Terungkap

..."Seandainya skenario hidup bisa aku baca terlebih dulu, pasti akan aku hapus bagian cerita yang tak ingin aku perankan, termasuk menikah dengan Aretha." Reyhan....

***

"Ibu,,," Akhirnya setelah cukup lama menunggu, ibu pulang juga. Aku lekas menyambut kedatangannya sambil mengulurkan tangan hendak membantu meraih kantong kresek dari tangannya, namun ibu justru bersikap acuh, ia memilih melenggang pergi ke dalam melewatiku juga Rena, disusul oleh Aretha yang sudah terlebih dulu menenteng barang bawaan ibu.

Aku melangkah masuk sampai ke ruang tengah di mana ibu berada, ia nampak lelah dan langsung duduk di sofa, Aretha datang dari dapur membawa sebotol air dingin lalu ia serahkan pada ibu.

"Terimakasih, sayang." Ibu menerima botol air pemberian Aretha.

"Bu, aku kemari membawa Rena untuk meminta restu dari ibu, kami akan menikah," ucapku lantang penuh keyakinan.

Aku tahu, semenjak ibu datang tadi, Rena nampak gelisah, dan mungkin takut.

Ibu terdiam, untuk sesaat ia mengamati penampilan kami berdua yang tentu serasi dengan balutan pakaian pengantin.

"Jika ibu tidak memberikannya, jika ibu tidak merestui pernikahan kalian, apa kalian akan membatalkan rencana pernikahan kalian ini?"

Ya Allah, jawaban ibu sungguh membuat hatiku terluka, pasti itu juga yang Rena rasakan, perasaannya pasti sangat hancur mendengar penolakan ibu yang begitu gamblang.

"Maaf, Bu, Reyhan sudah berjanji dan bertekad akan melangsungkan pernikahan dengan Rena hari ini, Reyhan datang meminta restu ibu baik-baik, tapi, jika ibu tidak memberikannya," kalimatku menggantung.

"Kalau begitu untuk apa kamu repot-repot datang kemari meminta restu ibu, kalian bisa langsung menikah meski tanpa restu dari ibu,"

Kami sempat berdebat sebelum akhirnya aku mengakhiri perdebatan dan memilih untuk segera pergi dari rumah ibu, namun langkah kakiku bersama Rena terhenti kala ibu meneriakkan satu kalimat.

"Aretha hamil, Reyhan!"

'DEG.'

Apa yang aku dengar ini? Apa yang ibu katakan?

"Dia mengandung anakmu, darah dagingmu!" teriak ibu melanjutkan ucapannya.

Bagai disambar petir, aku begitu terkejut mendengar ucapan ibu yang mengatakan tentang kehamilan Aretha, anakku? Bagaimana mungkin? Sedangkan kami hanya melakukannya sekali, itupun tanpa rasa cinta, yah, aku masih begitu ingat bagaimana kejadian malam itu yang membuatku lepas kendali akan dorongan syahwat dan amarah, yang kemudian karena kejadian itu, aku sering terbayang oleh wajah Aretha saat berada di bawah kungkunganku, namun tentu saja dengan cepat aku harus menepisnya, karena ada Rena yang harus kujaga perasaannya.

"Hamil?" teriakku yang bersamaan dengan Rena yang juga sangat terkejut akan kabar kehamilan Aretha.

"Tapi, kami...." aku tak sanggup melanjutkan kalimatku, lidahku kaku dan keluh.

Aretha hanya diam, ia menatap lantai tanpa titik yang pasti, sedangkan Rena, tangisnya membanjir seketika.

"Mas, bukankah kau bilang jika kau tak pernah menyentuhnya? Kau mengatakan padaku jika kau selalu menjaga diri selama ini, tapi apa ini, mas? Aretha hamil, dan itu anakmu?" teriak Rena sambil menangis meraung tak terima.

Aku sendiri begitu bingung harus bersikap seperti apa. Di satu sisi, aku hanya mencintai Rena dan kami akan menikah, di sisi lain, Aretha sedang mengandung, dan itu darah dagingku.

"Ini anakku, aku bisa mengurusnya, aku bisa membesarkannya tanpa peran seorang ayah dalam hidupnya, aku tak ingin mengganggu hubungan kalian, apalagi hanya karena alasan anakku ini, jika kalian ingin menikah, menikahlah, aku tidak peduli,"

Mendengar kalimat yang Aretha ucapkan, seharusnya aku merasa senang dan lega, ia tak menuntut tanggung jawab dariku sama sekali, bahkan ia sudah melepaskan diriku untuk bersama dengan Rena, tapi entah mengapa, aku justru merasa sakit mendengarnya, aku tidak terima.

"Apa yang kau katakan? Apa kau ingin menunjukkan pada dunia bahwa aku sejahat dan sebrengsek itu?"

Aku ingin mendekat ke arah Aretha berdiri dan mengelus perutnya yang sudah beberapa kali mencuri perhatianku karena membuncit, dan benar saja, Aretha memang sedang hamil. Namun langkahku terhenti ketika Rena meraih tanganku.

