“Izinkan Syilla berbicara satu hal, Pa, Ma,” ucap Arsyilla.
Dia memberanikan dirinya untuk mengatakan sebuah kebenaran yang dia ketahui tentang sosok Aksara. Setidaknya bisa menjadi pertimbangan bagi Mama dan Papanya untuk mengambil keputusan.
“Ada apa Syilla?” tanya Khaira kini kepada Arsyilla.
Akan tetapi saat Arsyilla hendak kembali berbicara, Papanya terlihat yang berbicara lebih dahulu.
“Ma, tolong Ma … fokus kepada Papa dulu, masalah ini adalah masalah besar dan ada keluarga mereka yang menunggu kita,” ucap pria itu yang menghela ucapan Arsyilla.
Sehingga pandangan Khaira kini kembali menatap wajah suaminya itu. Yang dikatakan suaminya itu benar, ada pihak keluarga Dokter Bisma yang menunggu mereka dan sudah pasti mereka tidak bisa berdiskusi terlalu lama.
“Menurut Papa bagaimana?” tanya Khaira kini kepada suaminya.
Sekalipun Khaira sudah tahu apa yang diinginkan suaminya itu, tetapi dia ingin mendengarkannya lagi dan sekaligus Arsyilla pun bisa mendengar apa yang menjadi keinginan Papanya itu.
“Kalau Papa sudah jelas, Ma … Papa ingin pemuda itu bertanggung jawab atas apa yang sudah terjadi pada Syilla. Terlepas bahwa Papa yakin kejadian itu terjadi karena keduanya bersalah. Walaupun Syilla korbannya, tetapi Syilla pun bersalah karena sembarangan meminum sesuatu di pesta itu.” Radit berbicara dan mulai mengucapkan pendapatnya.
Mendengar ucapan Papanya, seolah Arsyilla tidak berani mengangkat wajahnya. Sekalipun ucapan Papa terasa menohok, tetapi ada benarnya. Ya, dia sudah sembarangan meminum Orange Jus tanpa dia cium dulu aromanya. Jika, minuman itu bercampur alkohol sudah pasti baunya akan lebih menyengat bukan?
“Tapi Pa …,” sanggah Khaira.
Sebagai seorang Ibu, tetap ada sisi feminis yang lembut dari dirinya. Dia sangat tahu, suaminya adalah pria yang berpikiran logis sehingga dia menilai Aksara dan Arsyilla sama-sama bersalah dalam hal ini.
“Bagaimana menurut Mama?” tanya Radit kepada istrinya itu.
Tampak Khaira memandang penuh belas kasihan kepada putrinya yang sedari tadi hanya menunduk dan tidak berani menatap wajah Papanya.
“Syilla, menurut Mama … kamu memang harus menikah dengan Aksara. Bukan sebatas Mama mengikuti apa yang sudah diputuskan oleh Papa kamu. Akan tetapi, Mama lebih memandang bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas tindakannya. Kamu sudah jatuh dalam perbuatan satu malam itu, Syilla, dan Aksara mau bertanggung jawab penuh atas kamu, jadi Mama berpendapat bahwa kamu harus menikahinya.” Khaira menjelaskannya. Dia tidak mengikuti alasan suaminya, tetapi dia lebih memandang bahwa baik Arsyilla dan Aksara harus bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi dalam one night stand itu. Lagipula memang Aksara sudah menegaskan bahwa dirinya mau untuk bertanggung jawab penuh atas Arsyilla.
Mendengar ucapan Khaira, Radit pun mengangguk, dia sangat setuju dengan apa yang disampaikan oleh istrinya itu.
"Papa setuju dengan Mama ... mereka berdua harus mempertanggung jawabkan tindakan mereka. Jadi, mereka memang harus menikah," ucap Radit lagi yang menegaskan bahwa Arsyilla haruslah menikah.
Sementara Arsyilla laksana seorang terdakwa yang hanya bisa duduk, tanpa mampu berkata-kata. Saat Mamanya mengatakan keputusannya, Arsyilla tak kuasa menitikkan air mata. Akan tetapi, berbicara sekarang pun tidak ada gunanya.
“Baiklah, kita keluar sekarang … kita sampaikan keputusan kita.” Radit kembali berbicara dan mengajak istri serta anaknya untuk keluar dan menemui keluarga Dokter Bisma.
