Sore menjelang petang itu, Mama Khaira tampak mendatangi Arsyilla di dalam kamarnya. Ada banyak hal yang ingin dia bicarakan bersama putrinya itu. Termasuk mengenai sosok Aksara yang sudah dua kali menyambangi rumahnya dan mengantarkan Arsyilla.
“Kamu baru ngapain, Syilla?” tanya Mama Khaira kepada putrinya itu.
Arsyilla yang tengah duduk dan menghadap ke jendela kamarnya pun terhenyak. “Eh, Ma … ada apa Ma?” tanyanya kepada sang Mama.
Perlahan Mama Khaira pun ikut duduk di samping putrinya itu.
“Banyak hal yang harus kita bicarakan, Syilla.” Sang Mama memulai obrolannya dan memang sesungguhnya ada banyak hal yang mengganggu pikiran Khaira.
Bahkan beberapa malam belakangan dirinya sampai tidak bisa tidur memikirkan bagaimana anak gadisnya ternoda sungguh menjadi pukulan terberat dalam hidupnya. Bukan hanya dunia Arsyilla yang serasa runtuh dan jungkir balik, tetapi juga dunia Khaira pun turut hancur.
Perlahan Arsyilla pun beringsut dan menatap wajah Mamanya yang masih terlihat muda dan masih begitu cantik itu, “Maafkan, Syilla … Syilla tahu bahwa Syilla sudah menyakiti hati Mama dan Papa,” rupanya Arsyilla pun benar-benar memahami kondisinya.
Beberapa hari usai kejujurannya kepada Mama dan Papanya. Sepulang mengajar dari kampus pun, Arsyilla lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamarnya. Dirinya masih takut berhadapan langsung dengan Papanya. Hubungan Papa dan Anak itu pun menjadi renggang dan seolah tidak harmonis.
Perlahan Khaira menatap putrinya yang kali ini sedang menunduk itu.
“Bagaimana kamu mengenal Aksara, Syilla?” tanya Mama Khaira dengan serius.
Arsyilla pun menggeleng, “Syilla tidak tahu, Ma … hanya saja malam ini seingat Syilla bahwa Vendra memberikan Orange Jus kepada Syilla. Usai itu, dada Syilla terasa panas, Syilla muntah-muntah di toilet. Setelahnya Syilla mungkin terjatuh di toilet itu, tidak sadarkan diri, Ma.” ceritanya kepada sang Mama.
Dan, Khaira pun berusaha menjadi seorang pendengar yang baik. Membuka kedua telinganya untuk mendengarkan cerita dari putrinya itu.
Helaan napas yang berat pun keluar dari Arsyilla. Kemudian, Arsyilla kembali bersuara, “Paginya, Syilla sudah mendapati diri Syilla berada dalam satu ranjang bersama dengannya.”
Derai air mata kini turut menyertai cerita Arsyilla, Kali ini akhirnya dia bisa membagi momen pahit itu bersama dengan Mamanya. Seolah himpitan batu yang berada di paru-parunya terlepas begitu saja, ada rasa lega saat dirinya bisa bercerita kepada Mamanya.
Perlahan Khaira mengelus bahu hingga punggung putrinya yang bergetar itu.
“Terima kasih sudah bercerita kepada Mama,” ucapnya dan kemudian memeluk putrinya itu.
Kali ini tangisan dari Arsyilla justru berubah menjadi isakan, sementara Khaira sendiri tidak kuasa untuk tidak meneteskan air matanya. Hatinya pun terasa begitu pilu saat ini.
“Maaf Ma …,” ucap Arsyilla lagi yang meminta maaf kepada Mamanya.
“Tidak apa-apa, Syilla … Mama justru seneng karena kamu bisa cerita kepada Mama. Lalu, bagaimana hubunganmu dengan Vendra?” tanya Mama Khaira kali ini yang menanyakan hubungan putrinya dengan kekasihnya yang sudah berjalan selama satu tahun itu.
Berbicara tentang Vendra, Syilla memang sudah berkeputusan untuk memutuskan pria itu. Kali ini, Arsyilla teringat bagaimana peristiwa buruk yang nyaris saja terjadi beberapa hari lalu.
“Boleh Syilla bercerita lagi Ma?” tanyanya sembari mengurai pelukannya dari sang Mama. Wanita berusia 25 tahun itu kembali menundukkan wajahnya.
Sang Mama tampak menganggukkan kepalanya dan menatap wajah putrinya itu, “Cerita saja … Mama dari dulu selalu siap memberikan telinga Mama bahkan waktu Mama untuk mendengarkanmu,” jawabnya.
“Syilla sudah putus dengan Vendra, Ma … hari di mana Syilla pulang dan di antara Aksara untuk kali kedua itu, nyaris saja Vendra melecehkan Syilla, Ma. Untung saja saat itu Aksara datang dan menyelamatkan Syilla,” ceritanya lagi kepada Mama Khaira.
Kali ini Mama Khaira tampak menggelengkan kepalanya, dirinya tidak menyangka dalam beberapa hari berlalu begitu banyak peristiwa buruk yang dialami oleh putrinya itu. Dalam hatinya, Mama Khaira merasa bahwa dirinya harus semakin menjaga Arsyilla karena bahaya bisa datang dari mana saja.
