Toko gaun pengantin

..."Benci itu kurasa, namun beriringan dengan cemburu yang kadang muncul tiba-tiba, dan aku yakin aku tidak mencintainya. Setidaknya, aku berusaha untuk tidak mencintainya, karena Aretha, dalam kesederhanaannya, ia menyimpan beribu pesona yang mampu membuatku jatuh tak berdaya." Reyhan....

***

Aku akan pergi ke luar kota untuk meninjau bahan mentah yang dibutuhkan pabrik, awalnya aku tak berniat untuk menemui Aretha, apalagi berpamitan dengannya.

Namun saat melewati rumah ibu, dan melihat Aretha yang tengah duduk di kursi teras, entah mengapa tanganku menggerakkan stir belok ke rumah ibu, atau sebenarnya aku memang tiba-tiba ingin bertemu dengannya sebelum aku pergi.

Tangannya terluka karena tusukan jarum akibat kaget akan kedatanganku, tidak, yang sebenarnya adalah aku menyentuh wajahnya, merapikan rambutnya yang tergerai ke depan lalu kuarahkan ke belakang telinganya, oh, sial, kenapa aku harus mengakui kekonyolanku ini? Yang tiba-tiba menyentuhnya, Aku benci rasa ini ada, rasa yang tak ingin aku akui.

Luka jari Aretha telah kuobati, namun bukan ucapan terima kasih yang kudapat, melainkan sebuah sindiran pedas seperti sambal geprek level 50.

"Kau mempedulikan luka kecil yang sebentar saja akan sembuh, mas. Tapi kau mengabaikan luka dalam yang kau akibatkan dan itu sulit tuk disembuhkan," ucap Aretha seketika membuatku merasa bersalah, benar katanya, aku telah memberikannya luka yang begitu parah yang mungkin akan sangat susah sembuhnya.

Kini kecanggungan di antara kami sungguh sangat kental terasa, kami sama-sama terdiam dan salah tingkah, namun kedatangan pria menyebalkan itu membuyarkan semuanya.

"Assalamualaikum, Aretha!"

"Wa'alaikum salam, Bian?...."

Sontak Aretha berdiri saat Bian datang hingga Aretha tak memperhatikan diri, lututnya membentur meja.

"Aahh,,,," pekik Aretha merasakan sakit.

"Aretha, apa kamu baik-baik saja?"

Itu bukan aku, aku kalah cepat dengan si menyebalkan Bian, dan aku tidak ingin mengingatnya lagi, karena setelah itu, Bian yang memapah Aretha masuk ke dalam rumah.

Mereka masuk terlebih dulu meninggalkanku hei, apa tidak ada yang melihatku? Aku ada tapi kalian menganggapku seolah aku ini tidak ada, menyebalkan, benar-benar si Bian itu menyebalkan.

Meski tak dianggap, aku turut duduk di salah satu sofa ruang tamu, menjadi orang ke tiga di antara mereka berdua, sungguh, rasa cemburu itu ada dan menyiksa.

"Maaf, aku lupa kalau kita akan pergi," ucap Rena yang terus mengarahkan pandangannya pada Bian, sama sekali tak melirikku.

"Sudah kuduga, aku terus menghubungi ponselmu tapi tidak kau jawab, entah sudah berapa kali aku menelponmu tadi." celoteh Bian yang mendapat tanggapan senyum cerah dari bibir Aretha yang melengkung manis.

"Maaf, ya. Aku benar-benar lupa, tapi ini belum terlambat, kan? Kalau kita berangkat sekarang?"

"Tidak, kita masih punya banyak waktu, bersiaplah, aku tunggu, dan kita pergi."

"Kalian mau ke mana? Pergi berdua lagi? Apa kalian pacaran? Kenapa tidak mengaku saja? Kenapa harus sembunyi-sembunyi?" semburku tak tertahan, aku berbicara dengan kecepatan 6.300 CC. Bian dan Aretha sampai terbengong mendengarnya.

"Aku rasa itu bukan urusanmu, mas." Aretha menjawab dengan ketus, bagaimana bisa dia bersikap dan berbicara dengan cara yang sangat berbeda saat bersamaku dan Bian? Membuatku muak di nomor duakan.

***

Aku mengikuti mereka pergi dari belakang, menunda keberangkatan ku ke luar kota, dan di sinilah sekarang Aretha dan Bian berada, masuk ke dalam salah satu toko gaun pengantin di mall ternama.

Apa? Aretha dan Bian akan menikah? Bagaimana bisa? Dia sedang mengandung anakku, kenapa dia melakukan itu? Ingin merusak benih unggulku dengan benih murahan si Bian? Tidak akan kubiarkan itu terjadi.

Marah? Ya, aku sangat marah, akan kupastikan mereka tidak akan bisa menikah, seharusnya aku yang menikah setelah perceraian kami, hidup bahagia dan Aretha yang menderita, tapi kenapa justru Aretha yang lebih dulu akan menikah? Ini tidak bisa. Tunggu, Rena?

Meski aku mengamati mereka dari kejauhan, dengan bersembunyi di balik boneka manekin, aku masih bisa melihat dengan jelas, ada Rena di sana, Aretha dan Rena bertemu tanpa sengaja.

