Menuju Pesta Ultah Pacar

"Jadi kamu belain dia?" tanya Rizky, sekilas menunjuk ke arah Daniel.

"Bukan gitu, Ky. Kamu itu selalu kasar sama dia, apa salahnya coba. Lagian dia gak pernah cari gara-gara sama kamu," jawabku, diakhiri menatap sayu sosok Daniel yang saat itu tengah memandangiku juga.

"Salah dia itu banyak. Terutama dia pengen sok hebat di depan kamu," ketusnya.

Aku memalingkan muka ke arah lain. Bingung bagaimana harus menjelaskan ke Rizky kalau Daniel adalah cowok yang baik.

Sejenak aku mengalihkan pandangan ke arah Daniel yang terlihat masih memegang pipinya yang sedikit merah gegara dipukul Rizky.

"Daniel, lo gak papa kan?" tanyaku lirih, yang kini beralih menangkup kedua pipi Daniel.

Daniel menggelengkan kepala sambil tersenyum padaku. Hendak saja jemari tanganku ingin mengusap pipi Daniel, tiba-tiba saja Rizky menarik tanganku.

"Ohh, sekarang gue paham, lo mau cari perhatian cewek gue kan? Inget, lo itu cuma cupu yang gak pantes buat Kinay," tekannya.

Daniel hanya diam, dan lagi-lagi Rizky ingin melayangkan sebuah pukulan padanya. Untungnya aku segera menahan tangan Rizky.

"Udah, jangan diterusin lagi. Lebih baik kita ke kelas sekarang!" ajakku, yang tidak ingin ada masalah di antara Rizky dan Daniel.

"Awas aja lo," geram Rizky sambil mengangkat kepalan tangannya.

"Rizky, udah," pintaku, meraih kepalan tangan Rizky yang terangkat, lalu menarik pergelangan tangannya untuk mengajak Rizky pergi dari sana.

Sejenak kumenoleh ke belakang. Tampak Daniel mengusap-usap pipinya yang memerah. Ingin sekali aku menolongnya, tapi aku harus mengantar Rizky ke kelasnya agar tidak terjadi perdebatan.

Setelah memastikan Rizky masuk ke dalam kelas, aku terpaksa meminta izin ke Bu Sinta--guru yang mengajar di kelasku untuk pergi ke toilet.

Padahal sebenarnya aku pergi mencari Daniel. Aku khawatir padanya karena dia belum juga masuk ke kelas.

Langkahku terhenti saat berada di dekat uks. Aku melihat pintu itu sedikit terbuka. Setelah aku cek, ternyata ada Daniel di dalam sana yang tengah mengobati lukanya.

"Daniel," panggilku, berjalan menghampiri Daniel dan duduk di sebelahnya.

"Mana yang sakit, hah?" lirihku sambil menangkup kedua pipi Daniel, dan mengecek setiap inci wajahnya.

"Aku seneng ternyata kamu perhatian juga padaku," ucapnya.

Aku terdiam. Mataku menangkap mata Daniel yang saat itu tengah menatapku sangat lekat.

'Oh My God! Mata Zayn lagi natap mata gue.'

Cepat-cepat aku melepaskan tangkupan tangan yang melekat di pipi Daniel. Aku tidak ingin dia malah ke geer-an gegara aku perhatian padanya.

"Bukannya perhatian, tapi gue kasihan aja sama lo karena terus-terusan diganggu sama Rizky. Apalagi gue sempet ngeliat lo kayak ketakutan kalau di dekat Rizky, makannya tadi gue belain lo," jelasku.

"Aku gak takut sama Rizky," ucap Daniel.

"Kalau lo gak takut, kenapa lo balas aja perbuatan Rizky?" tanyaku, sekilas menatap dia.

"Aku belum bisa ngelakuin bela diri," jawabnya, dan kulihat dia langsung menundukkan kepala.

"Ah, payah lo jadi cowok. Makannya sering-sering latihan bela diri biar lo bisa ngejaga diri lo sendiri," peringatku padanya.

Dia hanya tersenyum. Tapi senyumannya itu sulit untuk kuartikan.

'Dasar cowok aneh!'

Tring ....

Bel pulang berbunyi. Menandakan semua pelajaran sudah selesai dan anak-anak pada ribut ingin pulang duluan.

Seperti biasa aku dijemput oleh Mang Agus. Tapi aku memintanya untuk mengantarkanku ke butik Mama.

So, apalagi coba kalau bukan untuk memilih gaun paling indah yang akan kupakai malam nanti ke pesta ulang tahun Rizky.

"Assalamualaikum, Mah," ucapku, dan melihat Mama tengah berbicara pada seorang wanita paruh baya. Mungkin client-nya.

"Waalaikumsalam. Eh putri Mama udah pulang," balas Mamaku, menyambutku penuh antusias.

"Oh ini putri kamu, Jeng. Cantik sekali dia," puji client Mama, dan aku hanya membalasnya dengan senyum manis.

"Bisa aja nih, Jeng," sahut Mamaku.

"Kalau gitu saya permisi dulu ya, Jeng. Jangan lupa aja kirim secepatnya baju yang sudah saya pesan." Client Mama mengingatkan.

"Siap, Jeng."

