Ratu kembali ke paviliunnya, ia langsung menuju kamarnya , dikamar sendirian , kesepian itu yang Gita rasakan. mungkin ia sedikit terhibur karena bertengkar dengan raja Deon tapi saat ia sendirian seperti ini, dia merindukan ayah Baskoro dan Ibu Hanna, ia juga teramat rindu bersenda gurau dengan sahabatnya Nisa, ia masih ingat terakhir kali bertemu Nisa di kantin sekolah.
FLASHBACK
Selama sepekan Anggita sibuk membagi waktunya untuk kuliah dan merawat papanya yang sakit.
Ketika Anggita dan Nisa lagi makan di kantin kampus pun tak ada semangat yang terpancar di wajahnya.
"Hei.. git, lo kenapa kayak yang lemes gitu makanan lo aduk aduk aja kapan lo makan?" Caeletuk nisa
Anggita Pun sadar dari lamunannya
"Ah, lo ngagetin aja sih, gue gakpapa cuman emang lagi banyak pikiran aja sih, papah gue Nis...."jawab Anggita lemas
"Yang sabar ya git, papa lo pasti sehat lagi kok cuman butuh waktu aja, pokoknya semangat ya git!! trus makan tuh makanan lo biar lo gak ikutan sakit juga, kan repot!!"
Anggita hanya mengangguk pelan dan tersenyum tipis lalu mulai makan.
Tiba tiba suasana kantin berubah, terdengar suara berisik dan ternyata pangeran kampus datang dan diikuti oleh Ami cewek kampus yang berpenampilan seksi dan selalu saja ingin nempel-nempel dengan Reza si pangeran kampus. Anggita hanya menoleh dengan mata malasnya.
"Aduh... ratu drama dateng, males ah, cabut yu Nis kita pulang aja!!"
Mereka Pun keluar dari area kantin yang sesak dan bergegas menuju parkiran, dimana ia memarkirkan motor matic sederhananya itu.
"Gue nebeng ya git, boleh ya? Hehe" pinta Nisa
"Hmmm.. gimana ya, boleh deh 30 ribu sampai rumah, hahaha" jawab gita bercanda
"Ah lo perhitungan banget sih jadi temen" keluh nisa
"Ya udah gratis deh, lo kan udah setia nemenin gue, nempel terus kayak prangko, hehhe" Canda Gita lagi sambil mengedipkan mata sebelah.
"Hemm.. mata lo ccingan ya Git? Haha kayaknya lo dulu deh yang mesti cari pacar git!! lo mulai aneh deh, lo suka sama gue.?? ampun deh gue masih normal kali" Jawab nisa
"Hahahaha"
Mereka Pun tertawa bersama
Ia mengantar nisa pulang berboncengan dengannya, sepanjang jalan mereka bernyanyi bersama.
Sebenarnya suara mereka gak merdu ya, tapi nikmatin aja kali ya yg penting mereka happy.
Sesampainya dirumah Nisa,
"Git mampir ulu yu, dirumah lagi gak ada siapa-siapa!!" Suruh Nisa sambil mengedipkan mata sebelah seperti yang dilakukan Gita di parkiran tadi.
"Ah lo.. kok jadi ketularan cacingan sih, hahaha"
Mereka Pun tertawa bersama lagi
"Emang iya gak ada siapa-siapa, emang lagi pada kemana ortu lo Nis?" Tanya gita menyudahi candanya tadi
"Emm mereka lagi ke luar kota, cuma sebentar kok, nengokin tante gue lahiran." Jawab nisa
"Ooohhhhh......." jawab git sambil sengaja dibikin panjang tuh ohhhh nya
" Hmmm.... mulai deh , yu ahh masuk!!" Ajak Nisa
Akhirnya Pun mereka masuk dan sudah ngobrol ditemani minuman dan camilan,
Ketika gita melihat-lihat perpustakaan dirumah nisa yang menampakan buku-buku berjejer rapi di sana, ia pun tertarik pada satu buku komik dan mengambilnya, tiba-tiba ia teringat untuk menjemput papa nya di RS untuk diantar pulang ke rumah.
Gita pun bergegas pamit dan meminta izin untuk membawa buku itu untu dibaca di rumahnya, buku komik itu yang pada akhirnya membuat Gita berada didunia lain.
ON
Tiba-tiba lamunan Gita buyar saat mendengar desisan ular. Dia sedikit kaget melhat ular itu sudah berada disamping kakinya, sudah dengan posisi siap mematuk, tapi dia berusaha tenang.
