Hubungan antara Dewandaru dan kedua orang tuanya masih nampak biasa saja, Dewandaru bersikap seolah tidak mengetahui apapun tentang Widuri dan kehamilannya, dengan modal nomor sepeda motor yang di catat oleh Dewandaru, Dewandaru dapat melacak alamat tempat tinggal Widuri, dan beberapa hari ini Dewandaru, terus mengintai kediaman Widuri.
Dari dalam rumah Widuri, keluar seorang gadis dengan memakai seragam anak SMA rok panjang dan kemeja lengan panjang hanya tidak memakai hijab, sehingga mudah di kenali dengan berambut panjang dan bergelombang yang diikat asal gadis itu mengendarai sepeda motor vario yang beberapa hari yang lalu di pakai oleh Abyas dan Widuri.
"What? Widuri gadis SMA, ya Tuhan Ayah menghamili anak SMA, Ayah kamu tega menghianati mama, dan bermain di luar dengan anak SMA, lihat saja kamu Widuri kamu harus hancur, kamu harus membayar rasa sakit yang mama rasakan atas perbuatanmu." gumam Dewandaru yang duduk di sepeda motor dengan helem hitam lengkap dengan masker.
Dewandaru beberapa hari ini memang mengintai kediaman Widuri, melihat gerak gerik penghuni rumah tersebut, sayangnya salama pengintaian Dewandaru hanya melihat Violet yang keluar masuk rumah tersebut.
Dewandaru dengan santai mengikuti kemana arah sepeda motor tersebut melaju, sepeda motor vario hitam di ikuti oleh Dewandaru, sepeda motor vario tersebut di kendarai seorang seorang gadis sekolah menengah atas, gadis tersebut menuju salah satu SMA negeri yang ada di kota tersebut, SMA tersebut walau bukan sekolah favorit namun masih masuk lima besar sebagai sekolah idola di kota tersebut.
"Manis, memang manis sayang kamu menyalahgunakan kemanisanmu untuk melukai wanita lain menghancurkan rumah tangga orang lain, sialan kamu Widuri, aku pastikan kamu akan menderita." umpat Dewandaru dari dalam hati.
Dewandaru tetap berada di area sekolah tersebut hingga Violet selesai mengikuti palajaran di sekolahnya. Beberapa hari ini Dewandaru terus mengintai Violet yang di sangka Widuri, Widuri dan Violet memang memiliki kemiripan yang nyaris sama, hanya saja tinggi tubuh yang berbeda, dari segi rambut, dan make up Violet selalu mengikuti gaya Widuri, sehingga bila dilihat dari kejauhan seperti sama.
Hari ini hari pengumuman kelulusan, Violet sangat berdebar-debar sekali untuk menanti pengumuman kelulusan.
"Mbak, Kek, doakan Vi, lulus ya, setelah ini Vi, akan melanjutkan ke fakultas kebidanan." Violet pamit pada Widuri dan kakeknya.
"Hati-hati Vi, selesai cepat pulang dan jangan ikut-ikutan konvoi, ingat seragam juga tidak boleh sampai ada coretan." pesan Widuri.
"Tenang, mbak sesuai pesan ayah, Vi, akan menjadi anak yang baik dan berbakti, Assalamu'alaikum mbak, kek."
"Wa'alaikum salam." sahut kakek dan Widuri bersamaan yang duduk di meja makan.
Violet setelah bersalaman dengan kakek dan Widuri, segera berangkat ke sekolahnya dengan perasaan berdebar, seperti biasa Violet, mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan sedang, tanpa Violet sadari Dewandaru sudah menguntitnya kali ini Dewandaru membawa mobil dari rental. Dewandaru benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang.
Violet setelah selesai melihat pengumuman di sekolah, dia sangat bahagia, untuk merayakan kebahagiaannya Violet dan teman-temannya beli mie ayam di depot yang sangat terkenal namun berada desa di pinggiran hutan sehingga jalan tergolong sepi. Dewandaru terus mengikuti kemanapun Violet pergi untuk mencari kesempatan agar bisa menculik Violet yang di sangka Widuri.
"Vi, tunggu sebentar aku mau ke WC, perutku mules." pamit Utari, teman Violet, yang tadi berangkat berboncengan dengan Violet, karena motor Utari masuk bengkel.
"Aku tunggu di parkiraan, Tar." sahut Violet.
