Selang beberapa hari, menjelang sore di Fakultas tempat Arsyilla mengajar, lagi-lagi Ravendra tampak menunggu kekasihnya yang berprofesi sebagai Dosen Teknik Arsitektur. Pria itu berdiri dengan bersandar di mobil mewahnya, sesekali melihat jam tangan dengan merek Rolex yang melingkar di pergelangan tangannya. Pria itu berharap dirinya tidak akan membutuhkan waktu lama untuk menunggu keluarnya Arsyilla.
5 Menit … 10 Menit … 15 Menit
Lebih dari 15 menit, barulah Arsyilla tampak keluar dari gedung fakultas tempatnya mengajar. Wanita itu tetap terlihat cantik dan menawan sekalipun dalam hati dan pikirannya seolah banyak benang kusut yang bersarang di dalamnya. Kendati demikian, Arsyilla tetap harus profesional saat mengajar. Tidak ingin mencampurkan adukkan kepentingan pribadi dengan profesinya sebagai seorang Dosen.
Lantaran sibuk dengan pikirannya yang seolah bercabang kemana-mana, Arsyilla tidak mengetahui jika ada Ravendra yang menunggunya. Bahkan wanita itu sudah berjalan dan melewati Ravendra begitu saja.
Padahal pria itu sudah memasang senyuman di wajahnya dan siap menyapa kekasihnya. Sayangnya, dia justru diabaikan begitu saja. Hingga perlahan Ravendra berjalan cepat dan mengikuti Arsyilla.
“Ar, aku menunggumu …” suara Ravendra keluar begitu saja dan segera berusaha menghentikan langkah kaki Arsyilla.
Betapa terkejutnya Arsyilla yang harus kembali berhadapan dengan pria yang sejujurnya tidak ingin dia temui itu. Tindakan keji yang dilakukan pria itu pun melintas begitu saja dalam ingatannya, membuat wanita itu segera memundurkan langkah kakinya dan juga ingin segera menghindari pria itu.
“Sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan antara kita,” jawab Arsyilla yang beberapa kali tampak menggelengkan lehernya dan berharap bisa segera lari dari situasi saat ini.
“Aku datang untuk minta maaf, Ar … aku khilaf saat itu, aku salah,” akunya kepada Arsyilla.
Akan tetapi, Arsyilla tidak bisa menerima perlakuan keji dari seorang pria yang berusaha menodainya saat itu. Sungguh, dia tidak akan memaafkan seorang Ravendra.
“Pergi saja dari sini dan jangan ganggu aku lagi. Kamu pria menjijikkan.” Arsyilla berbicara dengan menatap tajam pada Ravendra.
Merasa apa yang diucapkan Arsyilla sedikit melukai harga dirinya, Ravendra pun menghela napasnya, “Kalau aku meminta maaf, apakah kamu tidak mau memaafkanku?” tanyanya.
“Tidak,” sahut Arsyilla dengan cepat.
“Apa karena pria yang saat itu menolongmu sehingga kamu bersikap seperti ini?” tanya Ravendra lagi kepada Arsyilla.
“Semua tidak ada hubungannya dengan dia,” jawab Arsyilla.
Sesungguhnya Arsyilla pun sudah memutuskan, noda yang sekarang dia alami membuatnya harus memutuskan Ravendra. Setelah perlakuan buruk dan keji dari Ravendra sehingga semakin meyakinkan Arsyilla untuk mengakhiri hubungannya dengan pria yang sudah menjadi kekasihnya selama satu tahun terakhir. Walaupun secara tidak langsung, memang Aksara lah yang membuat dirinya putus dengan Ravendra. Hanya saja, Arsyilla tidak ingin pria itu tahu menahu tentang hal yang sebenarnya telah terjadi.
Ravendra pun mendekat, mencoba mendekati Arsyilla dengan mengikis jaraknya perlahan. Akan tetapi, Arsyilla juga langsung mundur dan sebisa mungkin tidak akan mendekati pria itu, bagaimana pria itu menerkamnya benar-benar membuatnya trauma dan ketakutan dengan seorang pria.
“Saat itu aku benar-benar gelap mata, Ar … tolong, maafkan aku. Beri aku kesempatan sekali saja,” ucap Ravendra dengan menatap Arsyilla.