Ratu menghindari patukan itu, patukan kedua pun berhasil ratu hindari,
"Baru dua kali, ayo coba lgi… kalau udah 3 kali kan biasanya dapet gelas atau piring cantik!! Hahaha…" Ratu (Gita) malah membuat candaan.
Karna di kamarnya tidak ada benda tajam, tidak ada pedang , ia memikirkan cara lain untuk mengatasi ular ini, dan yang terpikir adalah cincin ajaibnya, ia bersiap-siap dengan cincin nya.
Saat ular itu terkena sengatan listrik dari cin-cin ajaib Ratu , ular itu mematung beberapa menit, waktu itu yang Ratu gunakan untuk menggulung ular itu dengan kain dan memberikannya pada Sani.
"Apa ini Ratu?" Tanya Sani
"Hmm… berikan saja pada Rey, dan suruh untuk melepaskannya di dalam kamar selir Mey!" Perintah Ratu
"Lalu yang ada di dalam sini itu apa Ratu?" Tanya Sani penasaran.
Ratu pun berbisik pelan di telinga Sani,
"Ular."
"Apa?" teriak Sani , ia kaget dan langsung melemparkannya ke lantai.
"Astaga, jangan berteriak, nanti malah membuat orang curiga..!"
"Sudahlah, cepat pergi lagi pula ular itu kan terikat dan terbungkus juga oleh kain, tidak akan menggigitmu..!" Perintah Ratu
"Ta-pi.. ta-pi Ratu, untuk apa Ratu melepaskannya disana?" Tanya Sani gugup dia merasa Ratu berubah, dan berpikir kenapa Ratu menjadi jahat.
"Ssssttt… ular ini masuk ke kamarku, aku yakin itu kiriman Mey, jadi aku hanya mengembalikannya." Ratu menjelaskan.
"Mmmm… saya mengerti, baiklah saya pergi."
Sani Pun pergi mengantarkan buntalan itu ke depan paviliun dimana disitu biasanya Rey berjaga, dia mempercepat langkahnya.
"Aku harus bergegas pergi, aku tidak mau jika ular ini tiba-tiba menyusup keluar, astaga untuk kesekian kalinya jantungku dag dig dug tak karuan karena sang Ratu." Gumam Sani dalam hati
Saat ia dapat melihat Rey, dia merasa sedikit lega,
"Pengawal Rey, ini dari sang Ratu." Sani langsung memberikan bungkusan itu ke tangan Rey , dia tak mau lama-lama memegangnya.
"Ini apa?" Tanya Rey bingung
Sani pun berbisik pelan,
"Ini ular, kata Ratu tadi ular ini masuk ke kamarnya, dan ratu hampir celaka, menurut ratu ular ini kiriman selir Mey, Ratu ingin ular ini dilepaskan kembali di kamar selir Mey." Sani menjelaskan sejelas-jelasnya karena dia ingin segera pergi
"Mmm… baiklah." Jawab Rey
Sani benar-benar bisa merasa lega, dan dia kembali masuk ke paviliun.
Selir Mey sedang menatap cermin mengagumi kecantikannya sendiri, ia merasa senang membayangkan Ratu terkena Racun ular itu dan tanpa dia sadari justru ular itu ada dikamarnya dan berusaha mematuk kakinya.
Ia berteriak "Tolong.... ada ular"
Ular itu berhasil mematuk kaki selir Mey, karena dia tidak bisa menghindari serangan ular yang cepat itu.
Pelayan pribadi selir Mey masuk karena suara gaduh nyonyanya, dia kaget dan memanggil beberapa pengawal, setelah ular berhasil ditangkap, dia segera memanggil tabib setelah melihat selir Mey ternyata terluka.
Mey kesakitan dia juga mengeluh kenapa ular itu bisa ada dikamarnya, tak berselang lama tabib istana pun datang untung saja segera ditangani sehingga racunnya tidak menyebar, hanya saja selir Mey harus beristirahat setidaknya selama seminggu karena kakinya bengkak. ia mengutuk Rizad yang tak becus melaksanakan tugasnya.
Semntara Gita ( Ratu ) hanyatersenyum senang membayangkan keadaan selir Mey.
Hemm.... ya setidaknya hati Gita terhibur dengan adanya Drama seperti ini membuat ia sedikit lupa akan dunianya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Audreen
BENGEK di kira maenan PASAR MLM we yg dpt hadiah.
2022-09-26
2
Septi Verawati
emang enak senjata makan tuan
2022-09-18
2
Puteri
senyum-senyum sendiri.wkwk
2022-09-12
2