Part 13

Jam menunjukkan pukul dua dini hari. Laras membuka matanya. Tenggorokannya terasa kering. Gadis itu bangkit dari ranjangnya dan melangkah menuju dapur. Ruang dapur begitu gelap. Disentuhnya saklar dapur yang berada di dekat pintu. Lampu pun menyala.

"Geez!" pekiknya terkejut ketika melihat sosok Ben yang tengah duduk di mini bar yang ada di tengah ruangan sembari memegang sebotol minuman beralkohol yang sepertinya whiskey. "You scared me, Ben." Laras berjalan melewati lelaki itu menuju ke arah kulkas.

Ben terkekeh. "Sorry, Laras," ujarnya.

Laras mengambil sekotak jus jeruk dan menuangkannya ke dalam gelas. Diteguknya dengan cepat cairan segar berwarna kuning itu untuk membasahi tenggorokannya yang kering.

Ben memandang gerak-gerik Laras hingga gadis itu merasa risih sendiri. Senyum Ben tersungging.

"Kenapa kau melihatku begitu? Apa aku terlihat aneh?" tanya Laras seraya memeriksa diri sendiri. Mencari-cari apakah ada yang salah dalam dirinya.

"You look good, Laras," ujar Ben membuat dada Laras berdesir.

Ben meletakkan botol whiskey yang dipegangnya ke atas meja bar. Kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Laras. Dada Laras berdebar kencang. Tenggorokannya tercekat seketika dan membuatnya sulit untuk menelan ludah.

Ben mendekatkan wajahnya ke wajah Laras. Nafas beraroma alkohol yang berat itu menyapu wajah Laras. Gadis itu mundur selangkah namun tangan Ben meraih pinggangnya dan menariknya ke dalam pelukannya. Ben ******* bibirnya seketika hingga Laras tak sempat menghindar.

Sesaat Laras menikmati ciuman bibir Ben yang hangat. Ini kedua kalinya mereka berciuman, dengan Ben yang berada dibawah pengaruh alkohol. Tangan Ben mulai nakal dan bergerak menuju dadanya dan meremasnya pelan. Laras tersadar dan menepis tangan Ben.Mendorong tubuh lelaki itu kasar.

"Owh Laras, ayolah, kenapa kau menolakku?" pinta Ben memelas. Matanya menatap Laras sayu.

"Kau sedang mabuk, Ben," ujar Laras sembari berjalan meninggalkan tempat itu. Namun dengan cepat Ben meraih tangannya.

"Lepaskan!" seru Laras. Ben melepaskan cekalan tangannya dan membiarkan Laras pergi.

Laras menutup pintu kamarnya rapat-rapat.

Gadis itu menyandarkan tubuhnya di pintu sembari menghela nafasnya dalam-dalam.

Matanya terpejam. Jantungnya berdetak dengan cepat. Digigitnya bibir yang tadi bersentuhan dengan bibir Ben. Tak bisa dipungkiri Laras berusaha sekuat tenaga melawan godaan untuk bercumbu dengan lelaki itu. Namun Laras sadar, Ben melakukan itu dengan banyak wanita, dan Laras tidak ingin terperangkap oleh perasaannya sendiri. Laras begitu takut dengan rasa sakit hati.

***

Setelah menunggu Lupita masuk kerja kembali, Laras berpamitan pulang dengan Madame Rose. Sore ini adalah jadwalnya untuk berlatih tari di Konjen.

Laras memakai mantel dan syalnya kemudian keluar dari rumah Madame Rose.

"Laras .. wait!" seru seseorang. Laras menghela nafas berat. Gadis itu sudah bisa menebak siapa si pemilik suara.

"Aku antar ya, please .. jangan menolakku kali ini," pinta Ben seraya menekan tombol remote mobilnya yang terparkir di depan rumah.

"Tidak perlu, Ben," ujar Laras, menoleh ke arah Ben sekilas, kemudian melanjutkan langkahnya.

"Aku ingin meminta maaf untuk tadi malam!"

seru Ben. Langkah Laras terhenti. Gadis itu membalikkan badannya. Memandang ke arah lelaki tampan bermata biru itu.

"It's okay .. you're drunk anyway .. you didn't really know what you were doing," sahut Laras datar. Mencoba menyembunyikan kecamuk dalam dadanya.

"Jadi sebagai tanda permintaan maafku, biarkan aku mengantarkanmu pulang, please." Ben menyatukan kedua telapak tangannya memohon.

