Part 8

Laras berlari kecil menuju ke sebuah cafe yang masih berada dalam lingkungan kampus. Halaman kampus cukup ramai dengan para mahasiswa yang lalu lalang.

Langkah gadis itu terhenti ketika melihat sesosok berambut panjang pirang yang baru saja turun dari mobilnya. Secara reflek Laras membalikkan badannya mencoba menghindar. Namun baru saja kakinya hendak melangkah, gadis itu dikejutkan oleh sesosok lelaki berambut panjang pirang yang muncul entah dari mana.

"Hey .. Laras!" panggil sosok yang tak lain adalah Benjamin Chevalier.

"Sial!" pekiknya perlahan. Dilihatnya sekeliling, ada beberapa mahasiswa yang mendengar Ben memanggilnya dan kini mereka menatapnya dengan tatapan penuh selidik.

Ben melangkah setengah berlari menghampiri Laras yang belum juga membalikan badannya untuk menyahut panggilan lelaki itu.

"Hi Ben." Laras meringis. "Sorry Ben .. I gotta go, temanku sedang menungguku." Gadis itu melambaikan telapak tangannya kecil untuk berpamitan. Lelaki itu hendak menahan, namun langkah gadis itu begitu cepat dan beberapa saat kemudian telah berlalu dari hadapannya. Ben menaikkan alisnya heran. Lalu mengangkat bahunya. Kemudian melangkah masuk ke dalam gedung.

Laras menghempaskan tubuhnya di kursi cafe yang empuk, Catherine yang tengah menyeruput kopinya mememperhatikan sahabatnya itu heran.

"What's wrong?" tanyanya.

"Aku heran, dari dulu aku tidak pernah melihat Ben Chevalier di kampus ini, tapi kenapa akhir-akhir ini aku sering melihatnya?" Laras balik bertanya.

Catherine terkekeh. "Kau saja yang tidak pernah memperhatikan."

"Hmm .. benar juga. "Laras manggut-manggut tanda setuju dengan perkataan Catherine.

"Benar kau tidak ada hubungan dengannya?"

tanya Catherine curiga.

Laras tergelak. Dikibaskannya telapak tangannya tanda gadis itu tidak serius menanggapi pertanyaan sahabatnya itu.

"Mustahil sekali, selebriti sepertinya, dengan gadis biasa sepertiku?" Kembali Laras tergelak. "Hanya ada di negeri dongeng."

Laras meneguk kopi yang telah dipesan Catherine untuknya. "Aku sudah menceritakan padamu bukan kalau aku bekerja di tempat neneknya?"

"Aha!" Catherine menjentikan jari telunjuknya. "Itu dia .. kisah Cinderella abad modern akan segera tertulis."

"Ya, ya tentu saja .. di dalam mimpimu." sahut Laras. Keduanya terbahak.

Siang itu dihabiskan keduanya mengobrol hangat di cafe dengan pemandangan menyegarkan pepohonan rimbun yang tersebar di seluruh area kampus.

***

Langkah Laras terburu-buru memasuki rumah Madame Rose yang bercat merah muda itu. Segera dibukanya mantel yang membungkus tubuhnya dan digantungnya di tiang tempat penggantungan mantel yang berada di dekat dapur. Dilihatnya Lupita yang telah selesai menyiapkan makan siang.

"Maaf Lupita, aku terlambat, aku baru selesai kuliah jam 12.30 tadi." ujar Laras sembari merapikan seragam kerjanya.

"Kau langsung saja bawa makan siang Nyonya ke kamarnya," ujar Lupita memberi perintah.

Laras mengangguk. Segera saja dibawanya nampan berisi makan siang ke kamar Madame Rose.

Selang beberapa menit kemudian Laras kembali ke dapur dengan nampan kosong.

Lupita yang tengah menikmati makan siangnya melambai ke arahnya.

"Laras, bisa kau bantu aku mengantarkan botol anggur ke ruangan Benji?" ujarnya seraya menunjuk sebuah botol anggur beserta gelasnya di atas meja.

"Ben ada di sini?" tanya Laras sedikit terkejut.

Gadis itu baru ingat bahwa setiap akhir pekan Benjamin akan menginap di tempat Madame Rose.

"Yep, dia menginap dari semalam."

"Okay." Laras mengambil botol dan gelasnya itu dan meletakkannya di atas nampan yang

masih dibawanya. "Sebelah mana ruangan

Ben?" tanyanya kemudian.

