TIME WARNER CENTER, STUDIO THE REBELLION, MANHATTAN.
"Apa ini!" Gregory, basis dari The Rebellion yang baru tiba di studio melemparkan sebuah majalah People ke arah Benjamin yang tengah bersantai di sofa sembari menghisap rokoknya.
Ben memeriksa majalah tersebut, tertulis di sampulnya "Cinderella Abad Modern, Ben Chevalier Dan Asisten Rumah Tangganya,
Tunggadewi Larasati Soetodjo". Mata Ben membulat sempurna. Segera dicarinya halaman yang menunjukkan berita tersebut. Terpampang jelas foto-foto dirinya dengan Laras. Di dalam foto tersebut nampak dirinya tengah duduk berdua dengan Laras dan menyodorkan bacon rolls kepadanya.
"Damn it!" maki Ben.
Marcus, sang gitaris, dan Liam, penggebuk drum terkekeh melihatnya.
"Who is she?" tanya Gregory memasang ekspresi wajah menginterogasi.
"Nobody, just a maid in Rose's house, that old lady asked me to drive her home," jelas Ben.
"Really?" goda Gregory. Marcus dan Liam masih terkekeh.
"Ah, terserah kau!" seru Ben seraya beranjak dari duduknya, lalu masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi alat musik. Diambilnya gitar lalu beberapa saat kemudian lelaki itu telah tenggelam dalam dunianya.
***
Catherine berlari-lari ke arah Laras yang tengah berjalan keluar kampus. Nafasnya tersengal-sengal. Laras melihat sahabatnya itu heran.
"Apakah kau sudah melihat intertainment news?" tanya Catherine sembari mengatur nafasnya.
"Why on earth am I supposed to care about entertainment news?" sahut Laras heran.
"Karena kau ada di dalamnya, silly," ujar Cathrine seraya mengeluarkan ponsel dari tasnya. Mengutak atik sebentar lalu menunjukan sebuah video dengan tulisan youtube tranding.
Dilihatnya sebuah video berjudul "Cinderella Abad Modern, Benjamin Chevalier dan Tunggadewi Larasati Soetodjo, Asisten Rumah Tangganya".
Mata Laras membulat,di dalam video itu terlihat slide foto dirinya dan Ben yang tengah berjalan di trotoar, membeli bacon rolls, duduk di bangku taman, dan Ben menyodorkan bacon rolls kepadanya.
"What the hell," desis Laras.
"Aku sudah curiga kau ada apa-apa dengan Ben Chevalier, o My Gosh .. Laras, you're gonna be famous!" pekik Catherine seraya menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Stop it, Cathy .. aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya."
"Tapi bagaimana kau menjelaskan foto-foto ini, Laras?" Catherine memiringkan sudut bibirnya, seperti menginterogasi Laras.
"Aku bekerja di rumah nenek Ben, aku bertemu dengannya di sana, dan dia menawarkan untuk mengantarku pulang, that's all."
Catherine masih memiringkan sudut mulutnya, serasa tidak puas dengan jawaban Laras.
"Geez, Cathy .. I swear to god, aku tidak ada apa-apa dengan Ben Chevalier!" seru Laras.
***
Laras berjalan menelusuri trotoar di antara gedung-gedung apartemen Tudor City yang lengang. Diliriknya jam tangannya, kemudian menghela nafas dalam-dalam. Gadis itu hanya punya satu setengah jam istirahat di apartemennya, lalu kemudian berangkat ke tempat kerjanya di McFadden's Saloon yang masih berada di kawasan tempat tinggalnya.
Sesampainya di depan pintu masuk gedung apartemennya, tampak bergerombol orang-orang yang berpenampilan seperti wartawan, lengkap dengan kamera dan mic.
Semula Laras mengacuhkan mereka. Tetapi setelah salah seorang perempuan yang membawa mic menyadari kehadiran Laras, dia dengan tergesa-gesa menghampiri gadis itu diikuti dengan yang lainnya.Mereka semua mengerubuti Laras. Laras terpekik, otaknya tidak bisa mencerna apa yang sedang terjadi.
Blitz-blitz kamera membuatnya silau. Laras menutupi matanya dengan punggung tangannya.
"Tunggadewi, apa kau punya hubungan kusus dengan Ben Chevalier?"
"Apa benar kau asisten rumah tangganya?"
"Apa benar kau satu kampus dengan Ben?"
"Tunggadewi, apa kau wanita terakhir pilihan Ben?"
"Tunggadewi, gossipnya kau seorang gold digger, bernarkah?"
Laras hanya bisa terkaget-kaget dengan semua pertanyaan itu, mulutnya terus menganga, namun lidahnya terasa kelu.
"What on earth is going on here!" pekiknya.
Tanpa pikir panjang lagi Laras berlari sembari mendorong satu persatu orang dalam kerumunan itu, menyelinap ke dalam lift, lalu naik ke apartemennya.
Sesampainya di sana,Laras segera masuk dan mengunci pintu. Gadis itu terduduk di sofa,nafasnya tersengal-sengal.
Dering ponselnya membuatnya kembali terpekik. Laras memegangi dadanya yang berdetak kencang.
Nomer tak dikenal tertera di layar ponselnya.
Laras mendesis, apa lagi!
Digesernya tombol merah di layar.
"Hallo?"
"Laras, hey .. where are you?"
"Who the hell is this?"
"It's me .. Ben!"
"What do you want?"
"I just wanna make sure that you're okay,
aku lihat live di E News, banyak wartawan menunggumu di depan gedung apartemenmu."
"Aku baru saja kabur dari mereka!"
"Apakah kau sudah di dalam apartemen?"
"Yeah, aku tidak bisa keluar sekarang, and I'm gonna be late for work, geez!"
"Aku akan menjemputmu sekarang, okay?"
"No, no, no .. tolong jangan kesini, aku tidak mau semua bertambah parah."
"Atau aku telpon bos mu untuk memberimu ijin tidak masuk hari ini, tolong berikan nomer bosmu."
"Jangan! Tidak perlu, biarkan aku berpikir, okay, I gotta hang up." Laras menghembuskan nafasnya dengan berat. Satu pesan masuk ke ponselnya. Perlahan Laras membukanya.
It's me Ben, call me if you need anything, please.
Laras hanya menatap layar ponselnya tanpa membalas pesan Ben. Gadis itu beranjak menuju jendela, di lihatnya ke bawah,damn!mereka masih di sana. Tiba-tiba dia teringat Cathrine, sahabatnya ini punya mobil,dan sepertinya dia bisa membantunya menghadapi kerumunan wartawan itu. Segera dicarinya nomer Cathrine dan menelponnya.
"Yeeeeesss?" suara Catherine di seberang sana.
"I need your help, jemput aku, di apartemen,
sekarang!"
"Okaaayy ...."
Laras menarik nafas lega.Segera saja dia mengganti bajunya dengan seragam kerja, lengkap dengan stocking dan flat shoesnya. Disambarnya mantel tebalnya, lalu duduk kembali di sofa sembari menunggu kedatangan Cathrine.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️
seruuuu
2024-01-10
1
Theresia Setyawati
seruuu
2022-06-18
1
྅≞⃗ Yudho☘️"ķïťå"
semangat laras ini baru awal
2022-04-16
1