Laras menghela nafas kembali. Kemudian mengiyakan permintaan Ben. Lelaki itu tersenyum sumringah, lalu segera membukakan pintu mobil untuk Laras.

Beberapa saat kemudian keduanya telah berada di dalam mobil.

"Kau bisa antarkan aku ke Konsulat Indonesia," ujar Laras ketika Ben mulai mengemudikan mobilnya.

"Owh .. why?" tanya Ben.

"Aku ada acara di sana."

"Boleh aku tahu acara apa itu?"

"Hanya latihan menari saja."

"Owh .. kau seorang penari?"

"Bukan secara profesional, hanya sekedar hobby. Beberapa waktu yang lalu ada temanku sesama orang Indonesia yang memintaku untuk bergabung dengan team mereka untuk pertunjukan di malam puncak perayaan ulang tahun Columbia," terang Laras.

"Benarkah? Bagus sekali .. kau tahu Rebellion juga akan tampil malam itu?" tanya Ben dengan mata berbinar.

"Yeah, aku tahu," jawab Laras.

"Ini mungkin hanya kebetulan, sepertinya team kalian akan menjadi penari latar untuk salah satu lagu yang akan kami bawakan," ujar Ben membuat mata Laras membulat.

"Ohya?" tanya Laras tak percaya.

"Yeah .. that's great, right?"

Laras mengangguk lalu tersenyum. Dadanya kembali berdesir. Kenapa lelaki ini begitu mempesona, batinnya. Laras berusaha menepis pikiran-pikiran aneh yang mulai menguasai otaknya.

"Laras, kurasa kita sudah sampai." Suara Ben membuyarkan lamunan Laras.

"Owh, okay .. thanks, Ben," ucap Laras sembari membuka pintu mobil.

"See you tomorrow, Laras," kata Ben yang membuat Laras sedikit kaget. Namun gadis itu hanya tersenyum dan kemudian menutup pintu mobil. Ben menunggu hingga Laras masuk ke dalam gedung bercat abu-abu itu, lalu mengemudikan mobilnya meninggalkan tempat itu.

***

"Laras .. duh lama banget gak ketemu," sapa Maya ketika Laras tiba di sebuah ruangan yang cukup luas. Ada beberapa wanita Indonesia seumurannya di sana. Laras menyapa mereka satu persatu dan memperkenalkan diri.

"Iyaa nih, May .. kamu sehat kan?" tanya Laras sembari membuka mantelnya dan meletakkannya di tempat gantungan mantel.

"Ya beginilah .. ohya aku belum kasih tahu, kemarin panitia telfon aku, kita tuh bakal jadi penari latar di salah satu lagu yang dibawain sama The Rebellion," ujar Maya.

"Iya aku tahu .. emm maksudku, aku mikir gitu sebenernya." Laras buru-buru meralat ucapannya. Tidak mungkin kalau Laras mengatakan pada Maya kalau Ben telah memberitahunya. Akan panjang nanti penjelasannya.

"Konjen sih udah ngehubungin menejernya The Rebellion buat jadwalin latihan bareng."

"Latihan bareng?"

"Iyalah Laras, ya kali mau spontan aja di atas panggung gitu."

Laras meringis. Pertanyaan bodoh, batinnya.

"Besok latihannya di studio mereka jam 10 pagi, kamu free kan?" tanya Maya.

"Aku besok gak ada kuliah sih, paling berangkat kerja jam 3 sore."

"Aman kalau gitu."

Pantas saja Ben bilang "see you tomorrow" tadi, batinnya. Laras tersenyum kecil. Ada rasa hangat yang menyeruak memenuhi dadanya. Tapi kembali ditepisnya rasa itu. Semakin dia memelihara rasanya terhadap lelaki itu,semakin sakit nantinya. Laras tahu dan Laras sadar akan itu. Laras sadar siapa Ben dan sebaiknya dia menjaga jarak saja dengan lelaki itu.

***

Terpopuler

Comments

Theresia Setyawati

Theresia Setyawati

kuat kuat Laras...

