Cerita Daniel (2)

Sebenarnya saat itu aku pengen beritau Kinay tentang pengkhianatan si Rizky, tapi aku gak punya bukti apa-apa. Bisa berabe kalau enggak ada bukti, bisa-bisa Kinay malah salah paham sama aku.

Akhirnya aku serahkan semuanya pada Tuhan. Biarlah Tuhan menentukan waktu dimana pengkhianatan Rizky akan terbongkar di depan mata Kinay sendiri.

Sementara di sini, aku akan bakal ngikutin saran dari Wildan. Apa lagi kalau bukan PDKT-in Kinay.

Kebetulan PDKT pertamanya itu ngasih sebatang coklat ke Kinay sebagai tanda terimakasih aku buat dia karena udah belain aku.

Waktu itu aku agak kesal karena Kinay sempat nolak pemberian aku, malah si Sherly alias Lily yang nerimanya.

Tapi gak lama setelah itu kekesalanku menghilang setelah Kinay merebut sebatang coklat pemberanku dari tangan temannya.

Ya apa mungkin Kinay cemburu, makannya dia rebut kembali sebatang coklat yang sempat diambil oleh Lily?

Semoga aja deh dia cemburu. Karena banyak orang yang mengatakan cemburu itu tandanya cinta.

Terus PDKT yang kedua itu nelponin dia di malam hari buat mastiin di malam itu dia baik-baik saja. Kebetulan aku dapat nomor hp-nya dari Wildan.

Aku kira Kinay bakalan nyambut telponku dengan lembut. Eh, tahu-tahunya malah dapat respon jutek dari dia. Galak lagi. Buktinya belum apa-apa, dia langsung matiin sambungan telponku.

Bahkan waktu di kelas aja dia datang-datang langsung marah-marah gak jelas karena aku nyimpen nomor hp-nya tanpa ada izin dari diaini.

Baru aja nyimpan nomor hp, dia udah marah-marah. Gimana jadinya kalau aku nyimpan dia juga di hati aku, mungkin lebih parah dari pada ini.

Tapi aku baru nyadar Kinay orangnya gak mudah nyerah. Sekali dia marah, langsung ke sananya blak-blakan minta ini minta itu. Buktinya dia ingin pinjam hp aku karena ingin hapus nomornya itu dari hp aku.

Ya, aku tolaklah. Secara di dalam handphone-ku, banyak sekali foto aku sendiri dengan gaya keren semua. Kan bisa berabe kalau ketahuan sama Kinay.

Untungnya ada teman sekelas aku yang beritau kalau si Rizky udah ada di gerbang sekolah dan sebentar lagi bakalan masuk ke kelas. Ya Otomatis aku selamat dari paksaannya Kinay.

Selain di kelas, aku juga masih ingat kejadian di Kantin. Waktu itu aku nggak sadar kalau kulit pisang yang sudah kukupas jatuh gitu aja ke lantai. Eh, tau-taunya yang kena Kinay.

Pasti diomelin lagi. Baru aja kelar masalah tadi pagi, sekarang ditambah masalah baru lagi.

Aku sempat kaget waktu Kinay minta aku buat gendongin dia. Ya aku tolak lah. Secara yang namanya culun, rata-rata identik gak bisa gendong cewek.

Dia kesal. Tapi gak papa lah, yang penting selamat.

Terus setelah itu masalah baru datang lagi. Si Rizky ikut-ikutan nimbrung, dan salah satu murid yang ada di kantin malah beritau si Rizky tentang hal yang nimpa Kinay.

Ya iyalah, Big Boss KW langsung marah. Dia hampir ingin memukulku, tapi Kinay malah ngelindungin aku.

Ya ampun, Kinay. Baik banget sih kamu.

Tapi aku lebih tidak tega jika Kinay yang nerima pukulan si Rizky. Cepat-cepat aku nahan tangan si Rizky waktu itu.

Emang dasar ya aku ini. Pengen jadi pahlawan kesiangan, malah hampir berujung ketauan. Untung aja aku bisa ngendaliin situasi keadaan, dimana saat itu anak-anak sempat mandangi aku penuh keheranan.

Waktu pulang sekolah, aku kaget ketika disuruh oleh Papa buat siap-siap dan dilarang untuk tidak bepenampilan culun lagi. Setelah aku tanya, ternyata Papa dan Mama ngajakin aku ke Cafe buat menemui seseorang.

Kata mereka, aku mau dijodohkan. Loh, main jodohin aja? Awalnya aku menolak karena aku gak kenal sama cewek yang bakal dijodohin sama aku.

Tapi pas Mama beritahu nama ceweknya, aku terima ajakan mereka untuk ketemuan sama dia dan juga orang tuanya. Siapa lagi kalau bukan Kinay--cewek yang sebelumnya aku PDKT-in.

Pas banget tau gak, bisa aku jadiin ketemuan orang tuaku sama orang tuanya sebagai peluang buat PDKT-an yang ketiga. Dimana-mana kan kalau mau ngedeketin anaknya, harus ngedeketin dulu orang tuanya, biar dapat restu.

