Ben membuka dan memicingkan matanya ketika sinar matahari pagi itu menyeruak masuk melewati sela-sela tirai jendela apartemennya. Lelaki itu menyingkirkan sebuah tangan ramping yang melingkar di dadanya. Dipandangnya sekilas seraut wajah cantik yang tengah terlelap di sampingnya.
Ben bangkit dari pembaringannya dan duduk di tepian ranjang. Sisa anggur semalam masih membuat kepalanya terasa berat.
"Ben, kembalilah berbaring." perintah suara lembut wanita yang berbaring di belakangnya itu. Jemarinya mengelus punggung Ben yang bergambar salib terlilit ular itu.
Lelaki berambut pirang itu menoleh. Senyum wanita cantik itu tersungging. Gerakan kepalanya membuat isyarat agar Ben kembali ke pelukannya.
Ben menuruti permintaan wanita itu, Lelaki
itu menghempaskan tubuhnya ke ranjang.
Wanita itu meraih wajah Ben dan hendak ******* bibirnya namun Ben menahannya.
"Why, Ben?" tanya wanita itu heran.
"I'm sorry, Claire .. kepalaku masih terasa berat," ujar Ben seraya memijit keningnya.
Wanita yang dipanggil Claire itu mendengus kesal. Padahal dalam pikirannya, pagi ini mereka akan mengulangi aktifitas panas mereka semalam.
Claire bangkit dari ranjang, menyambar pakaiannya yang tercecer di lantai dan mengenakannya.
"Kau mau kemana?" tanya Ben heran.
"Pulang," jawab Claire ketus.
"Sepagi ini?"
"Yep."
Ben mendekati Claire dan meraih bahu wanita itu.
"Apa kau marah padaku?" tanya Ben.
"Nope!"
"So?"
"So I gotta go, Ben .. I have something to do, bye Ben ...."
Claire mencium bibir Ben sekilas kemudian bergegas melangkah keluar dari ruangan itu.
Ben mengangkat tangannya, heran. Namun dia tak berniat mengejar wanita itu. Perasaannya kini sedang tak menentu. Bayangan wajah Laras dan Gregory kembali terlintas di benaknya. Lelaki itu menggeleng pelan.
Ben mengacak rambut panjangnya dengan kasar. Sejak kapan sosok gadis itu mulai memenuhi pikirannya, batinnya. Memang benar Laras tidak seperti wanita-wanita cantik yang sering dikencaninya, gadis itu begitu sederhana, manis dan tertutup. Namun ada desiran aneh yang muncul dalam dadanya setiap kali Ben melihatnya. Ada perasaan tenang jika berada di dekatnya. Entah apa yang telah terjadi pada dirinya. Apakah Ben telah jatuh cinta dengan gadis itu.
***
Dering ponselnya yang nyaring memaksa Laras membuka matanya dengan berat. Diraba-rabanya meja di sebelah ranjangnya untuk mencari keberadaan ponselnya.
"Hallo ...," sapanya dengan suara parau, tanpa mempedulikan siapa yang ada di seberang sana.
"Owh .. I am sorry, Laras, did I wake you up?"
tanya seseorang di seberang.
"Who is this?"
"It's Greg .. maaf menelponmu pagi-pagi,aku tidak tahan untuk mengajakmu jalan-jalan nanti sore."
"Jalan-jalan? Kemana?" tanya Laras masih dengan suara parau.
"Somewhere nice, apa kau mau?"
Laras menghela nafas pelan. Ingin rasanya menolak ajakan Gregory namun sepertinya lelaki itu begitu bersemangat. Laras tidak ingin membuatnya kecewa.
"Okay ...," ujar Laras pada akhirnya.
"Yes!! Thanks Laras, aku akan menjemputmu nanti."
Laras menutup telponnya. Meletakkan ponselnya kembali di atas meja. Ditariknya selimut tebalnya hingga menutupi sebagian wajahnya. Senyuman manis Ben melintas dalam benaknya. Gadis itu memejamkan matanya sembari menghela nafas
dalam-dalam. Disentuhnya bibir mungilnya dengan lembut. Dirasakannya kembali ciuman yang didaratkan Ben malam itu. Laras bertanya-tanya apakah lelaki itu benar-benar menginginkannya, ataukah hanya sekedar
pengaruh alkohol.
Segala rasa tentang Ben membuat hatinya menjadi tak menentu. Apakah dia telah jatuh cinta dengan casanova itu. Bodoh sekali, pekiknya dalam hati.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
྅≞⃗ Yudho☘️"ķïťå"
ayo laras sadar kalo kamu juga mengagumi ben
2022-04-16
0
Endang Purwati
ada perasaan tenang jika berada didekatnya...( Ben )
you know Ben...Itu namanya NYAMAN ...
2021-07-01
0
bunga cinta
dan aku gk ngerti Inggris nya
2021-06-15
1