2022-06-19

0

྅≞⃗ Yudho☘️"ķïťå"

྅≞⃗ Yudho☘️"ķïťå"

didadaku ada namamu

2022-04-16

0

Chanik Lestari

Chanik Lestari

keputusan yg tepat laras " menjaga jarak "

2022-04-04

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Dream Casting
30 Dream Casting (Laras)
31 Part 29
32 Part 30
33 Part 31
34 Dream Casting (The Rebellion)
35 Dream Casting (Anita Wallis,Sidney,Claire)
36 Part 32
37 Part 33
38 Part 34
39 Part 35
40 Part 36
41 Dream Casting (Ben)
42 Part 37
43 Part 38
44 Part 39
45 Part 40
46 Part 41
47 Part 42
48 Part 43
49 Part 44
50 Part 45
51 Part 46
52 Part 47
53 Part 48
54 Part 49
55 Part 50
56 Part 51
57 Part 52
58 Part 53
59 Part 54
60 Dream Casting
61 Part 55
62 Part 56
63 Part 57
64 Part 58
65 Part 59
66 Sending My Regards To You
67 Part 60
68 Part 61
69 Part 62
70 Part 63
71 Part 64
72 Part 65
73 Part 66
74 Part 67
75 Part 68
76 Part 69
77 Part 70
78 Part 71
79 Part 72
80 Part 73
81 Part 74
82 Part 75
83 Part 76
84 Part 77
85 Part 78
86 Part 79
87 Part 80
88 Part 81
89 Part 82
90 Part 83
91 It's Me Again, Lady.
92 Part 84
93 Part 85
94 Part 86
95 Announcement
96 Part 87
97 Part 88 ( The End )
98 Catatan
99 Part 89
100 Part 90
101 Just Saying
102 Lamia
103 Part 91
104 Intermezo
105 Part 92
106 Part 93
107 Part 94
108 Part 95
109 Part 96
110 Part 97
111 Part 98
112 Part 99
113 Part 100
114 Part 101
115 Part 102
116 Part 103
117 Part 104
118 Part 105
119 Promo - sih
120 Part 106
121 Part 107
122 Part 108
123 Part 109
124 Part 110
125 Part 111
126 Part 112
127 Part 113
128 Part 114
129 Part 115
130 Part 116
131 Part 117
132 Part 118
133 Part 119
134 Part 120
135 Part 121
136 Part 122
137 Part 123
138 Part 124
139 Part 125
140 Part 126
141 Part 127
142 Part 128 (End)
143 Part 129 (Bonus Part)
144 Helloo ....
145 Helloo 2
146 Helloo 2
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Dream Casting
30
Dream Casting (Laras)
31
Part 29
32
Part 30
33
Part 31
34
Dream Casting (The Rebellion)
35
Dream Casting (Anita Wallis,Sidney,Claire)
36
Part 32
37
Part 33
38
Part 34
39
Part 35
40
Part 36
41
Dream Casting (Ben)
42
Part 37
43
Part 38
44
Part 39
45
Part 40
46
Part 41
47
Part 42
48
Part 43
49
Part 44
50
Part 45
51
Part 46
52
Part 47
53
Part 48
54
Part 49
55
Part 50
56
Part 51
57
Part 52
58
Part 53
59
Part 54
60
Dream Casting
61
Part 55
62
Part 56
63
Part 57
64
Part 58
65
Part 59
66
Sending My Regards To You
67
Part 60
68
Part 61
69
Part 62
70
Part 63
71
Part 64
72
Part 65
73
Part 66
74
Part 67
75
Part 68
76
Part 69
77
Part 70
78
Part 71
79
Part 72
80
Part 73
81
Part 74
82
Part 75
83
Part 76
84
Part 77
85
Part 78
86
Part 79
87
Part 80
88
Part 81
89
Part 82
90
Part 83
91
It's Me Again, Lady.
92
Part 84
93
Part 85
94
Part 86
95
Announcement
96
Part 87
97
Part 88 ( The End )
98
Catatan
99
Part 89
100
Part 90
101
Just Saying
102
Lamia
103
Part 91
104
Intermezo
105
Part 92
106
Part 93
107
Part 94
108
Part 95
109
Part 96
110
Part 97
111
Part 98
112
Part 99
113
Part 100
114
Part 101
115
Part 102
116
Part 103
117
Part 104
118
Part 105
119
Promo - sih
120
Part 106
121
Part 107
122
Part 108
123
Part 109
124
Part 110
125
Part 111
126
Part 112
127
Part 113
128
Part 114
129
Part 115
130
Part 116
131
Part 117
132
Part 118
133
Part 119
134
Part 120
135
Part 121
136
Part 122
137
Part 123
138
Part 124
139
Part 125
140
Part 126
141
Part 127
142
Part 128 (End)
143
Part 129 (Bonus Part)
144
Helloo ....
145
Helloo 2
146
Helloo 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!