Violet menuju parkiran sepeda motor, di parkiran sangat sepi, Violet duduk di atas motornya sambil memainkan hand phone-nya. Dewandari dengan langkah santai dia langsung membekap Violet dari belakang dengan kain yang sudah di beri obat bius, efek dari obat bius tersebut sehingga membuat Violet tudak bisa melakukan perlawanan.
Dewandaru segera memasukan Violet ke dalam mobilnya, Dewandari segera mengendarai mobil tersebut dengan kecepatan sedang, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.
"Akirnya aku bisa membalaskan dendam mamaku padamu, kamu harus merasakan apa yang mamaku rasakan." Dewandaru sangat geram.
Violet tertidur dengan nyenyak akibat obat bius yang di gunakan Dewandaru untuk membekapnya. Setelah menempuh perjalan hampir satu jam mobil yang di tumpangi Dewandaru sampailah di sebuah bangunan tua yang jauh dari kampung bangunan tersebut berada di tengah hutan dukunya bangunan tersebut di pakai para oleh para petani untuk berteduh selama menggarap hutan untuk di tanami jagung dan ubi.
Utari yang baru keluar dari WC, kebingunan mencari keberadaan Violet, yang tidak ada di perkiraan. Utari bertanya pada pemilik dan pelayan depot tersebut namun tidak ada yang tahu. Setelah hampir setengah jam mencari Violet dengan menelpon beberapa temannya dan hasilnya nihil, bahkan semua temannya tadi kembali ke depot dan ikut mencarinya.
"Tar, kita lapor ke mbak Wid, saja sudah satu jam kita menunggu dan mencari tidak ada hasilnya." usul Vetto.
"Iya Tar, kita ke rumah Vi, siapa tahu Vi pulang duluan." imbuh Fero.
"Aku gak berani kesana sendirian." Utari sangat ketakutan "Seandainya tadi Aku tidsk ke WC, Violet gak bakal ilang." keluh Utari.
"Kita semua ke sana, kita ngomong bareng-bareng sama mbak Wid, kontaknya motor Vi, ada kan, kamu aku bonceng Tar, biar Motornya Vi di bawa Vetto." usul Fero.
Tuju teman Violet pergi meninggalkan depot tersebut, sebelum pergi Utari dan teman-temannya berpesan pada pemilik depot jika Violet datang suruh kasih kabar ke mereka.
Dewandaru tanpa bantuan siapun menggendong Violet untuk di masukkan ke dalam rumah tersebut, di dalam rumah tersebut kosong tanpa ada orang maupun perabotan rumah sama sekali. Dewandaru meletakkan Violet di lantai, tanpa alas apapun, dan mengikat tangan serta kaki juga menutup mulutnya dengan kain supaya Violet tidak bisa berteriak saat sadar dari pingsannya. Agar tidak ketahuan jejaknya Dewandaru segera mengembalikan mobil tersebut setelah di cuci bersih sehingga tidak ada bekas Lumpur atau debu karena masuk area hutan.
Setelah mengembalikan mobil rebtalnya Dewandaru, dengan mengendarai sepeda motornya segera kembali ke rumah tua yang ada di tengah hutan tersebut, sebelum kembali ke hutan Dewandaru tidak lupa membeli dua nasi bungkus, beberapa botol air mineral dan juga makanan ringan.
Violet terbaring di atas lantai semen tanpa alas, dan ruangan tersebut terlihat remang-remang hanya cahaya matahari yang masuk, karena mendung cahaya yang masuk juga tidak terang.
Violet begitu sadar dia merasa ketakutan, dia hanya ingat saat duduk di atas sepeda motornya menanti Utari yang sedang buang hajat di WC, dekat depot mie, tempat mereka dan kawan-kawannya merayakan kelulusannya.
"Di mana aku." gumam Violet, Violet berusa berteriak namun tidak bisa karena mulutnya telah di tutup kain oleh Dewandaru, Violet semakin takut ketika menyadari tubuhnya di ukst dan tidak bisa bergerak sama sekali, di tambah lantai semen yang keras membuat Violet, benar-benar tidak nayaman serta semakin takut dan panik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Eka Bundanedinar
salah info semoga g macem" ini ndaru
2022-07-30
0
Vita Zhao
ya ampun dewandru kamu salah culik orang, yg kamu culik adiknya widuri yaitu violet🤦♀️
2022-05-12
0