Gelora Noda Dan Cinta
"Yah, tidak terasa sudah lima tahun lebih Mama terbaring sakit tidak berdaya, Mama ingin Ayah bahagia," ucap Swasti penuh harap sambil menyantap sarapan paginya.
"Ayah sudah sangat bahagia sekarang, selama Mama dan Ndaru masih bersama dengan Ayah, Ayah sudah sangat bahagia sekali Mama jangan mikir yang macam-macam, karena kalian berdua adalah kebahagiaan Ayah sekarang dan selamanya," jawab Abyas tenang dengan senyum yang mengembang damai, Abyas selalu terlihat tenang, tidak pernah sekalipun menampakkan kegundahan hatinya di depan anak dan istrinya.
"Mama tahu itu, jujur Mama merasa bersalah karena sebagai istri Mama tidak bisa melayani Ayah dengan sempurna," imbuh Swasti sedih.
"Ma, tatap mata Ayah, lihat wajah dan mata Ayah, apakah ada percikan ketidak bahagiaan di wajah dan mata Ayah?" tanya Abyas tetap tenang dan damai.
Swasti tidak mampu menjawab ucapan suaminya, Swasti memandang wajah Abyas sambil menggelengkan kepalanya, sebuah tatapan mata yang sangat teduh pasti idaman semua wanita. Swasti Syabila dan Abyas Adhinata pasangan suami istri yang sangat harmonis walau dalam pernikahan mereka berdua banyak mengalami gejolak dalam rumah tangga, seperti sekarang sudah hampir sepuluh tahun Swasti Syabila terbaring sakit karena penyakit stroke yang di alaminya. Swasti hanya terbaring di atas ranjang, untuk melakukan aktifitas apapun harus ada bantuan orang lain. Abyas sebagai seorang suami dan seorang ayah susah dikatakan sangat sempurna selama ini Abyas dengan iklas merawat, menjaga keluarganya tanpa ada skandal dengan wanita di luar sana.
"Sekarang, Ayah berangkat kerja dulu mama jangan mikir yang macam-macam lihat Ayah, Ayah bahagia sekali, nanti siang Ayah akan pulang antar Mama ke dokter," pamit Abyas tenang dan damai seperti biasanya, Abyas memberikan ciuman hangat pada Swasti.
"Papa hati-hati." sahut Swasti dengan sebuah senyuman yang di paksakan.
Abyas pergi meninggalkan Swasti yang sedang duduk di meja makan sendirian, setiap hari Swasti ditemani oleh satu orang pembantu yang khusus merawat Swasti.
"Mbak Aya." panggil Swasti.
"Ya Buk," sahut Gayatri yang biasa di panggil Aya.
Gayatri begitu mendengar panggilan dari sang majikan dia bergegas menuju meja makan menemui Swasti yang masih duduk di kursi roda.
"Ya Buk," sahut Gayatri lagi sopan.
"Tolong temani Aku mau berjemur di teras depan." pinta Swasti dengan senyum indahnya.
"Baik Bu, nanti siang jadwal Ibu terapi, tadi bapak sudah mengingatkan saya." ucap Gayatri.
"Mbak hari ini mbak temani Aku, ya kasihan bapak jika harus bolak-balik pulang," ucap Swasti sambil menjalankan kursi rodanya.
Swasti mengalami stroke sehingga kakinya tidak lagi bisa berfungsi dengan baik, sedangkan tangannya yang sebelah juga sedikit kaku namun tangan yang satunya masih bisa bergerak normal, cara bicara Swasti juga sudah kembali normal. Setiap pagi Swasti rutin berjemur dengan di temani oleh Gayatri, jika Abyas dan Dewandaru sedang tidak ada di rumah. Seperti pagi ini Dewandaru sedang di luar kota untuk menempuh pendidikannya di universitas pilihannya, sedangkan Abyas harus bekerja mengurus bengkel mobil dan sepeda motor.
"Bagaimana dengan bapak Bu, saya takut bapak marah." ucap Gayatri.
"Aku pingin jalan-jalan sebentar, kalau sama bapak Aku gak bisa jalan-jalan, soal bapak nanti biar Aku yang berbicara." ucap Swasti lagi.
''Baik Bu." sahut Gayatri.
Abyas sibuk dengan bengkelnya apalagi hari ini banyak sekali pelanggan datang ditambah satu karyawannya sedang ambil cuti karena sakit.
"Zar, Dam, tolong kamu handel sebentar lagi aku mau pulang." ucap Abyas sambil mengitak-atik mesin mobil.