'Ooohh,,,, sh.i.t, aku lupa, Rena mendatangi toko gaun hari ini karena kami tetap akan menikah secara diam-diam Minggu depan.

Aku ingin mendekat dan mengikuti mereka lebih lama, namun kepentingan pekerjaan sudah terlebih dulu memanggilku, sudahlah, aku harus pergi ke luar kota sekarang, nanti Rena juga pasti menceritakan semuanya, pertemuannya dengan Aretha, aku bisa menanyakan pada Rena nanti.

***

..."Aku adalah wanita yang sulit jatuh cinta, tapi sekalinya aku sudah mencintai seorang pria, maka sulit pula bagiku untuk melupakannya meski aku mampu melepasnya." Aretha....

***

Aku teringat kembali pernikahanku dulu bersama mas Reyhan kala menginjakkan kaki di toko gaun pengantin yang aku kunjungi bersama Bian, yah, aku menemani Reyhan datang kemari untuk melihat gaun yang akan dipakai Anaya untuk pernikahan mereka nanti, namun melihat gaun-gaun ini, aku justru melow teringatkan kisah piluku.

Anaya belum sampai, sepertinya dia akan terlambat datang, justru yang kami temui adalah wanita itu, wanita yang setelah kupikir-pikir ia seperti memiliki dua kepribadian ganda. Rena.

Lihat saja sekarang, dia nampak begitu lembut dan ramah dengan make up natural yang pas serta pakaian modis yang sopan, jauh berbeda dengan Rena yang kemarin menemuiku di cafe saat kami hanya berdua, dan sekarang, Rena bersikap seperti Rena biasanya, ramah, baik dan lembut.

Tidak ada percakapan berarti di antara kami, Rena hanya menyapa dan aku membalasnya meski sangat malas, biar bagaimanapun, kami sedang berada di tempat umum, jika ini adalah cara Rena bermain sandiwara, maka baiklah, kuikuti alurnya.

Rena pamit setelah menyapaku dan Bian. Ia datang kemari untuk fitting terakhir gaun pengantinnya, katanya. Dan aku hanya membalas senyum kaku yang mungkin sangat kentara tidak tulus.

"Rasanya aku ingin tidak percaya dengan apa yang kamu ceritakan padaku kemarin tentang perempuan itu yang berbuat seberani itu padamu di cafe, Aretha." ucap Bian yang meragukanku, namun sebelum aku sempat membalas ucapannya, Bian sudah kembali bicara.

"Tapi jika mengingat apa yang aku lihat di tempat wastafel waktu itu saat dia berusaha menamparmu, kurasa dia memang aktris yang baik untuk melakonkan sebuah peran."

Aku bernafas lega, tadinya aku sudah ingin marah menanggapi ucapan Bian yang hampir saja tertipu oleh kelemah-lembutan Rena yang baru saja kami tonton di depan mata.

***

Anaya datang, kami ngobrol dan bercanda sebentar, lalu Anaya dan Bian melakukan meeting bersama Designer mereka, sedangkan aku memilih melihat-lihat koleksi gaun pengantin di toko ini.

"Nyonya," sapa seorang Designer yang tak asing bagiku, aku mengernyit, mencoba mengingat namanya yang sudah kulupa.

"Saya Permata, Designer gaun pengantin anda beberapa bulan yang lalu,"

"Ah, iya, aku ingat, maaf ya, aku hampir saja lupa," balasku sambil tersenyum.

"Anda datang kemari? Sendiri? Atau bersama suami?"

Suami? Hah, dia tidak tahu saja jika aku telah bercerai dengan mas Reyhan.

"Aku kemari mengantar teman yang ingin memesan gaun pengantin," jawabku yang mendapat tanggapan 'oh' dari permata.

"Nyonya tahu? Seseorang baru saja memesan gaun yang sama persis dengan gaun yang pernah Nyonya pesan dulu, katanya itu gaun pilihan calon suaminya, sayang sekali, dia hanya datang sendiri, karena calon suaminya ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan," celetuk Permata yang sebenarnya hanya ingin mengisi kekosongan di antara kami dengan bahan obrolan, namun mendengar penuturannya barusan, aku jadi teringat akan Rena yang barusan datang kemari seorang diri.

Apa orang itu adalah Rena? Dan calon suami yang memilih designe gaun itu adalah mas Reyhan?

Tapi, jika iya, mengapa mas Reyhan meminta designe gaun yang sama untuk Rena dengan designe gaunku dulu? Tidakkah itu akan mengingatkannya sesuatu, seperti Dejavu? Apalagi mas Reyhan sangat membenciku, bukankah seharusnya ia muak dengan segala hal yang berhubungan denganku?

***

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Diankeren

Diankeren

g sbr ktemu o clan, sayah 😁😍😍
bntr Lgi nympe k bab'y mr CEO 👏🏻👏🏻 sbr sbr

2024-02-04

0

Devi Prawita Lestari

Devi Prawita Lestari

lanjutttt

2022-05-12

0

Devi Prawita Lestari

Devi Prawita Lestari

lanjuttty thor

2022-05-12

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!