Baru beberapa langkah Arsyilla berjalan dengan kekalutan di dalam pikirannya, rupanya terdengar langkah kaki kecil yang mengikutinya. Sebuah tangan mungil yang langsung menggandeng tangan Arsyilla, membuat si empunya tangan pun berhenti berjalan dan menunduk, melihat pada siapa yang menggenggam tangannya.
“Thania,” sapanya kepada gadis kecil yang saat itu menautkan tangannya dalam genggaman Arsyilla.
“Onty Arsyilla jangan pergi dong, temani Thania jalan-jalan sama Daddy,” ucap Thania sembari sedikit menarik tangan Arsyilla.
Rasanya Arsyilla ingin menolak, dia sangat tidak nyaman berada di dekat Aksara. Bukan hanya karena peristiwa satu malam yang sudah terjadi, tetapi juga dirinya yang belum sepenuhnya mengenal pria yang bernama Aksara itu. Sekalipun kedua keluarga sudah saling bertemu, dan tidak dipungkiri pernikahan mereka akan segera terjadi. Akan tetapi, Arsyilla merasa masih belum bisa dekat dan menerima sosok Aksara.
Arsyilla masih diam, dirinya masih belum bisa menjawab. Seolah dirinya tertegun melihat Thania yang tiba-tiba menarik dan menggenggam tangannya.
“Thania, Daddy bayar bukunya dulu yah … kita jalan-jalan berdua saja, Ontynya masih sibuk,” ucap Aksara yang seolah memberikan celah bagi Arsyilla untuk pergi. Sekaligus membujuk Thania untuk melanjutkan jalan-jalannya berdua saja.
“No Daddy, Thania mau jalan-jalan sama Onty.” Gadis kecil itu merengek dan terus menarik tangan Arsyilla.
“Onty, temani Thania makan yah,” pintanya. Kali ini kedua bola mata yang indah itu tampak berkaca-kaca.
Merasa tidak enak hati, akhirnya Arsyilla pun mengangguk, dia tersenyum aneh.
“Hehehehe … baiklah. Onty temani yah,” jawabnya dan kemudian mengikuti Thania yang seolah terus menarik tangannya.
“Thania, tunggu. Daddy bayar dulu bukunya ini.” Terdengar suara Aksara yang meminta Thania untuk menunggunya, karena dia masih harus menuju kasir untuk membayar buku dongeng itu.
Akhirnya Thania pun memperlambat jalannya, dan dia mengekori Aksara dari belakang dengan terus menggandeng tangan Arsyilla.
Hingga akhirnya, Aksara mengantri di depan kasir untuk membayar buku itu. Setelahnya dia kembali menemui Arsyilla dan Thania.
“Kamu mau makan apa, Thania?” tanya Aksara kepada gadis kecil itu.
“Sup, Dadd.” Gadis itu menjawab dengan bersemangat.
Rupanya Thania ingin memakan Sup, sehingga dia mengajak Daddynya untuk makan Sup.
Sikap gadis kecil itu kian menggemaskan karena kali ini dia justru menempel kepada Arsyilla, tangan mungilnya seolah tak ingin lepas dari tangan Arsyilla. Dia justru senang menggenggam tangan Arsyilla yang hangat.
Sehingga, Arsyilla pun menggenggam tangan itu sembari berjalan mengikuti Aksara yang berjalan di depannya. Hingga akhirnya, mereka memasuki sebuah restoran yang berada di pusat perbelanjaan itu.
Segeralah Aksara memesan makanan untuk ketiganya, dan tentunya adalah sebuah Sup Ayam yang dia pesankan untuk Thania.
“Ayo, makan dulu Thania,” ucap Aksara yang meminta Thania untuk segera makan.
Gadis kecil justru terlihat manja, “Suapin, Dad,” pintanya sembari melihat wajah Aksara.
Hingga akhirnya, Aksara pun mengangguk. “Baiklah, Daddy akan suapin, tetapi makan yang banyak yah.” Pria itu menyahut dengan lembut.
Sehingga Thania pun makan dengan lahapnya dengan Aksara yang menyuapinya perlahan. Akan tetapi, agaknya Thania memiliki permintaan lain. Sebab, kali ini mata gadis itu tampak menyorot kepada Arsyilla yang sejak tadi hanya diam.
“Onty, Onty tidak makan?” tanya Thania dengan penasaran.