Setelah client Mama pergi, aku berjalan ke tempat gaun. Aku langsung melihat-lihat beberapa gaun yang dirancang indah oleh Mama dan juga karyawannya.

"Kamu lagi nyari apa, Sayang?" tanya Mamaku, yang ternyata sempat mengikutiku.

"Kinay lagi nyari gaun yang cocok buat Kinay, Mah. Soalnya nanti malam Kinay harus datang ke pesta ulang tahunya Riz--"

Aku menggantung ucapanku. Karena aku hampir saja ingin menyebutkan nama Rizky. Jika saja aku menyebutkan nama dia, mungkin Mama gak bakal ngizinin aku buat datang ke acaranya.

"Maksud Kinay, Rizka. Teman sekelas Kinay," sambungku, terpaksa berbohong.

'Maafin Kinay, Mah. Maafin Kinay juga, Ya Tuhan!'

"Oh gitu. Kalau menurut Mama sih gaun ini yang paling cocok buat kamu."

Mama mengambilkan gaun paling indah untukku. Kenapa indah? Karena menurutku warna gaunnya tidak terlalu mencolok, ditambah ada corak bunga sakura yang dirancang sangat rapi.

"Ya udah deh, Kinay pilih gaun ini aja," sahutku, langsung mengambil gaun itu dari tangan Mama.

"Mang Agus," panggilku pada Mang Agus yang berada di dekat pintu.

Mang Agus menghampiriku.

"Ada apa, Neng?" tanya Mang Agus.

"Mang Agus ke Mall, ya. Beliin Kinay beberapa topeng pesta yang paling bagus, nanti Kinay pilih sendiri di rumah," pintaku.

"Okey, siap Neng," sahut Mang Agus. Kemudian dia pergi, mengabulkan keinginanku.

Kulihat Mama hanya menggeleng-gelengkan kepala. Sementara aku, aku malah memikirkan tentang Daniel.

Masalahnya aku kasihan sama Daniel, karena dia gak diundang oleh Rizky ke pesta ulang tahunnya. Coba aja kalau diundang, pasti bakalan seru.

Malam telah datang. Aku sudah siap-siap memakai gaun dan segala macamnya. Hanya tinggal berangkat bersama mang Agus ke pesta ulang tahun Rizky.

"Ayo, Mang, kita berangkat," ajakku pada Mang Agus yang kebetulan sudah menungguku di dekat mobil.

"Ya ampun Neng Kinay cantik pisan, udah kayak bidadari aja," puji Mang Agus, membuatku tersipu malu mendengarnya.

"Ah Mang Agus bisa aja. Kapan nih kita berangkat kalau Mang Agus muji Kinay mulu?" candaku.

"Oh iya ya. Hayuk atuh, Neng."

Mang Agus membukakan pintu mobil untukku. Aku langsung masuk ke dalam sambil membawa kado yang sengaja kurancang rapi, spesial untuk Rizky.

Di tengah perjalalan, aku mengirimkan pesan untuk Rizky lewat whatsapp. Sebenarnya aku sengaja berangkat jam 18.15 biar Rizky senang dan menganggapku sebagai tamu pertama.

'Ky, tungguin aku ya. Bentar lagi aku sampe di rumah kamu.'

Sudah aku send pesanku ke Rizky, tapi ceklis satu. Entah kenapa Rizky malah tidak mengaktifkan datanya, padahal aku pengen chat-tan sama dia.

'Tapi, ya sudahlah!'

"Loh, Neng, kenapa pakai topeng pestanya sekarang? Kenapa gak di rumah Den Rizky aja?" tanya Mang Agus, memandangiku lewat kaca spion mobil.

"Gak papa lah, Mang, biar cepet kalau pakeknya sekarang," jawabku.

"Oh gitu."

Aku memalingkan wajah ke samping, melihat-lihat pinggir jalan yang dipenuhi oleh jajanan anak muda.

Ketika sedang asyik-asyik memandang, tiba-tiba saja Mang Agus mendadak mengeremkan mobil.

Cittt ....

"Ada apa, Mang?" tanyaku.

"Anu Neng, kayaknya nih mobil mogok," jawab Mang Agus.

"Aduh Mang, kenapa harus mogok sekarang sih? Udah tahu Kinay itu harus buru-buru ke rumah Rizky," ucapku mulai bete.

"Ya mau gimana lagi, Neng. Tunggu sebentar ya, Mang Agus perbaiki dulu," ujar Mang Agus.

"Ya udah, jangan lama, Mang," pintaku seraya melipat kedua tangan di depan dada.

Sungguh, aku benar-benar kesal. Tapi bukan ke Mang Agus, melainkan ke mobilnya. Kayaknya mobil Papa sengaja ingin aku datang terlambat supaya tidak menjadi tamu pertama Rizky.

"Hufttt." Aku mendengkus napas kesal. Berharap Mang Agus secepatnya bisa memperbaiki mobil.

20 menit berlalu, Mang Agus kembali masuk ke dalam mobil.

"Gimana, Mang? Udah bisa dijalanin belum?" tanyaku.

"Sudah bisa, Neng," jawabnya, membuatku bisa bernapas dengan lega.

Mang Agus kembali melajukan mobil dengan kecepatan normal.

'Ya Tuhan, semoga aja belum ada tamu yang datang ke pesta ulang tahun Rizky.'

• Bersambung •

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!