Part 11

"May .. tumben nelpon?" Laras membuka pembicaraan ketika telepon sudah tersambung ke seberang.

"Ras .. kangen nih, udah lama gak ngumpul-

ngumpul." Suara Maya di seberang.

"Iyaa ya, kamu sibuk manggung kayaknya nih." Tebak Laras. Maya adalah seorang penari tradisional yang tergabung dalam sanggar milik KJRI(Konsulat Jenderal Rebuplik Indonesia) di New York.

"Iya lumayan juga KJRI banyak acara sampai keluar New York. Ohya, aku mau minta bantuan dong."

"Apa tuh?"

"Acara puncak ultah kampus kita kan aku ditawarin panitia buat ngisi, ya tarian mix tradisional dan modern gitu, nah aku kurang personel nih, ada dua orang yang lagi mudik ke Indo .. trus aku keinget kamu Ras, kamu udah pernah ngikut sanggar tari di Jogja kan dulu, ya kepikiran buat ngrekrut kamu, gimana?"

"Serius nih?"

"Iya seriuslah .. kalau kamu oke, hari minggu jam 5 sore mulai latihan ya di Konjen, soalnya waktunya dah mepet banget ini tinggal semingguan lagi,"

"Okay May .. siap!" Laras menutup telponnya.

Senyumnya tersungging pelan. Sudah lama sejak tinggal di New York gadis itu tidak mengasah hobi menarinya. Dulu di kampung halamannya Jogja, Laras mengikuti kelas tari tradisional di sebuah sanggar yang tak jauh dari rumahnya di Kota Gede.

Pandangan Laras menerawang keluar jendela apartemennya. Lampu-lampu dari gedung-

gedung pencakar langit di sekitar tampak berkelap-kelip. Ditariknya nafas dalam-dalam.

Sebatang kara di New York, bertahan hidup dengan dua pekerjaan sampingan, dan mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan kuliahnya, terkadang membuat Laras merasa kelelahan, namun rasa itu cepat-cepat dibuangnya. Menjadi kuat adalah pilihan satu-satunya untuk bertahan di kota ini.

***

Laras melangkah keluar tempat kerjanya di McFadden's Saloon. Jam menunjukkan pukul satu dini hari. Gadis itu merapatkan syal di lehernya agar tetap hangat. Udara begitu dingin malam itu. Jalanan menuju apartemennya mulai lengang.

Suara klakson mobil membuatnya terkejut,

membuat gadis itu secara otomatis menoleh ke sampingnya. Sebuah mobil hitam berhenti dan kaca jendela terbuka. Laras membulatkan matanya ketika melihat siapa yang duduk di belakang kemudi sembari tersenyum lebar ke arahnya. Lelaki berambut keperakan dan bermata biru. Dada Laras berdesir.

"Laras, ayo kuantar kau pulang!" seru Ben.

"Emhh .. apartemenku sudah dekat, Ben,

terimakasih untuk tawaranmu," tolak Laras gugup seraya menunjuk ke arah gedung yang masih ratusan meter jaraknya dari tempatnya berdiri.

"Kenapa kau selalu menolak tawaranku?"

Ben turun dari mobilnya kemudian mendekati Laras. Membuat gadis itu semakin gugup.

"Itu .. emh .. karena .. emh .. memang tidak perlu," jawab Laras terbata.

"Ayolah .. aku temani kau berjalan kaki ke apartemenmu, seperti waktu itu." Dengan tiba-

tiba Ben menggandeng tangan Laras tanpa memberi kesempatan gadis itu menolak.

Dada Laras berdebar kencang. Memandangi punggung Ben yang terbalut jaket sweater hitamnya. Rambut panjang peraknya menari-

nari tertiup angin.

"Tunggu, Ben!" seru Laras seraya melepaskan gandengan tangan Ben.

"What's wrong?" tanya Ben sembari membalikkan badannya menghadap Laras.

"Kenapa kau bisa ada di sini?"

Ben tertawa kecil. Mengelus pipinya dengan jari telunjuknya. "Aku warga New York, apakah

kau tidak tahu?" jawabnya asal. Membuat Laras terbengong. Beberapa detik kemudian Ben kembali tertawa melihat ekspresi gadis itu. Cukup cantik, batinnya. "Okay..aku baru pulang dari studio, sewaktu melintas di depan McFadden kulihat kau sedang berjalan sendirian,so here I am," sambungnya.

"Ah, I see," gumam Laras.

"Bisa kita lanjutkan perjalanan?" tanya Ben seraya memandang Laras yang masih berdiri mematung. Gadis itu menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada wartawan yang mengintai.