Waktu di Cafe, papa dan mama sempat kaget saat ngeliat aku berpenampilan culun lagi. Aku lupa belum beritau mereka kalau aku gak pengen berpenampilan keren dulu di depan Kinay.

Hampir saja papa dan mama keceplosan tentang siapa aku sebenarnya. Untungnya waktu itu aku menyela-nyela perkataan mereka agar tidak memberitahu dulu rahasiaku kepada Kinay.

Oh ya, aku juga senang karena acara pertunanganku sama Kinay sudah ditentukan, yaitu minggu depan.

Jujur, aku excited nunggu momen itu terjadi.

Sekilas kenapa orang tuaku sama orang tua Kinay bisa saling kenal. Karena dulu Papa sama Mama pernah mengundang seorang atasan kantor yang ada di jalan Pusaka ke acara syukuran atas keberhasilan Papa dalam menjalankan bisnis.

Waktu itu Om Rudi yang datang ke acara syukuran bersama Tante Fatma. Dari sanalah mereka bisa saling kenal.

Malam itu Tante Fatma nelpon aku. Dia beritau aku kalau Kinay belum makan dari tadi sore, bahkan sampai malam juga dia belum makan.

Bener-bener tuh Kinay susah buat ngatur pola makan. Kalau dia sakit gimana? Kan aku juga yang cemas.

Tapi ya ... mungkin aja Kinay lagi marah.

Akhirnya di pagi harinya, aku sengaja masakin nasi goreng ala Daniel Wijaya Syahputra buat Kinay. Aku berharap dia suka sama masakan yang aku buat.

Sekitar jam 6 pagi, aku pergi ke rumah Wildan buat nitipin kotak makan yang aku khususkan buat Kinay.

Kalau ada yang nanya, kenapa aku tidak memberikannya ke Kinay secara langsung? Karena aku nggak ingin ganggu Kinay dulu, aku tau saat ini dia lagi marah. Semoga aja amarahnya itu hilang setelah dia makan masakanku.

Oh ya, waktu itu juga sebelum olahraga, Rizky sempat membagikan kartu undangan ulang tahunnya ke anak-anak, kecuali aku.

Udah ketebak sih dari awal cowok gila itu gak bakalan kasih kartu undangannya ke gue. Secara gue kan musuhnya.

Tapi gak papa, karena ada Wildan yang pintar ngeles. Jadi aku bisa masuk ke pesta ulang tahun Rizky tanpa ada hambatan. Ya aku juga punya kartu undangannya, Wildan yang kasih ke aku.

Malamnya, aku datang ke pesta ultah si Rizky dengan penampilan nggak cupu lagi. Tapi waktu itu aku pakai topeng, jadi nggak bakalan ada yang tahu kalau aku ini adalah Daniel.

Jujur, aku senang karena bisa dansa sama Kinay. Mumpung malam itu Kinay lagi sendirian. Karena si cowok gila lagi dansa sama cewek lain.

Aku yakin itu cewek yang sama alias cewek selingkuhannya si Rizky.

Aku kira pesta ulang tahun Rizky bakal berjalan dengan lancar, tapi ternyata malah sebaliknya. Karena waktu itu pengkhianatan si Rizky terbongkar di depan mata Kinay sendiri.

Usut punya usut tuh cewek teman satu kelas aku sendiri, Andin namanya. Kalau ditanya soal kecentilan, dialah ratunya.

Aku terdiam waktu melihat Kinay nangis. Rasanya saat itu juga aku pengen hajar si Rizky karena udah berani nyakitin hati Kinay.

Tapi aku menahan diri. Kalau aku hajar dia, yang ada masalah baru akan datang.

Kinay pergi dari pesta dengan membawa tangisan. Aku bergegas mengejarnya, dan berniat buat menghiburnya. Tapi bukan dalam wujud Daniel keren, melainkan dalam wujud Daniel si cowok culun.

Sejujurnya aku belum siap untuk mengatakan rahasiaku kepada Kinay.

Rencananya aku bakal beritahu dia di waktu yang tepat, kalau sebenarnya aku ini adalah si culun palsu.

"Daniel."

Seseorang memanggil namaku di tempat latihan bermain skateboard. Setelah aku lihat ternyata dia adalah Wildan.

"Eh, Wildan. Tumbenan lo ke sini?" tanyaku sambil mengelap wajah basah ini dengan handuk kecil.

"Gue pengen ngajak lo jogging, mumpung masih pagi," jawabnya.

Sejenak kulihat setelan pakaian Wildan dari atas sampai bawah. Dia memakai baju olahraga.

"Lo ngajak gue jogging?" tanyaku.

"Ngajak berenang. Ya iyalah ngajak jogging, pakek nanya lagi. Udah, dari pada hari libur lo diisi main skateboard mulu, mending kali-kali lo jogging bareng gue biar sehat," timpalnya.

"Ya udah, okey. Gue ganti baju dulu. Lo tunggu di sini," pintaku padanya. Dia membalas dengan anggukan kepala.

• Bersambung •

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***