Arsyilla pun menggeleng, “Tidak, Onty masih kenyang. Tadi sudah makan di rumah.” Memang Arsyilla tidak berbohong karena dia memang sudah makan di rumah terlebih dahulu sebelum pergi ke Mall.
“Suapin Thania dong, Onty,” ucap Thania yang kali ini meminta Arsyilla untuk menyuapinya.
Sungguh membingungkan bagi Arsyilla, apakah Thania memang seorang anak yang tidak memiliki Ibu, sehingga dia bisa begitu akrab dengannya hanya dalam waktu singkat. Mungkin saja, gadis kecil berusia 3 tahun ini merindukan kasih sayang dari sosok seorang Ibu. Jujur saja, banyak pertanyaan yang berkecamuk di dalam hati Arsyilla.
Menolak Thania rasanya tidak enak, akhirnya Arsyilla mengambil sendok dan menyuapkan Sup itu kepada Thania.
“Kamu suka sayuran ya Thania?” tanya Arsyilla perlahan.
Gadis kecil itu pun mengangguk, “Ya, Mama selalu menyuruh Thania untuk makan sayuran.”
Mama?
Jadi Mamanya masih ada?
Jika iya, Aksara dan istrinya sudah bercerai atau bagaimana?
Jangan sampai aku menjadi istri keduanya. Sungguh, aku tak akan bisa.
Lebih baik aku membawa noda ini sampai aku mati.
Tampak Arsyilla yang menghela napasnya, rasa sesak tiba-tiba menghujam rongga paru-parunya. Banyak hal yang ingin dia ketahui tentang Aksara, sayangnya dia tidak bisa menanyai pria asing dan seolah menyimpan banyak rahasia itu.
Dalam diam, Arsyilla menggigit bibir bagian dalamnya, “Apakah benar aku akan menikahi seorang pria yang sama sekali tidak aku kenali latar belakangnya? Thania ini putrinya kan? Sudah jelas, anak kecil ini memanggilnya Daddy. Lalu, sosok Mama yang Thania maksud sosok yang mana? Ya Tuhan, kenapa semua ini terasa begitu pelik.” Arsyilla bergumam dalam hatinya tidak menyangka bahwa semua masalah ini terasa begitu pelik dan membingungkan.
“Kamu juga makanlah,” ucap Aksara yang kali ini menatap Arsyilla.
“Aku sudah kenyang,” jawab Arsyilla dengan cepat. Wajah gadis yang ayu itu, seketika mengeluarkan aura jutek dan juga tidak bersahabat.
Aksara justru tersenyum, “Mau aku pesankan sesuatu? Makanan kesukaanmu mungkin?” tanyanya kepada Arsyilla.
“Tidak, tidak perlu. Semua ini sudah cukup,” jawabnya dengan singkat.
“Sebegitunya tidak mau dibelikan makanan oleh calon suami sendiri?” Aksara mengucapkan pertanyaan itu dengan tiba-tiba.
Sebuah pertanyaan yang tentu saja juga didengar oleh Thania. Sehingga rasa ingin tahu, membuat Thania kembali bertanya kepada Aksara.
“Daddy, jadi Daddy akan menikah dengan Onty ini?” tanyanya dengan mata bulatnya yang terlihat begitu berbinar.
Kemudian Thania ini menatap wajah Arsyilla, “Onty mau menikah dengan Daddy?”
Akan tetapi, baik Aksara dan Arsyilla sama-sama tidak menjawab. Yang tersisa kini adalah wajah Thania yang penuh harap dan ingin mengetahui apa benar bahwa Daddynya akan menikah?
“Jadi Daddy akan menikah? Yeay, Daddy Aksara menikah.” Gadis itu bersorak gembira karena merasa bahwa Daddynya akan segera menikah.
“Ssttss, jangan teriak-teriak Thania, nanti didengar orang loh.” Aksara memperingatkan Thania untuk berbicara tidak terlalu keras supaya tidak didengarkan oleh orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 303 Episodes
Comments
zenab buloto
paling itu anaknya si rangga.. ya...
mmm... makin penasaran aja deh.
2023-01-20
2
Nanik Puspita
Ayo thorrrr update lagi, bikin penasaran tentang thalia ????
2022-05-18
2
iis azkia
lanjut ka thur
2022-05-18
0