Malam ini Ratu mendapatkan surat rahasia, ia merasa curiga tapi ia yakin bisa mengatasinya karena ia bukanlah Ratu yang dulu.
Keesokan harinya, saat menjelang sore ia bersiap-siap berdandan cantik, dan pergi sendiri tanpa dikawal untuk meyakinkan selir Mey bahwa ia masuk jebakannya, bahkan ia bersenandung selama perjalanan menuju tempat yang tertera di surat semalam.
"Baiklah, mari kita ikuti alur jebakan si Mey itu." Guamam Ratu dalam hati
Pelayan selir Mey memberi laporan kepada sang selir bahwa Ratu Anggrek sedang menuju paviliun belakang.
"Bagus, dia memang selalu begitu, mudah percaya dan polos." Ucap Selir Mey sambil tersenyum
Benar saja sesampainya ia di paviliun kosong di belakang istana, beberapa orang berpakaian hitam dan berpenutup wajah mengepungnya tapi dengan beladiri yang ia miliki & cincin ajaibnya tentu saja ia sangat percaya diri bisa mengalahkan mereka.
"Ayo maju, kenapa main keroyokan, apa kalian tidak malu hah? kalian laki-laki mengepung perempuan, sungguh pengecut hahahaha..." Gita (Ratu) tertawa mengejek mereka
Ada satu penyerang yang berusaha membiusnya, tapi dengan cekatan penyerang itu segera dilumpuhkan oleh sang Ratu dengan bela dirinya.
"Ayo, maju lagi kalau berani..!" Tantang Ratu
Mereka Pun mulai menyerang secara bersamaan, untung saja mereka tidak membawa senjata semacam pedang, Ratu pun memakai beladiri untuk mengalahkan mereka.
Karena mereka sangat gigih dan masih berusaha menyerang, akhirnya Ratu menggunakan cincin ajaibnya, hingga semuanya terkapar pingsan tak berdaya.
"Wah… wah kalian sungguh pengecut beraninya melawan perempuan,, gue bakalan kasih kalian hadiah, semacam tanda tangan, ah jejak gitu deh.. supaya kalian mengenang gue, Hehehe" Ratu memperhatikan mereka semua dan mulai memikirkan ide kejahilannya.
Ratu menonjok di setiap mata kanan mereka, meninggalkan lebam di setiap mata kanan mereka.
"Hahaha… mata mereka seperti mata panda, haruskah gue pukul lagi mata yang sebelahnya, biar benar-benar mirip panda?" Ucap Gita (Ratu) sambil tertawa
Tapi ia mengurungkan niatnya, ia ingin mengeluarkan dulu Rey dari paviliun kosong itu, ia dengan cepat masuk , karena ia pingsan Ratu Pun menggunakan cincinnya itu untuk mengaliri aliran listrik ke tubuh Rey.
"Akhirnya sadar juga, ayo cepat berdiri..! kita harus cepat keluar dari tempat ini, dan sebaiknya kita lewat pintu belakang." Ucap Ratu
Mereka Pun segera pergi melewati pintu belakang, dan untungnya selir Mey dan Raja belum sampai di paviliun belakang itu.
Ratu akhirnya pulang bersama Rey kembali ke paviliunnya.
"Duduklah dulu…!" Perintah Ratu
Setelah duduk, Rey mulai bingung dengan apa yang terjadi,
"Ratu, sebenarnya ada apa ini?" Tanya Rey
"Biasalah, kerjaan si Mey, siapa lagi." Jawab Ratu
"Maksud Ratu?" Rey dibuat lebih penasaran lagi
Sani datang menghampiri mereka,
"Ratu, anda sudah kembali?" Tanya Sani
"Iya, ambilkan dulu air untuk Rey..!" Ratu memerintah Sani
"Baik." Jawab Sani
Sani pun pergi dengan terburu-buru menyadari ada sesuatu yang penting.
Setelah Sani datang dengan air minum,
"Minumlah dulu…!" Ratu memberikan segelas air pada Rey
"Begini Rey, sebenarnya tadi itu jebakan Mey, dia ingin menjebak kita, dia akan membuat seolah-olah kita berselingkuh di paviliun itu, membuat kamu pingsan dan nanti aku juga akan dibuatnya pingsan karena dibius, untung saja aku bisa mengatasinya." Ratu mencoba menjelaskan
"Astaga, tapi syukurlah akhirnya kita bisa keluar, hhuuhh..."
Rey menghembuskan nafas lega
"Benar-benar keterlaluan selir Mey itu, apakah aku perlu memberinya pelajaran.?" Sani merasa geram
"Apa kamu berani?" Tanya Ratu
"Tentu saja tidak ratu." Sani menunduk lesu
"Hahahahaha" Rey dan Ratu pun tertawa
Karena hari sudah malam, mereka pun beristirahat dan masing-masing sedang membayangkan kekesalan Mey karena rencananya gagal.
Selir Mey datang bersama Raja dan para pengawalnya bahkan pangeran Ceng pun ikut serta, meski kaki Selir Mey sakit tapi ia memaksakan diri, ia bersemangat sekali ingin melihat Ratu menderita.
