Laras membuka mantelnya begitu memasuki tempat kerjanya di McFadden's Saloon. Tampak beberapa rekan kerjanya menatapnya dengan senyuman jahil. Laras langsung mengerti apa yang mereka pikirkan. Gadis itu memutuskan untuk tidak menanggapi mereka.
"Laras, you're late!" kata Larry, bosnya,
sembari menunjuk ke jam tangannya.
"I'm sorry Larry, aku ada sedikit masalah tadi," jawab Laras memelas.
"Tidak apa-apa, lagi pula aku yakin sebentar lagi kau akan membuat tempatku ini menjadi terkenal hahahah ...."
"What!" Laras menepuk jidatnya.Bosnya ini sama saja ternyata, gerutunya dalam hati. Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Dalam sekejap hidupnya begitu kacau.
"So,bagaimana rasanya berpacaran dengan selebriti?" tanya Megan, rekan kerjanya tiba-tiba.
Laras yang hendak menyiapkan pesanan meletakan kembali nampan yang dibawanya. Lalu berbalik dan menatap Megan dengan tatapan tajam.
"Sorry Megan,aku tidak bisa memuaskan hasrat bergosipmu,karena aku .. tidak berpacaran dengan selebriti manapun," ujar Laras kesal.
"Ohya? Lalu apa yang dilakukan Benjamin Chevalier disini?" Megan memajukan dagunya menunjuk ke arah pintu masuk.
"What?" Laras tak mengerti dengan perkataan Megan barusan.
Megan membalikkan badan mungil Laras dan menunjuk ke arah pintu masuk. Nampak Ben tengah tersenyum serta melambaikan tangan kepadanya. Dia datang bersama ketiga personel The Rebellion yang lain.
"O nooo!" pekik Laras.
Megan tersenyum menang,dia membalas lambaian tangan Ben.
Ben dan yang lainnya duduk di pojok ruangan.
Memanggil waitress untuk segera melayani mereka. Larry menghampiri Laras dan berdehem kepada gadis itu. "Laras, ada tamu..," ujarnya sembari menunjuk ke arah Ben dan teman-temannya. Laras mengangguk lemas, dengan langkah gontai dia mendekati meja Ben.
"What are you doing here? Apa aku tak cukup dapat masalah dengan wartawan-wartawan bodoh itu!" Tanpa basa-basi Laras menghardik Ben dengan suara setengah berbisik.
Laras memandang Marcus, Gregory dan Liam.
"Nice to meet you, guys," Laras tersenyum manis kepada ketiganya. Namun begitu gadis itu memalingkan wajah ke arah Ben, air mukanya berubah tegang kembali.
"Kau tidak membalas pesanku,aku cuma
mau memastikan kau baik-baik saja," ujar
Ben membela diri.
"Aku baik-baik saja,okay?" Laras menyiapkan buku pesanan lalu bersiap untuk mencatat.
"Mau pesan apa, Tuan-Tuan?" kata Laras ramah.
"Dua botol cognac martell l'or, please," jawab Marcus sembari mengembangkan senyumnya
"Ada yang lain?" sahut Laras.
"Menyusul," kata Gregory
"Okay,akan segera saya bawakan." Laras kemudian berlalu menuju ke arah bartender.
"Gadis yang menarik," goda Marcus. Ben hanya menggeleng.
"Baru kali ini seorang Ben Chevalier diacuhkan wanita," Gregory tergelak.
"Stop it guys, ini tidak seperti yang kalian pikir," ujar Ben
"Lalu seperti apa?" desak Marcus.
"Yang jelas aku tidak ada apa-apa dengan dia," terang Ben.
"Bagus kalau begitu," ujar Marcus, Ben mengrenyitkan dahinya.
"I mean .. that's great,right? Jadi aku punya kesempatan untuk mendekatinya, she's kinda cute," sambung Marcus membuat raut muka Ben sedikit berubah kesal. Kemudian mengangkat bahunya.
Tak lama Laras kembali dengan membawa dua botol cognac. Setelah meletakannya di meja, Laras hendak berlalu, namun Ben menahan lengannya.
"Laras, can I talk to you for a second?"
"As you can see, I'm working," ujar Laras.
Melepaskan cekalan tangan Ben,kemudian berlalu.
"Uuuuuuuufhhh ...."
Ketiga temannya berpura-pura sakit hati melihat Ben diacuhkan seorang wanita untuk pertama kalinya. Ben membuka botol cognac di depannya kemudian menenggaknya langsung dari botolnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️
seruuuu,,,,
2024-01-10
1
liari sandi
bagus trnyata ceritanya
2022-09-20
0
ferisa baroatin
Thor aku ga sanggup nerusin karena Laras dibikin mati😭 jadi aku balik baca dari awal lagi ngulang sampe mereka nikah aja😂
2022-04-26
1