"Kau lurus saja dari sini, lalu belok ke kiri, jalan beberapa meter, ada pintu berwarna hitam, nah .. disitu ruangannya." Lupita menerangkan.

Laras baru dua kali akhir pekan bekerja di rumah ini hingga masih belum terlalu hafal dengan seluk beluk rumah yang cukup besar ini. Laras mengetuk pintu berwarna hitam itu pelan. Tak ada jawaban. Sayup-sayup terdengar suara lengkingan gitar elektrik dari dalam ruangan. Gadis itu kemudian mengetuk kembali. Kali ini sedikit keras. Lengkingan gitar berhenti. Tak berapa lama pintu dibuka dari dalam. Wajah tampan Ben dengan rambut panjang sebahu acak-acakannya menyembul. Ekspresi wajahnya sekilas terlihat senang melihat Laras yang berdiri sembari memegang nampan yang berisi satu botol anggur dan satu gelas berkaki panjang. Gadis itu terlihat gugup.

"Hey Laras, ayo masuk," ujar Ben seraya membuka pintu lebar-lebar dan mempersilahkan Laras masuk.

Laras tersenyum. Kemudian masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi dengan gitar dan amplifier itu. Gadis itu meletakan nampan di atas meja yang berdekatan dengan sofa panjang.

"Duduklah di sini sebentar." kata Ben seraya melangkah ke arah sofa lalu duduk di atasnya. Tangan kanannya menyambar botol anggur di atas meja lalu menuangkannya ke dalam gelas.

"Emh .. aku masih banyak pekerjaan, Lupita sedang menungguku." ujar Laras berbohong.

Ben terkekeh. "Ayolah, ini jam makan siang, Lupita pasti sedang beristirahat, santai saja Laras, lagi pula Rose bukan majikan yang galak, bukan?"

Laras tercekat. Gadis itu memutar otak untuk mencari alasan lain agar tidak lama-lama berdekatan dengan lelaki ini.

"Ayolah, temani aku minum sebentar!" seru Ben mengagetkan Laras yang tengah sibuk dengan pikirannya.

"Emh .. sorry Ben, I really have a lot of work to do." Setelah mengucapkan kalimat itu, Laras bergegas keluar dari ruangan. Ben mengayun kedua tangannya ke atas, heran dengan sikap Laras yang sudah kedua kalinya ini menghindarinya.

***

"Sampai jumpa besok, Lupita," kata Laras sembari mengalungkan syalnya di leher.

Hari ini pekerjaan gadis itu telah selesai.

Raut wajahnya tampak lelah.

"Take care, Laras." Lupita melambaikan tangannya ke arah Laras yang mulai menjauh dari dapur.

Laras menoleh ke arah koridor di mana ruang studio Ben berada, pintu berwarna hitam itu tertutup rapat. Gadis itu menarik nafas lega.

"Hey, mau aku antar pulang?"

"Geez!" Laras terpekik ketika melihat Ben tiba-tiba telah berdiri di hadapannya. Lelaki itu tergelak.

"Ya ampun, Laras .. kau melihatku seperti sedang melihat alien," ujar Ben.

Laras memegangi dadanya yang berdegup dengan kencang. Entah karena terkejut atau karena berada di dekat lelaki ini.

"So, aku antar kau pulang ya, kebetulan aku mau ke studio Rebellion di Time Warner, aku rasa masih satu jalan dengan Tudor City kalau dari sini," ujar Ben.

"Tidak, tidak perlu, Ben .. terimakasih, aku jalan kaki saja," sahut Laras segera. Diantar lelaki ini pulang artinya hidupnya akan tambah runyam jika kembali tertangkap media.

"Kau yakin?" tanya Ben.

"Yeah, I'm okay, thanks .. see you, Ben."

Laras melangkah dengan cepat meninggalkan Ben yang hanya bisa terpaku memandang kepergian gadis itu.

***

Terpopuler

Comments

྅≞⃗ Yudho☘️"ķïťå"

྅≞⃗ Yudho☘️"ķïťå"

ternyata ben maju tak gentar ni

2022-04-16

0

Chanik Lestari

Chanik Lestari

ben pasti bingung diluar sana cewek berebut perhatian nya , tapi sama laras malah dicuekin , ditolak2 😄😄