Dengan percaya dirinya Selir Mey mengajak Raja memeriksa paviliun itu,, tapi bukan perselingkuhan Ratu yang ia lihat , ia malah melihat orang suruhannya yg terkapar di sana. Selir Mey merasa sangat kesal dengan rencananya yang selalu gagal.
"Hahahahaha…" Ceng tertawa sangat keras
"Deon, jadi ini yang ingin Mey perlihatkan, lihatlah betapa lucunya mereka, mata mereka..hahahaha mata mereka kompak sekali bengkak di bagian kanan,kalau dua-dua nya pasti lebih lucu, seperti mata panda,hahaha..." Pangeran Ceng tak berhentinya tertawa
"Diamlah…!" Deon membentak Pangeran Ceng
"Kau ini kaku sekali Deon, ini benar-benar lucu, kau sama sekali tidak tertawa" Jawab pangeran Ceng
Deon mengalihkan pandangannya pada Selir Mey,
"Jadi sebenarnya apa yang terjadi Mey? Apakah ini lelucon? Kau memaksaku kemari hanya untuk melihat mereka?" Tanya Raja Deon kepada Selir Mey ia benar-benar marah.
Mey yang tak ingin disalahkan, tentu saja ia mencari alasan,
"Mmm… tapi Deon bukankah ini aneh, mereka tergeletak disini dengan luka yang sama, seperti memberi tanda pada musuhnya. Apakah ada mata-mata di istana? Bukankah mereka pengawal istana, pasti ada yang menyerang mereka, dan ada yang tidak beres disini, kita coba lihat ke dalam saja Deon..!" Mey mencoba mencari alasan
"Sudahlah, aku tidak ingin mendengar saranmu, lebih baik kamu diam Mey." Raja Deon kesal karena Selir Mey masih saja berbicara.
"Benar juga Deon ini sedikit aneh." Ucap pangeran Ceng
"Kau urus mereka Ceng..!" Perintah Raja Deon
"Kenapa harus aku?" Pangeran Ceng mengeluh
"Bukankah tadi kau menyetujui kalau ini aneh, ya sudah kau selidiki sekarang..!" Jawab Raja Deon sambil berlalu pergi.
"Sial… kenapa mulutku selalu saja salah, sepertinya aku harus selalu diam." Keluh pangeran Ceng dalam hatinya sambil memukul-mukul mulutnya dengan tangannya sendiri.
"Deon tunggu..!" Selir Mey berteriak
Ia mencoba berlari ia bahkan lupa kakinya masih sakit hingga ia akhirnya terjatuh, tapi Raja Deon sama sekali tidak menghiraukannya.
"Sial… benar-benar sial, bukannya Deon membenci Anggrek malah dia berbalik membenciku, Astaga kenapa akhir-akhir ini aku sial sekali." Gumam Selir Mey dalam hati
"Bangunkan aku Ceng..!" Perintah selir Mey
Pangeran Ceng pun membantu Selir Mey berdiri.
"Kau ini terlalu memaksakan diri Mey." Ucap Pangeran Ceng
"Bisakah kau diam..!" Ucap Selir Mey
"Kenapa semua orang marah padaku? Aaiissshh menyebalkan." Ucap Pangeran Ceng
Pangeran Ceng berlalu pergi dan melepaskan pegangan tangan Selir Mey dengan kasar, Selir Mey terjatuh lagi, dan untuk kali ini Pangeran Ceng membiarkannya.
"Untuk apa aku menolongmu jika hanya di maki, bukannya terimakasih, dasar.." Ucap Pangeran Ceng kesal
Pangeran Ceng berlalu dengan membawa orang-orang tadi dan akan menginterogasi mereka besok.
Raja mulai menyadari kejanggalan tentang Selir Mey yang membujuknya pergi ke paviliun itu.
"Bukankah Selir Mey berkata ia sempat melihat Anggrek disana tapi tidak ada, sebaiknya aku pergi memeriksa ke paviliun Ratu saja." Gumam Raja pelan
Saat ia memeriksa ke paviliun Ratu, ternyata Ratu sedang tidur lelap, Raja merasa lega.
"Syukurlah, dia baik-baik saja, sepertinya kalau aku kembali ke paviliun ku pasti sangat melelahkan, haruskah aku menginap disini? Hmm… sepertinya itu yang terbaik." Gumam Raja Deon yang sebenarnya merindukan Ratu
Sebenarnya Ratu hanya pura-pura tidur agar tidak dicurigai, dan pada akhirnya mereka pun tidur bersama dengan saling berpegangan tangan.
Beraambung...
...Terimakasih untuk para pembaca, silahkan tinggalkan jejak kalian..! kalian bisa like, komen dan vote bab ini.. :) dan Author akan sangat berterimakasih :)...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Ayu Dani
cie cie awalnya pegangan tangan selanjutnya terserah author aja lah wkwkwkwk
2024-06-09
0
• リムル・テンペスト • Bisa panggil Am
Raja khawatir ama Ratunya... tapi sangat disayangi karna itu bukan ratu sebenarnya...Sian Gita
2022-12-25
2
Septi Verawati
👍👍💪💪💪👣👣
2022-09-19
2