Lalu lintas Ibukota di pagi hari, nyatanya justru sangat lancar. Sehingga kurang dari setengah jam mengemudi, kini sebuah Mobil Mercedes Benz S600 Maybach berhenti di sebuah rumah berlantai dua yang terlihat begitu asri. Rumah itu terlihat indah dan sejuk dengan banyaknya bunga-bunga yang menghiasi area pagar.
Sementara di dalam mobil mewah itu, si gadis justru enggan untuk keluar. Ada rasa takut untuk menghadapi kedua orang tuanya. Namun, tidak mungkin juga dia akan terus menerus berdiam di dalam mobil mewah itu. Dengan helaan napas yang berat, akhirnya gadis itu membuka pintu mobil itu. Diikuti oleh sang pria yang mengekorinya.
Perlahan membuka gerbang, dan kemudian berjalan menuju pintu utama. Tangannya terangkat dan menyapa kedua orang tuanya.
"Mama, Papa … aku pulang." sapanya dengan sedikit berteriak.
Dari balik pintu keluarlah pasangan yang sudah tidak lagi muda, tetapi keduanya terlihat masih muda. Usia hanyalah angka, tetapi keduanya justru terlihat masih muda dan bugar. Akan tetapi, dengan bertambahnya usia, nyatanya tidak mengurangi kemesraan dan keharmonisan keduanya.
"Sayang, sudah pulang?" sapa sang Mama.
"Papa, cariin kamu. Untung tadi pagi, kamu angkat teleponnya, jika tidak Papa akan lapor polisi dan mengadukan kalau Putri Papa ini hilang." ucap sang Papa.
Akan tetapi, sapaan hangat dari kedua orang tua si gadis itu lenyap begitu saja saat menyadari ada sosok pria yang berdiri di belakang putrinya.
"Siapa Sayang?" tanya sang Mama kepadanya.
Si gadis itu pun bingung harus menjelaskan siapa pria yang kini berada di belakangnya. Dia pun menggigit bibir bagian dalamnya, berusaha mencari alasan yang tepat untuk menjelaskan semua yang terjadi semalam kepada Papa dan Mamanya.
Merasa si anak hanya diam, pasangan paruh baya itu mempersilakan tamunya untuk masuk terlebih dahulu.
"Ayo masuk dulu, masak juga harus berdiri di depan pintu seperti ini?" ucap sang Mama dengan begitu lembutnya.
Akhirnya si gadis dan pria itu masuk ke dalam rumah. Kini keempatnya sudah bersama duduk di sebuah sofa yang berada di dalam ruang keluarga itu.
"Nama kamu siapa, Nak?" tanya Papa Radit kepada pria yang datang pagi-pagi ke rumahnya bersama putri tunggalnya yaitu Arsyilla.
"Saya Aksara, Om …" ucap pria itu yang rupanya bernama Aksara.
"Kamu temannya Arsyilla ya?" kali ini giliran Mama Khaira yang bertanya kepada teman Arsyilla yang bernama Aksara itu.
"Bukan Ma … aku sendiri tidak tahu kenapa bisa bersama dengannya." sanggah Arsyilla yang benar-benar tidak tahu bagaimana dirinya bisa berakhir dengan pria yang kini berada di rumahnya itu.
"Lalu, siapa? Bagaimana mungkin jika bukan seorang teman kalian berdua bisa bersama-sama?" tanya Mama Khaira lagi kepada putrinya itu.
Hal yang sama, Radit pun mulai menyorot pria muda yang kini duduk di hadapannya. Dalam benaknya, Radit telah menduga ada sesuatu yang salah di sini.
"Ceritakan yang sebenarnya Syilla." ucap Papa Radit dengan suaranya yang dalam. Pria itu meminta anaknya untuk bisa bercerita yang sebenarnya.
Arsyilla yang semula diam pun tampak memilin ujung kemeja yang dia kenakan. "Pa … Ma …," Arsyilla mulai bersuara, tetapi ada getar dalam suaranya itu. Bahkan tanpa dia sadari air matanya menetes begitu saja.
"Katakan Nak, jangan membuat Papa dan Mama bertanya-tanya seperti ini." ucap Mama Khaira saat ini.
"Papa … Mama, aku mau minta maaf. Semalam sudah terjadi sesuatu yang di luar kendaliku." ucapnya dengan berusaha tegar, sayangnya di akhir kalimatnya Arsyilla kembali terisak.
Menyadari Arsyilla yang sudah menangis, bahkan isakan yang keluar terasa begitu menyayat hati. Perlahan pria yang diketahui bernama Aksara itu mulai berbicara.
"Saya akan bertanggung jawab untuk apa yang terjadi semalam Om, Tante …" ucap pemuda itu dengan penuh keyakinan. Sekalipun tahu, mungkin saja orang tua dari gadis yang baru dikenalnya itu bisa saja menolaknya.
Sebagai orang tua, runtuh lah harkat dan martabat keduanya yang harus menerima kenyataan bahwa putrinya yang selama ini mereka banggakan. Berpendidikan tinggi, mencapai karir yang cemerlang, justru mencoreng nama orang tua karena pergulatan satu malam di ranjang dengan pria yang asing bagi Radit dan Khaira.
