT PART MUUUAACCHH**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Jumadin Adin
sabar ya Ais...semoga kangen dan rindumu yg membuncah menemukan pengganti yg lebih baik
2023-03-23
1
Najwa_auliarahma
Ais harusnya curiga dong, kalau orang itu bukan bang rimba, tapi kok namanya Arion 🤔
2022-08-25
0
💦
cinta yang bertepuk sebelah tangan sangat menyakitkan , sabar ais mungkin arion saat ini masih tersesat hingga tak mengenalimu, kalau memang berjodoh suatu saat abang rimbamu pasti akan kembali....
2022-08-15
2