"Relax .. no paparazzi's around." Ben tergelak.

"Alright," gumamnya malu.

Ben memasukkan telapak tangannya ke saku jaketnya. Lalu melangkah menelusuri jalanan yang lengang. Laras mensejajarkan langkahnya dengan lelaki itu.

"Ah Laras, kau besok masuk kerja di rumah Rose, bukan?" tanya Ben.

"I guess so," jawab Laras. "Why?"

"Lupita mengambil libur besok dan Penelope tidak bekerja di akhir pekan, aku akan sangat senang kalau kau bisa menginap untuk membantuku mengurus Rose, akan kutambah gajimu," ujar Ben. "If you don't mind," sambungnya.

"Yeah, sure," jawab Laras.Ben tersenyum sumringah mendengar jawaban Laras.

"Thanks, Laras, you're the best!" ujar Ben seraya menepuk pundak Laras lembut. Dada gadis itu kembali berdesir.

Suasana hening, keduanya terus melangkah dalam diam. Diliriknya Ben yang dengan tiba-tiba menoleh ke arahnya dan pandangan mereka pun bertemu. Ben hanya tersenyum lebar. Membuat Laras terkesiap. Senyuman lelaki ini begitu manis dan juga menggemaskan, pantas saja banyak yang tergila-gila dengannya. Ah bodoh sekali, bukan hanya karena senyumannya saja para wanita itu tergila-gila, tetapi lelaki di sampingnya ini adalah personel The Rebellion yang terkenal seantero USA ini. Kaya raya, dan mempesona.

"Hey .. Laras, can I ask you something?" tanya Ben memecah keheningan dan membuat Laras tersadar dari lamunannya.

"Emh .. yeah, sure," jawab Laras.

"Mungkin aku pernah menanyakan ini padamu tapi aku akan menanyakannya lagi."

"Go on."

"Kau adalah wanita pertama yang tidak histeris ketika berinteraksi denganku, kau justru banyak menghindar, bisa kau jelaskan kenapa bisa seperti itu?" Ben kemudian tergelak. "I know, I know, that's a stupid question but I'm really curious about you."

Desiran aneh kembali menyeruak di dada Laras. Penasaran? Seorang Benjamin Chevalier penasaran terhadap wanita biasa sepertinya, tunggu, mungkin saja dia mengatakan hal semacam itu kepada semua wanita, Laras membatin.

"Emm, mungkin itu karena, karena aku terlalu sibuk dengan hidupku, sehingga aku kurang memperhatikan sekelilingku," jawab Laras sekenanya. Padahal dalam hatinya berseru, siapa yang tidak terpesona dengan senyuman manis itu. Si flamboyan yang menggemaskan itu.

"Hmmm .. okay," jawab Ben singkat.

"Ah, kita sudah sampai," seru Laras ketika pintu lobby gedung apartemennya mulai terlihat di depannya. "Bagaimana caranya kau kembali ke mobilmu, Ben?" tanya Laras.

Ben terkekeh. "Dengan kakiku," jawabnya.

Laras mendecak. "I know .. tapi apakah kau akan berjalan kaki lagi kesana?"

"Why not .. aku suka berjalan-jalan sendiri di malam hari, banyak hal dalam kesunyian yang menginspirasiku, dan sebenarnya aku sedang ingin menghirup udara segar sekarang ini, you know .. proses pengerjaan album baru membuat isi kepala dan energiku sedikit terkuras."

Laras mengangguk-angguk. Diperhatikannya mata Ben yang terlihat sayu. Entahlah karena kelelahan atau dalam pengaruh sesuatu.

"Thanks Ben, take care," ucap Laras kemudian melangkah memasuki gedung apartemennya.

Ben memandang punggung gadis itu hingga sosoknya menghilang dari pandangan matanya. Bibirnya menyunggingkan senyum kecil sekilas. Ditutupnya kepalanya dengan hoodienya lalu melangkah menjauhi tempat itu.

Dari balik jendela kamarnya Laras memperhatikan sosok Ben di bawah sana.