"Mas, bagaimana denganku? Bagaimana dengan pernikahan kita?" Isak tangisnya tak dapat dicegah, Rena menunduk semakin dalam, bahunya sampai bergetar, ya Allah,,, kenapa kau biarkan aku menjadi lelaki yang brengsek dengan menyakiti hati dua wanita?.

"Kau sudah dewasa, Reyhan, kau yang membuat situasi menjadi seperti sekarang ini, terserah padamu, bagaimana kau akan mempertanggung jawabkan semua perbuatanmu, ibu tidak mau lagi ikut campur, tapi, ibu berharap kamu bisa lebih bijak dalam bersikap." ibu berdiri dari duduknya dan bersiap melangkah pergi meninggalkan kami.

"Tapi, Reyhan. Kamu harus ingat, bagaimana nasibmu saat masih kecil dulu, bagaimana perjuangan ibu dulu membesarkanmu seorang diri, karena ayahmu yang sudah meninggal, yang jelas, ibu tidak akan membiarkan Aretha dan anaknya berada dekat denganmu, jika kau masih menikah dengan wanita itu, tapi kau tak perlu khawatir, Aretha adalah perempuan hebat yang kuat, meski tanpa dirimu, ibu yakin dia bisa menjalani dan melewati semuanya dengan baik, dan ibu akan selalu ada untuknya, mendukungnya." setelah mengucapkan itu, ibu pun pergi meninggalkan kami.

Ya Allah,,,, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau jika sampai anakku merasakan nasib yang sama sepeti diriku waktu kecil dulu, tapi bagaimana dengan Rena? Cinta kami? Hubungan kami?

"Aku permisi," Aretha pun melangkah pergi meninggalkan kami, ia masuk ke dalam kamarnya. Sekilas kulihat Aretha pun menitikkan air mata meski sedari tadi ia sudah berusaha bersikap tenang dan tegar.

Kini tinggal ada aku dan Rena di ruang tengah rumah ibu.

Rena masih terus menangis, aku tak mampu berkata banyak, hanya bisa memeluknya dengan hangat dan tulus, batinnya pasti telah remuk dan hancur. Kasihan kamu, Rena. Maafkan aku.

***

..."Jika sesuatu ditakdirkan untuk menjauh darimu, maka ia tidak akan pernah mendatangimu, namun jika ia ditakdirkan bersamamu, maka kau tak akan bisa lari darinya." Sebuah kutipan oleh sayyidina Umar bin Khattab, pada buku yang Reyhan baca....

***

Pernikahanku bersama Rena terpaksa batal, meski belum ada keputusan yang kuambil untuk kedepannya, tapi untuk melanjutkan menikah rasanya tidak mungkin.

Meski begitu, aku pun tak kuasa untuk melepas Rena, ia adalah wanita yang sangat aku cintai, selain kecantikan paras dan fisiknya, Rena juga adalah wanita berhati baik dan lembut, aku sangat mencintai Rena sampai keseluruh sendi tulangku.

Aku mengantar Rena kembali ke tempat tinggalnya, ia hidup bersama kakaknya yang sudah menikah.

Kami memberikan penjelasan mengenai beberapa hal tentang alasan kami menunda pernikahan. Pasalnya, tadi mbak Erna dan mas Pras sudah menunggu kami di KUA, dan sampai siang kami tak kunjung datang, hingga sore ini kami kembali pulang.

"Sebenarnya ada masalah apa? Kenapa kalian tidak mengatakan terus terang, Reyhan, ada apa? Rena terus menangis, kenapa pernikahan kalian harus ditunda?" tanya mbak Erna mencecarku, aku hanya bisa meminta maaf tanpa bisa memberitahukan alasan sebenarnya. Aku hanya berjanji jika kami pasti akan menikah nanti, setelah semua masalah yang kuhadapi selesai dan menemui jalan keluar.

Aku berpamitan pada mbak Erna, mas Pras, dan juga Rena. Aku tidak akan pulang ke rumah, melainkan pulang ke rumah ibu, ya, aku ingin sekali lagi bertemu dengan Aretha dan membicarakan semuanya.

Kenapa dia hanya diam saja selama ini? Kenapa dia tidak pernah mengatakan tentang kehamilannya? Sampai perutnya sebuncit itu, kenapa Aretha tidak pernah mengatakan apapun padaku? Apa dia sengaja melakukan itu untuk melukaiku? Untuk membalas dendam padaku atas perlakuanku padanya selama ini?

Aku melajukan mobilku dengan kecepatan tinggi, tak sabar untuk segera sampai di rumah ibu, bertemu dengan Aretha dan berbicara dengannya.

***

Bersambung.

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

nah... loe... td kn sdh dkoment jika jodoh mau cerai pun kyk'e sulit dpisahkn walo sdh sah cerai

2025-02-11

0

martina melati

martina melati

benar toh patah jadi 2

2025-02-11

0

Cut SNY@"GranyCUT"

Cut SNY@"GranyCUT"

Masya Allah..
jodohkan yang dimaksud?

2023-05-02

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!