Tak kuasa, Khaira pun meneteskan air matanya. "Apa semua ini benar Sayang?" tanyanya masih dengan suara yang lembut kepada Arsyilla.
"Iya Ma … Ma, maafkan aku. Maafkan aku yang sudah berdosa dan mencoreng nama baik Mama dan Papa. Maafkan aku, Ma." tangisan Arsyilla kembali pecah. Hatinya jauh lebih sakit melihat wanita yang sangat dicintainya, untuk pertama kali meneteskan air mata karena kesalahan yang sudah dia buat.
Sementara Arsyilla menunduk, membiarkan derai air matanya mengalir begitu saja. Sekadar melirik wajah Papanya yang sudah merah padam di hadapannya.
Perlahan Arsyilla pun berdiri, kemudian dia bersimpuh di kedua kaki Mama dan Papanya.
"Maafkan aku, Pa … Ma. Aku memang berdosa. Aku merusak kepercayaan yang sudah Papa dan Mama berikan kepadaku selama ini."
Radit tampak memalingkan wajahnya, rasanya pria itu enggan untuk menatap putri satu-satunya yang dia miliki yang tengah bersimpuh di kakinya itu. Khaira pun menangis menerima kenyataan bahwa putrinya pulang dalam keadaan ternoda.
"Lebih baik, kamu pulang dulu saja Aksara. Nama kamu Aksara bukan? Tinggalkan nomor handphone kamu, karena kami akan datang dan meminta pertanggungjawaban dari kamu," ucap Radit saat itu.
Dalam pandangannya sekarang ini, dia harus membereskan terlebih dahulu masalah keluarga. Tidak ingin ada orang lain seperti Aksara yang mengintervensi masalah dalam keluarga.
***
Sepeninggal Aksara, Khaira dan Radit sama-sama menatap dengan sorot mata yang tajam pada putrinya itu.
“Bagaimana semua bisa terjadi Syilla?” tanya Radit yang masih berusaha menahan emosinya.
Arsyilla pun kembali menangis, air matanya bercucuran begitu saja membasahi kedua pipinya. “Syilla tidak tahu, Pa …” jawabnya dengan bibirnya yang terasa bergetar.
“Itu jawaban apa Syilla? Apa Mama dan Papa pernah mengajari kamu seperti itu?” tanya Radit lagi.
Perlahan Khaira mengusap lengan suaminya yang tengah emosi itu, “Sabar Pa … kalau kita emosi, semua tidak akan ada jawabannya.” ucap Khaira yang berusaha menenangkan suaminya itu.
“Maafkan Syilla, Pa … Syilla merasa gagal kali ini.” aku gadis yang tengah berduka itu dengan menutup kedua wajahnya yang masih saja berlinangan air mata dengan kedua tangannya.
Melihat hancurnya Arsyilla, Khaira pun tak kuasa menahan air mata. Lagi, dia kembali menangis dan kemudian berdiri. “Ayo, bersihkan diri kamu terlebih dahulu, Syilla. Nanti kita bicara lagi,” ucapnya sembari membawa anaknya itu untuk masuk ke dalam kamarnya.
Begitu sampai di dalam kamar, Arsyilla segera memeluk Mamanya itu. “Maafkan Syilla, Ma … Maaf.” lagi Arsyilla berbicara kepada sang Mama. Setidaknya kelembutan dan kasih sayang dari Mamanya cukup bisa membangkitkan hati dan hidup Arsyilla yang telah hancur lebur dalam satu malam.
Khaira pun memeluk Arsyilla, menggerakkan telapak tangannya dengan lembut di punggung Arsyilla. “Semua sudah terjadi, Syilla … tidak dipungkiri Mama pun kecewa sama kamu. Akan tetapi, sebagai seorang Ibu, apakah Mama akan tega membiarkan kamu seperti ini?” tanya Khaira.
Saat anak terluka, yang membebat lukanya adalah orang tuanya. Sementara jika luka itu membuat kedua orang tuanya merasa pedih dan menanggung malu apa yang harus dilakukan?
“Selesaikan semuanya Syilla. Hubunganmu dengan Vendra juga harus kamu pikirkan? Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Satu noda, juga akan berimbas ke banyak hal. Oleh karena itu, pikirkan baik-baik semuanya. Kamu sudah dewasa, kamu harus mengambil keputusan.” pinta Khaira saat ini kepada anaknya.
Perlahan Arsyilla mengangguk, gadis itu masih sesegukkan dan menggigit bibir bagian dalamnya. Apa yang disampaikan sang Mama benar, kali ini dia harus berpikir dan mengambil keputusan. Ada juga Vendra, calon tunangannya yang juga harus keputusan yang akan dia ambil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 303 Episodes
Comments
Yaser Levi
masa gak tau..awal mulanya gmn ??jgn bego dech ..
2024-03-31
1
Anonymous
iya ini masak radit n istri dak ingat aksara, dan sebaliknya. dan wkt mrk kecilsdh bisa ketemu, np wkt mrk dpt srt dr ortu aksara tdk diberi no kontak ortu aksara, agak janggal
2022-11-28
2
Aniya Sari
arsyila anak Khaira .. askara ank nya dokter Bisma itu bukan sih
2022-11-05
2