***

Terpopuler

Comments

྅≞⃗ Yudho☘️"ķïťå"

྅≞⃗ Yudho☘️"ķïťå"

ayo semangat benji

2022-04-16

0

Chanik Lestari

Chanik Lestari

laras bangun pembatas yg tinggi utk pertahanan diriinya agar tak jatuh hati karena laras sadar diri

2022-04-04

0

🐊⃝⃟ Queen K 🐨 코알라

🐊⃝⃟ Queen K 🐨 코알라

Uluuuuh sweet banget siih kalian 🤭🐨🐨

2021-07-28

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Dream Casting
30 Dream Casting (Laras)
31 Part 29
32 Part 30
33 Part 31
34 Dream Casting (The Rebellion)
35 Dream Casting (Anita Wallis,Sidney,Claire)
36 Part 32
37 Part 33
38 Part 34
39 Part 35
40 Part 36
41 Dream Casting (Ben)
42 Part 37
43 Part 38
44 Part 39
45 Part 40
46 Part 41
47 Part 42
48 Part 43
49 Part 44
50 Part 45
51 Part 46
52 Part 47
53 Part 48
54 Part 49
55 Part 50
56 Part 51
57 Part 52
58 Part 53
59 Part 54
60 Dream Casting
61 Part 55
62 Part 56
63 Part 57
64 Part 58
65 Part 59
66 Sending My Regards To You
67 Part 60
68 Part 61
69 Part 62
70 Part 63
71 Part 64
72 Part 65
73 Part 66
74 Part 67
75 Part 68
76 Part 69
77 Part 70
78 Part 71
79 Part 72
80 Part 73
81 Part 74
82 Part 75
83 Part 76
84 Part 77
85 Part 78
86 Part 79
87 Part 80
88 Part 81
89 Part 82
90 Part 83
91 It's Me Again, Lady.
92 Part 84
93 Part 85
94 Part 86
95 Announcement
96 Part 87
97 Part 88 ( The End )
98 Catatan
99 Part 89
100 Part 90
101 Just Saying
102 Lamia
103 Part 91
104 Intermezo
105 Part 92
106 Part 93
107 Part 94
108 Part 95
109 Part 96
110 Part 97
111 Part 98
112 Part 99
113 Part 100
114 Part 101
115 Part 102
116 Part 103
117 Part 104
118 Part 105
119 Promo - sih
120 Part 106
121 Part 107
122 Part 108
123 Part 109
124 Part 110
125 Part 111
126 Part 112
127 Part 113
128 Part 114
129 Part 115
130 Part 116
131 Part 117
132 Part 118
133 Part 119
134 Part 120
135 Part 121
136 Part 122
137 Part 123
138 Part 124
139 Part 125
140 Part 126
141 Part 127
142 Part 128 (End)
143 Part 129 (Bonus Part)
144 Helloo ....
145 Helloo 2
146 Helloo 2
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Dream Casting
30
Dream Casting (Laras)
31
Part 29
32
Part 30
33
Part 31
34
Dream Casting (The Rebellion)
35
Dream Casting (Anita Wallis,Sidney,Claire)
36
Part 32
37
Part 33
38
Part 34
39
Part 35
40
Part 36
41
Dream Casting (Ben)
42
Part 37
43
Part 38
44
Part 39
45
Part 40
46
Part 41
47
Part 42
48
Part 43
49
Part 44
50
Part 45
51
Part 46
52
Part 47
53
Part 48
54
Part 49
55
Part 50
56
Part 51
57
Part 52
58
Part 53
59
Part 54
60
Dream Casting
61
Part 55
62
Part 56
63
Part 57
64
Part 58
65
Part 59
66
Sending My Regards To You
67
Part 60
68
Part 61
69
Part 62
70
Part 63
71
Part 64
72
Part 65
73
Part 66
74
Part 67
75
Part 68
76
Part 69
77
Part 70
78
Part 71
79
Part 72
80
Part 73
81
Part 74
82
Part 75
83
Part 76
84
Part 77
85
Part 78
86
Part 79
87
Part 80
88
Part 81
89
Part 82
90
Part 83
91
It's Me Again, Lady.
92
Part 84
93
Part 85
94
Part 86
95
Announcement
96
Part 87
97
Part 88 ( The End )
98
Catatan
99
Part 89
100
Part 90
101
Just Saying
102
Lamia
103
Part 91
104
Intermezo
105
Part 92
106
Part 93
107
Part 94
108
Part 95
109
Part 96
110
Part 97
111
Part 98
112
Part 99
113
Part 100
114
Part 101
115
Part 102
116
Part 103
117
Part 104
118
Part 105
119
Promo - sih
120
Part 106
121
Part 107
122
Part 108
123
Part 109
124
Part 110
125
Part 111
126
Part 112
127
Part 113
128
Part 114
129
Part 115
130
Part 116
131
Part 117
132
Part 118
133
Part 119
134
Part 120
135
Part 121
136
Part 122
137
Part 123
138
Part 124
139
Part 125
140
Part 126
141
Part 127
142
Part 128 (End)
143
Part 129 (Bonus Part)
144
Helloo ....
145
Helloo 2
146
Helloo 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!