“Maaf agak lama,” ucap Khaira yang merasa tidak enak karena meninggalkan seorang tamu. Seharusnya mereka menemui dan menjamu tamunya, tetapi justru mereka meminta waktu untuk bisa berdiskusi terlebih dahulu.
Sebab keluarga Dokter Bisma datang ke rumah mereka dengan tiba-tiba, padahal Khaira sendiri juga belum berdiskusi lebih banyak dengan suaminya. Maka dari itulah, dia meminta waktu untuk berbicara terlebih dahulu dengan suaminya.
“Tidak apa-apa Bu,” balas Dokter Bisma dan Kanaya bersamaan. Dalam posisinya, Bisma dan Kanaya pun tahu sudah pasti mereka terkejut dengan kedatangan mereka yang tiba-tiba.
“Jadi bagaimana Bapak Radit dan Bu Khaira? Sebenarnya, sebelumnya kami meminta maaf untuk semua peristiwa yang melibatkan Aksara, tetapi saat Aksara berbicara bahwa dirinya telah melakukan kesalahan semalam, dan niatannya untuk segera menikahi putri Pak Radit dan Bu Khaira, maka kami pun menyetujuinya.” Dokter Bisma berbicara dan menyampaikan bahwa Aksara pun berkata jujur perihal kesalahan satu malam itu.
Wajah Radit dan Khaira masih terlihat cemas, dalam hatinya mereka berdoa supaya apa yang akan mereka putuskan adalah baik untuk Arsyilla ke depannya. Sebagai orang tua mereka sangat ingin bahwa Arsyilla akan hidup bahagia bersama dengan pasangan yang mencintainya.
Akan tetapi, kali ini sebelum Papa dan Mamanya bersuara, Arsyilla tampak mengangkat tangannya sebagai tanda bahwa dia ingin berbicara.
“Pa, Ma … tolong dengarkan Arsyilla terlebih dahulu,” pintanya kali ini.
Suara Arsyilla pun juga didengar oleh keluarga dari pihak Aksara.
“Ada apa, Nak? Sampaikan bagaimana keputusanmu.” Kanaya berbicara dan seolah memberi kesempatan kepada Arsyilla untuk berbicara.
Melihat bahwa Kanaya mengizinkan Arsyilla untuk berbicara, maka Khaira dan Radit pun mengangguk, “Ya, ada apa?” tanya Khaira kini kepada putrinya itu. Seolah sangat Mama pun memberikan dia kesempatan untuk bisa berbicara.
“Sebelumnya maaf Ma, Pa … tetapi, ada sebuah fakta yang harus Papa dan Mama ketahui, kalau sebenarnya Aksara itu mahasiswa Arsyilla di Teknik Arsitektur. Dia mahasiswa hiatus yang baru saja memasuki Semester 7 dan Arsyilla yang mengajarnya,” ucapnya kali ini.
Semua yang berada di situ pun menatap Arsyilla, tidak mengira bila Aksara adalah mahasiswanya Arsyilla. Masalah justru terasa semakin pelik.
“Apa benar begitu?” tanya Khaira pada akhirnya.
Anggukan yang diberikan Arsyilla cukup menjadi jawaban bahwa yang disampaikan oleh Arsyilla itu benar.
“Benar begitu Aksara?” tanya Khaira kini kepada pemuda itu. Wanita menjelang paruh baya itu menatap sosok pemuda yang hendak menjadi calon menantunya itu.
“Ya, benar …,” Aksara pun menjawab dengan jujur. Dia mengakui bahwa dia adalah mahasiswanya Arsyilla.
Semakin tercengatlah semua yang ada di situ. Tidak mengira justru kesalahan satu malam itu terjadi antara seorang Dosen dengan mahasiswa. Dua orang yang harusnya bertemu di fakultas untuk menuntut dan menimba ilmu, justru berakhir di satu ranjang dalam kesalahan satu malam. Sungguh sebuah masalah yang pelik. Terlebih Khaira adalah seorang Dosen, maka dia tahu benar bagaimana relasi antara Dosen dengan Mahasiswa. Dia tak habis pikir bagaimana seorang Dosen bisa berakhir di ranjang sebelum adanya ikatan dengan mahasiswanya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 303 Episodes
Comments
Uju Sheva
nggak seru bertele tele cerita nya kaya sinetron
2022-06-09
2
amalia gati subagio
yaaa khaira ttp gt lahhhh
2022-05-25
0
aniek mardiana
aku masih pengen ngerti ,kok bisa ya mereka ada dikamar kayak ada yg jebak🤔🤔
2022-05-17
0