BAB 6 Kedatangan Selir Mey

Setelah misi Raja Deon selesai, ia merasa sedikit lega karena wabah setidaknya dapat diatasi karena bahan obat yang ia kirim cukup untuk mengobati orang-orang satu desa.

ketika ia kembali berniat beristirahat dan tidur, ia melangkah ke kamarnya tiba-tiba

"Lama tidak berjumpa baginda." tanya selir Mey dengan nada menggoda sambil memeluk sang raja

"hemm... kamu nakal Mey." Deon melepaskan pelukan Mey

"Aku merindukanmu..." bisik Mey

"iya aku tahu, bukannya aku tidak merindukanmu, hanya saja malam ini bukan malam yang tepat, lebih baik kamu kembali ke paviliun mu...!" Suruh Deon

Selir Mey malah berbaring di tempat tidur Deon sambil terus menggodanya, ia sedikit membuka bajunya.

"Ayolah...!" Rayu Mey

"Astaga, dia benar-benar bersemangat... tapi aku memang benar-benar tidak menginginkannya" (gumam Deon dalam hati)

Deon menghampiri Mey, mey mengira Deon tergoda olehnya , mey tersenyum dan tersipu malu.

Tapi deon merapikan baju Mey , sambil berkata

"Kembali Lah... aku benar-benar lelah....!"

Akhirnya Mey menyerah dan keluar dari kamar Deon.

Mey berjalan keluar, dengan wajah masam, sepanjang perjalanan menuju paviliunnya ia berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya, sesampainya dikamar.

"Apakah aku sudah tidak cantik lagi? Tidak menarik lagi? Tidak menggoda lagi? Hmmm…" ucap Mey sambil menatap cermin.

Ia melangkahkan kakinya menuju lemari,

"Aku harus memesan baju-baju baru lagi yang lebih bagus tentu saja dengan dijahit oleh penjahit yang hebat, hhmm… dan haruskah aku memesan baju yang sedikit terbuka dan menggoda? " tanya Mey dalam hati sambil berpikir saat melihat isi lemarinya

"Apakah mungkin Deon mulai tertarik pada Anggrek? Tapi dulu ia membencinya bahkan ia cuma memperhatikan aku, tapi akhir-akhir ini Deon sedikit mengabaikanku, apakah aku akan dibuang?."

Mey merasa sedih, ia teringat Anggrek dan ia mulai marah, ia melemparkan semua barang yang ada di dekatnya.

"Aaarrrrggghhh......" selir Mey marah

Raja awalnya memang mencintai selir Mey ini, bahkan ia sering melepas rindu dan bermalam di kamarnya, sementara Ratu Anggrek tak pernah disentuh raja Deon.

Tetapi dengan kejadian tadi ia mulai mencurigai selir karna setelah diselidiki itu gudang milik ayah & ibu Mey yang telah lama meninggal, dan kemungkinan sekarang dikelola oleh pamannya, ia juga teringat perkataan ibunya.

Dulu saat pertama ia mengenal Mey adalah saat pamannya menjabat, pamannya selalu hilir mudik ke istana, terkadang Mey ikut dengannya,

Mey adalah wanita pertama yang berani mendekati Raja terlebih dahulu meski Raja Deon selalu menampilkan wajah dinginnya, tetapi selalu bersikap manis.

Saat ini Raja berbaring berusaha untuk tidur, meski ia kelelahan setelah misinya tadi dan ia sedikit lega dengan terselesaikannya satu masalah hingga kini hanya perlu memantau perkembangan di Desa perbatasan, berharap obatnya benar-benar membantu dan memutuskan rantai penyebaran virus.

Tapi kini ia tidak bisa memejamkan matanya, ia sendiri heran, mengapa dirinya bisa menolak Mey yang datang menghampirinya padahal dulu ia yang selalu menghampirinya.

Deon berguling-guling di tempat tidur hingga ia benar-benar tertidur, tapi ia tiba-tiba terbangun karena sebuah mimpi aneh.

"Kenapa aku memimpikan wanita itu?, dia bahkan tersenyum manis, sungguh manis…" Deon mulai membayangkannya lagi sambil tersenyum.

"Astaga, tidak … tidak boleh, aku tidak boleh menyukainya, lebih baik aku tidur lagi berharap dia tidak muncul di mimpiku lagi. Awas ya Anggrek kalau kamu menggodaku lewat mimpi..!! Bukankah aku sudah menolakmu terang-terangan dan sekarang kau menggodaku lewat mimpi… Astaga berani sekali dia.." Gumam Raja Deon tak jelas.

Karena belum juga bisa tertidur, akhirnya Raja Deon pergi berkeliling di luar paviliunnya untuk sekedar mencari angin segar, hingga ia teringat sesuatu.

FLASHBACK

Ratu sedang duduk ditepi ranjang, ia memakai pakaian khusus untuk malam pertamanya , wajahnya merah merona.

terdengar suara langkah kaki menuju kamarnya, Ratu semakin gugup.

Dan seseorang itu duduk ditepi ranjang lainnya.

"Terimakasih baginda telah memilih saya, saya sangat senang... saya berjanji akan melakukan yang terbaik, saya akan setia dan melayani anda sepenuh hati." Ratu memulai pembicaraan dengan gugupnya

Raja pun membaringkan tubuhnya,

"Aku sudah memiliki kekasih, dan yang memilihmu bukan aku tapi ibuku,, aku tak bisa menolak keinginannya."

"Emm.. biarkan malam ini aku tidur disini, aku tidak akan menyentuhmu, tidurlah di sisi ranjang sebelah sana dan aku sebelah sini....!"

Seketika hati sang Ratu begitu terasa sakit, seakan ia dihempaskan dari tempat yang tinggi, tanpa menoleh ke arah Raja Deon, ia diam-diam menangis, bajunya pun sia-sia ia pakai, malah membuat harga dirinya juga ikut jatuh.

Saat pagi datang, Ratu tak berani menampakkan wajahnya, ia tutupi semua tubuhnya dengan selimut. dan Raja berkata.

" Aku tau kamu sudah bangun, ingat ya..! jangan bicarakan ini kepada siapapun terlebih lagi ibuku, anggaplah pernikahan ini baik-baik saja..!" Raja Deon pun segera pergi.

Sementara ratu sedang Menangis dengan berjuta kekecewaannya,

Dia merasa tidak berarti, dan tidak dianggap sebagai Ratu padahal untuk menjadi Ratu banyak hal yang ia korbankan dan ia berjuang dengan penuh semangat apalagi saat ia melihat wajah Deon, Ratu benar-benar mencintai Deon.

Untuk menjadi Ratu, banyak syarat harus dipenuhi. Karena memang Anggrek terlahir dari keluarga yang masih keturunan bangsawan, ia berkesempatan mengikuti pelatihan di istana.

Banyak peserta lain yang menjadi saingannya, Anggrek tak bisa mengandalkan kecantikannya saja, ia bekerja keras setiap hari.

Ia belajar ini dan itu agar bisa terpilih, Anggrek unggul dalam beberapa bidang yang membuat Ibu Suri memperhatikannya, Anggrek mengingatkan Ibu Suri ketika masih muda yang penuh semangat dalam mencapai mimpi.