"Baik, Pak mungkin beberapa mobil akan mengalami sedikit terlambat perbaikan, hari ini kang Suro tidak masuk karema sakit." sahut Damar sopan.
"Oh, ya Aku, lupa! tapi tidak apa-apa nanti aku sendiri yang akan menelpon pelanggan kita." sahut Abyas tetap tenang.
Kring Kring Kring.
"Selamat pagi bengkel Swasti, ada yang bisa saya bantu?" Izar menjawab panggilan telepon dari seberang.
"Assalamu'alaikum, bapak ada." sahut Swasty.
"Eh wa'alaikum Salam Bu, iya ada sebentar bu." Izar meletakkan teleponnya dan bergegas memanggil Abyas.
"Pak, Ibu telepon." panggil Izar.
"Ya," Abyas segera mengakat telpon dari mejanya. "Assalamu'alaikum Ma, sebentar lagi Ayah pulang, tunggu sebentar." jawan Abyas sabar.
"Wa'alaikum salam Yah, gini Yah hari ini biar mbak Aya saja yang menemani Mama ke dokter, sekalian mau menghirup udara segar, mama tahu di bengkel lagi banyak kerjaan, Ayah tenang saja." ucap Swasti tenang.
"Ayah tetap akan pulang, Mama dan mbak Aya jangan naik taksi sendiri Ayah pulang sekarang." ucap Abyas langsung menutup panggilam telponnya.
"Dam, Zar, aku pulang dulu soal pelanggan nanti aku sendiri yang menelponnya." pamit Abyas, sambil mencuci tangan dan mengganti bajunya.
"Beres, Pak." sahut Izar dan Damar sambil tetap fokus pada pekerjaannya masing-masing.
"Ayah, kebiasaan mbak." gerutu Swasti sambil menutup telponnya "Mbak Aya, bapak pulang sekarang, kita siap-siap." perintah Swasti.
"Saya juga ikut bu?" tanya Gayatri, memastikan.
"Iya mbak, nanti setelah dari dokter kita jalan-jalan biar bapak kembali ke bengkel." sahut Swasti
Swasti kembali masuk ke dalam rumah dengan di temani oleh Gayatri, mereka menuju kamar utama yang di tempat oleh Swasti dan Abyas, Gayatri membantu Swasti untuk mengambil dokumen yang sudah di siapkan oleh Abyas. Tidak sampai setengah jam mobil Abyas sudah memasuki halaman rumah, setelah mengucap salam Abyas segera masuk kedalam rumah, Abyas tahu jika istrinya berada di dalam kamar, Abyas segera menjemput Swasti, yang sudah rapi dan siap-siap, mereka bertiga segera menuju rumah sakit yang ada di kota.
Abyas seperti biasa kegiatannya setiap sebulan sekali selama lebih dari lima tahun ini mengantar Swasti pergi ke dokter untuk melakukan kontrol dan terapi. Sesampainya di rumah sakit Abyas dengan cekatan dan penuh tanggung jawab membantu Swasti untuk turun dari mobil dan pindah di kursi rodanya, Swasti menolak keras Abyas untuk ikut bersamanya, Akhirnya Abyas mengalah hanya mengantar sampai depan pintu klinik dokter yang di maksud. Abyas setelah pamit dan memastikan Swasti baik-baik saja dia kembali ke bengkelnya, sengaja Swasti ingin di temani oleh Gayatri, karena Swasti, punya rencana sendiri selain ingin jalan-jalan Swasti juga ingin menemui seseorang yang di kenalnya beberapa bulan yang lalu, dan kebetulan hari ini juga temannya mengantar kakeknya untuk kontrol dan terapi.
Selesai kontrol dan terapi Swasti, dengan di temani Gayatri pergi mengantar temannya tersebut pulang ke rumahnya, karena Swasti ingin tahu latar belakang dan seluk beluk kehidupan teman barunya tersebut, mereka menggunakan taksi untuk menuju rumah temannya tersebut. Jarak antara rumah dan rumah temannya dan rumah sakit memakan waktu kurang lebih dua puluh menit. Mereka semua sampailah di sebuah perumahan yang sangat sederhana, di dalam rumah hanya tinggal tiga orang satu orang kakek dan dua orang cucu perempuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Paulina H. Alamsyah Asir
Vote nya done 😍🙏
Semangat Thor.❤
2023-06-12
1
dedek❤
mampir sini dulu sambil nungguin papa azka update
salam hangat😊
2022-07-18
1
🦋⃟ℛ★KobeBlack★ᴬ∙ᴴ࿐ 🐍Hiatus🐍
hadir kak 🤗
2022-05-17
1