“Kenapa bisa, Syilla?” tanya Mama Khaira dengan menyelidik.
“Dia menjemput Syilla di kampus dan mengajak Syilla untuk mampir ke apartemennya. Di sana, dia berusaha melecehkan Syilla. Ingin menggagahi Syilla. Saat itu Syilla sangat takut, Ma … untung saja ada Aksara yang datang dan menolong Syilla saat itu.” Arsyilla kembali bercerita. Kali ini tidak ada lagi rahasia yang dia simpan sendiri. Semua yang terjadi telah dia ceritakan kepada sang Mama. Oleh karena itu, Arsyilla benar-benar lega bisa mencurahkan isi hatinya kepada sang Mama.
“Mama bersyukur karena saat itu, Aksara datang di waktu yang tepat. Jika tidak, Mama tidak bisa membayangkannya.” Lagi Mama Khaira meneteskan air matanya.
Setelah cukup lama hidupnya dan keluarganya melimpah dengan kebahagiaan, dan kini seolah dalam sepekan Tuhan mencurahkan hujan deras dan awan gelap menaungi keluarganya.
Sama halnya dengan Mama Khaira, Arsyilla juga turut menggangguk, “Benar Ma … jika tidak, Arsyilla tidak akan berani menampakkan diri di hadapan Mama dan Papa.”
“Jangan berkata seperti itu, apa pun yang terjadi, kamu adalah anak Mama. Putri Mama. Kami sangat menyayangimu.” Khaira menegaskan kepada Arsyilla bahwa apa pun yang terjadi, Arsyilla tetap adalah anaknya, putri yang selalu dia sayangi.
“Ma, bagaimana dengan Papa, Ma?” tanya Arsyilla kali ini.
Masih ada beban yang dia rasakan dan itu adalah tentang Papanya. Sebab, sejak dirinya mengatakan dengan jujur kepada kedua orang tuanya, Papa Radit tampak kecewa dan marah. Pria itu menjadi dingin dengan putrinya. Hubungannya dalam beberapa hari seolah terselimuti dengan es yang tebal.
“Nanti Mama akan berbicara kepada Papa yah …” Khaira berbicara dan akan mendiskusikan dengan suaminya.
Itulah seorang Ibu, terkadang perkataan yang tidak bisa disampaikan seorang anak kepada ayahnya, seorang ibu akan menjadi penyambung lidah bagi anak-anak. Meluruskan masalah, dan tak jarang membujuk sang suami supaya mau berbaikan dengan anaknya.
***
Usai berbicara dari hati ke hati kepada Arsyilla, kini Mama Khaira kembali masuk ke dalam kamarnya. Di sana dia melihat pada suaminya yang sedang berdiri di balkon kamar mereka.
“Pa, baru ngapain di sini? Anginnya kenceng loh,” ucapnya sembari berdiri di samping suaminya itu.
“Mencari angin segar, Ma.” Papa Radit menjawab dengan sedikit menoleh pada istrinya itu.
“Masuk ke dalam Pa, nanti Papa masuk angin.” Khaira memperingatkan suaminya itu untuk masuk ke dalam supaya tidak masuk angin.
Radit tak bergeming, pria itu masih saja berdiri di balkon kamar mereka dengan pandangan yang menatap ke luar.
“Mama boleh berbicara, Pa?” tanya Khaira kali ini kepada suaminya.
Rupanya sang suami pun mengangguk, “Iya … boleh dong. Kan Papa selalu mendengarkan ceritanya Mama,” jawabnya dengan melirik istrinya itu.
“Syilla kangen sama Papanya.” Sebuah kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Mama Khaira. Sebuah ungkapan dari sang putri yang kali ini dia sampaikan secara jujur kepada suaminya itu.
“Hmm.” jawabnya singkat.
“Hanya itu jawabannya, Pa?” tanyanya lagi kali ini kepada suaminya.
Radit kemudian mengangguk dan diam. Seolah tidak ada lagi kata-kata yang bisa dia ucapkan kali ini untuk merespons ucapan istrinya itu.
Melihat suaminya yang masih diam, perlahan Mama Khaira pun menepuk punggung suaminya itu, “Jangan diam, Pa … jika kamu marah, lebih baik ungkapkan bagaimana perasaanmu. Ingat jangan melakukan silent treatment kepada anak karena berakibat kepada anak kita yang akan merasa ketakutan dan tidak nyaman.”
Khaira kali ini mengingatkan kepada suaminya untuk bisa mengungkapkan perasaannya, mengungkapkan emosinya. Supaya Arsyilla pun juga tahu bagaimana perasaan Papanya yang sebenarnya.
Setelah menasihati suaminya, Khaira memilih untuk masuk ke dalam. Setidaknya dia sudah menyampaikan bahwa Arsyilla merindukan Papanya. Jika, suaminya masih diam dan acuh tak acuh kepada Arsyilla, maka Khaira akan menyusun rencana untuk mendekatkan kembali suami dan putrinya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 303 Episodes
Comments
Michelle Ardina
mama khaira sma papa radit lupa kh sama aksara nya yg dlu
2023-11-03
0
Nanik Puspita
Mama kamu sangat bijak sekali ❤️❤️❤️❤️
2022-05-15
2
Desmeri Hepy
lanjut thor cerita Nya seru up yang banyak
2022-05-14
1