2022-04-04

0

Styaningsih Danik

Styaningsih Danik

alurnya ringan gk ruwet tapi menarik kayak ada sihirnya buat baca ...👍

2021-09-27

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Dream Casting
30 Dream Casting (Laras)
31 Part 29
32 Part 30
33 Part 31
34 Dream Casting (The Rebellion)
35 Dream Casting (Anita Wallis,Sidney,Claire)
36 Part 32
37 Part 33
38 Part 34
39 Part 35
40 Part 36
41 Dream Casting (Ben)
42 Part 37
43 Part 38
44 Part 39
45 Part 40
46 Part 41
47 Part 42
48 Part 43
49 Part 44
50 Part 45
51 Part 46
52 Part 47
53 Part 48
54 Part 49
55 Part 50
56 Part 51
57 Part 52
58 Part 53
59 Part 54
60 Dream Casting
61 Part 55
62 Part 56
63 Part 57
64 Part 58
65 Part 59
66 Sending My Regards To You
67 Part 60
68 Part 61
69 Part 62
70 Part 63
71 Part 64
72 Part 65
73 Part 66
74 Part 67
75 Part 68
76 Part 69
77 Part 70
78 Part 71
79 Part 72
80 Part 73
81 Part 74
82 Part 75
83 Part 76
84 Part 77
85 Part 78
86 Part 79
87 Part 80
88 Part 81
89 Part 82
90 Part 83
91 It's Me Again, Lady.
92 Part 84
93 Part 85
94 Part 86
95 Announcement
96 Part 87
97 Part 88 ( The End )
98 Catatan
99 Part 89
100 Part 90
101 Just Saying
102 Lamia
103 Part 91
104 Intermezo
105 Part 92
106 Part 93
107 Part 94
108 Part 95
109 Part 96
110 Part 97
111 Part 98
112 Part 99
113 Part 100
114 Part 101
115 Part 102
116 Part 103
117 Part 104
118 Part 105
119 Promo - sih
120 Part 106
121 Part 107
122 Part 108
123 Part 109
124 Part 110
125 Part 111
126 Part 112
127 Part 113
128 Part 114
129 Part 115
130 Part 116
131 Part 117
132 Part 118
133 Part 119
134 Part 120
135 Part 121
136 Part 122
137 Part 123
138 Part 124
139 Part 125
140 Part 126
141 Part 127
142 Part 128 (End)
143 Part 129 (Bonus Part)
144 Helloo ....
145 Helloo 2
146 Helloo 2
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Dream Casting
30
Dream Casting (Laras)
31
Part 29
32
Part 30
33
Part 31
34
Dream Casting (The Rebellion)
35
Dream Casting (Anita Wallis,Sidney,Claire)
36
Part 32
37
Part 33
38
Part 34
39
Part 35
40
Part 36
41
Dream Casting (Ben)
42
Part 37
43
Part 38
44
Part 39
45
Part 40
46
Part 41
47
Part 42
48
Part 43
49
Part 44
50
Part 45
51
Part 46
52
Part 47
53
Part 48
54
Part 49
55
Part 50
56
Part 51
57
Part 52
58
Part 53
59
Part 54
60
Dream Casting
61
Part 55
62
Part 56
63
Part 57
64
Part 58
65
Part 59
66
Sending My Regards To You
67
Part 60
68
Part 61
69
Part 62
70
Part 63
71
Part 64
72
Part 65
73
Part 66
74
Part 67
75
Part 68
76
Part 69
77
Part 70
78
Part 71
79
Part 72
80
Part 73
81
Part 74
82
Part 75
83
Part 76
84
Part 77
85
Part 78
86
Part 79
87
Part 80
88
Part 81
89
Part 82
90
Part 83
91
It's Me Again, Lady.
92
Part 84
93
Part 85
94
Part 86
95
Announcement
96
Part 87
97
Part 88 ( The End )
98
Catatan
99
Part 89
100
Part 90
101
Just Saying
102
Lamia
103
Part 91
104
Intermezo
105
Part 92
106
Part 93
107
Part 94
108
Part 95
109
Part 96
110
Part 97
111
Part 98
112
Part 99
113
Part 100
114
Part 101
115
Part 102
116
Part 103
117
Part 104
118
Part 105
119
Promo - sih
120
Part 106
121
Part 107
122
Part 108
123
Part 109
124
Part 110
125
Part 111
126
Part 112
127
Part 113
128
Part 114
129
Part 115
130
Part 116
131
Part 117
132
Part 118
133
Part 119
134
Part 120
135
Part 121
136
Part 122
137
Part 123
138
Part 124
139
Part 125
140
Part 126
141
Part 127
142
Part 128 (End)
143
Part 129 (Bonus Part)
144
Helloo ....
145
Helloo 2
146
Helloo 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!