Di satu sisi, justru Arsyilla enggan menatap wajah pria yang berdiri beberapa meter di depannya itu. “Tidak … semuanya sudah berakhir.” Arsyilla berbicara dengan sepenuh hati, setelahnya wanita itu berbalik dan sedikit berlari meninggalkan Ravendra.
Ada rasa sesak yang seolah menyelimuti dadanya. Tidak dikira bahwa hubungan mereka hanya bertahan hingga satu tahun. Dengan kejadian pahit yang benar-benar tidak bisa Arsyilla maafkan lagi. Dalam ingatannya, Arsyilla masih ingat bagaimana dulu Ravendra adalah sosok yang menyayanginya dan memperlakukannya dengan baik. Akan tetapi, kejadian di apartemen Ravendra itu benar-benar membuat Arsyilla meneguhkan hatinya bahwa semua memang harus berakhir.
***
Satu Tahun yang lalu …
Diawali dengan pertemuan di kampus yang tidak disengaja, seorang pemuda tampak berdiri di depan Fakultas Teknik Arsitektur membawa sebuah buku yang terjatuh dan dia temukan. Dalam buku desain dan arsitektur modern itu tertuliskan sebuah nama ‘Arsyilla Kirana P. Raditya’. Pemuda itu tampak sabar menunggu, bahkan dia bertanya kepada security di Fakultas itu dan bertanya adakah mahasiswa Teknik Arsitektur dengan nama itu. Berbekal dengan informasi dari security, pemuda tampak menunggu dengan membawa buku itu di tangannya.
Penantiannya pun usai saat mendapati gadis dengan ciri-ciri yang sudah diberitahukan security itu. Wajah ayu, kulit kuning langsat, rambut hitam lurus, dan matanya yang berbinar benar-benar menghentikan dunia pemuda itu. Dengan penuh percaya diri, pemuda itu berjalan hingga kini posisinya sudah berhadapan dengan si gadis.
“Hei, kamu Arsyilla Kirana?” tanya pemuda itu.
Gadis itu pun mengangguk samar, “Ya, aku,” jawab si gadis dengan suaranya yang merdu dan lembut.
“Ah, bukumu jatuh dan aku menemukannya. Ini terimalah,” ucap pemuda itu sembari menyerahkan buku desain dan teknik arsitektur itu kepada gadis bernama Arsyilla itu.
“Iya, terima kasih … siapa namamu?” tanya Arsyilla.
“Vendra … Ravendra,” jawab pemuda itu dengan mengulurkan tangannya guna berkenalan dengan Arsyilla.
Tidak disangka dari perkenalan itu, ada perasaan saling menyukai yang berkembang pada diri Arsyilla dan Vendra. Sayangnya, kisah yang semula diawali dengan pertemuan tak terduga itu, berkembang menjadi hubungan serius di antara keduanya.
***
Sekarang, Arsyilla membulatkan tekadnya untuk melupakan sosok Ravendra. Tidak ada lagi kisah manis yang tersisa, karena yang tersisa adalah bagaimana perlakuan Vendra yang nyaris memperkosanya.
Kedua bola mata Arsyilla pun memerah dengan rasa perih yang teramat sangat karena sebisa mungkin dia menahan jangan sampai air matanya jatuh. Keyakinannya sudah bulat bahwa dia harus lepas dari Vendra sekarang juga. Tidak peduli dengan manisnya kisah keduanya di masa lalu, tetapi perbuatan Vendra yang layaknya binatang menjadi salah satu penyebab bahwa Arsyilla harus mengakhir kisah keduanya. Ditambah juga dengan fakta bahwa dirinya telah ternoda, maka hanya ada satu jalan yang dia ambil yaitu mengakhiri kisahnya bersama Ravendra.
Sikapmu yang berusaha menodaiku dan keadaanku yang telah ternoda, membuatku harus mencari solusi terbaik. Inilah solusi terbaiknya, melanjutkan hidup masing-masing. Aku tidak mau terluka dan kamu nodai lagi, kehormatanku sudah terenggut, aku tidak ingin merasakannya lagi. Harus di sinilah kita berpisah, Ravendra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 303 Episodes
Comments
Rusmiyati
aku coba ingat....ini gabungan ya thor...
maaf kalau salah...
2022-06-04
1
Ipshe
L
2022-05-23
0
Vita Zhao
ya lebih baik kamu lupakan vendra karna dia Sudah menampakkan sifat aslinya di depan matamu sendiri syillah.
2022-05-14
2