Hari ini Ratu berencana berkuda & berlatih memanah dengan ditemani pelayan pribadinya (Sani) dan satu pengawal pribadi (Rey) , Rey juga yang nantinya akan mengajari Ratu cara menggunakan pedang, Ratu memang sengaja melakukannya karena ia harus beradaptasi dengan dunia komik ini.
"Benarkah ratu ingin memanah sambil berkuda?" tanya Sani meragukan sang Ratu, karena ia merasa tidak pernah melihatnya berkuda
"Tentu saja, pasti sangat menyenangkan" jawab Ratu sambil mengembangkan senyumnya.
Sani mengikuti Ratu dari belakang, sepertinya Ratu akan memilih kudanya.
Sani yang awalnya terus mengikuti ratu, entah mengapa ia bisa kehilangan jejak sang Ratu.
"Ratu dimana ya? Bukankah tadi dia ada didepanku." Sani merasa kebingungan
"Apakah aku yang ceroboh ataukah ratu yang terlalu bersemangat hingga meninggalkan aku, lagi-lagi ratu yang sekarang selain aneh dia juga akhir-akhir ini sering merepotkan. Kenapa aku merasa dia bukan ratu Anggrek ya? Hmmm… berfikir apa aku ini?? jelas-jelas itu Ratu, Lebih baik aku mencarinya, aku jelas khawatir." Gumam sani dalam hati
Akhirnya Sani berjalan dengan pelan, menengok ke kanan, ke kiri, ke depan dan belakang, ia tak ingin melewatkan satu sudut pun.
Sementara Ratu mendapatkan kuda yang sesuai keinginannya, ia mencoba mendekati, mengajak ngobrol dan mengelus-ngelus sang kuda, ia tak menyadari kalau Sani tidak ada.
"Kuda yang gagah, warnanya juga putih bersih, gue harap kita bisa berteman, jangan bikin gue jatuh ya!" bujuk Ratu
Tapi kuda itu malah mendengus keras, membuat Ratu kaget .
"Astaga, , ternyata ini kuda emosional juga, ya ampun deh." keluh Ratu
Tapi ratu tetap menginginkan kuda putih itu.
"Hemm... kuda yang tampan dan gagah, mari kita berteman, lihatlah bukankah menurutmu aku juga cantik?" rayu Ratu
"Tentu saja anda cantik." terdengar jawaban
"Astaga, kamu bisa bicara?, luar biasa." Ratu merasa kaget
"Tentu saja tidak ada kuda yang bisa berbicara, sudahkah melihat-lihat dan memilih kudanya?" Tanya Rey
Dan saat Ratu melihat ke belakang jelas Rey yang menjawab pertanyaannya bukan kuda putih itu.
"Sungguh membuatku kecewa, aku berharap bisa bicara dengan kuda itu." Ratu sedikit kesal
"Hahahaha... mana ada kuda bisa berbicara, kalau bahasa kuda mungkin ada." Rey tertawa tanpa terkendali dan tanpa menyadari bahwa yang ia tertawakan adalah seorang Ratu
"Jadi maksudmu aku yang harus berbahasa kuda, hem?" Ratu merasa kesal
"Ah, maaf Ratu maaf atas kelancangan hamba." Rey bahkan berlutut
"Sudahlah lupakan, siapkan kuda yang putih ini saja, lagipula aku lebih senang melihatmu seperti ini, daripada bagai patung tapi bisa terus mengikutiku.hehehe" Ratu mengejek
Beberapa menit kemudian, Rey membawa kuda itu
"Kudanya sudah siap Ratu, harap berhati-hati karena si Minho ini masih sedikit liar!"
"Hahaha kayak nama artis korea aja (le min ho) hehehe.. " Gumam Ratu dalam hati
"Emm... Minho, tapi aku mau panggil dia si putih aja." pinta Ratu sambil menaiki kuda itu.
Mereka Pun pergi menuju tempat dimana mereka akan berlatih.
Sementara Sani masih berputar putar di sekitar peternakan kuda, setelah lelah mencari akhirnya Sani memutuskan kembali ke paviliun sang Ratu berharap Ratu sudah kembali.
Saat Sani tiba ia masih tidak menemukan ratu, ia diam menunggu ratu di kamar sang ratu,
"Lebih baik aku menunggunya disini." Gumam Sani
Tiba tiba terdengar suara langkah kaki,
Saat pintu kamar terbuka
"Anggrek… ibu datang berkunjung."
Ibu suri terdiam saat melihat yang di depannya hanya pelayannya.
"Hmm… dimana menantuku?." Tanya ibu suri
"Mmm… ratu, ratu sedang berkeliling dengan pengawal Rey… ratu ingin melihat peternakan istana." Jawab Sani gugup
"Lalu kenapa kamu ada disini? Harusnya kamu juga mengikutinya." Tanya Ibu Suri
"Mmm… hamba diminta ratu untuk mencari barang yang tertinggal dikamarnya." Jawab Sani sambil berpura-pura mencari sesuatu
"Kalau begitu , sampaikan padanya untuk berkunjung ke paviliun ku." Perintah Ibu Suri
"Baik ibu suri." Jawab Sani dengan sedikit merasa lega
Ketika ibu suri sudah benar-benar pergi,
"Hhuuuhhh… untung saja ibu suri tidak curiga, astaga untuk kesekian kalinya aku harus merasakan dag dig dug tak karuan karena sang ratu, harus berbohong, dan harus menyelesaikan masalah yang ia buat… aku seperti seorang ibu yang menyembunyikan kesalahan anaknya."
Keluh Sani, ia berencana kembali mengecek kamar ratu setelah beberapa jam lagi.
Sementara di tempat berlatih, tak disangka hari ini ada yang memata-matai Ratu lagi, ia menyadari kalau itu adalah "Rizad" pengawal setia selir Mey, Rizad memang memiliki perasaan terhadap Mey hingga ia rela melakukan apa saja. ketika Rey menyadari ia langsung bertindak mengejarnya tapi ia kehilangan jejak.
Ratu merasa ia harus lebih berhati-hati karena ia tidak ingin selir Mey tahu bahwa Ratu yang sekarang sangatlah berbeda dengan Ratu yang dulu, ia pergi ke tempat yang lebih Rahasia untuk melanjutkan latihannya dengan Rey latihan menggunakan pedang, di dunia komik ini Gita harus lebih berani.
"Apakah tempat ini lebih aman?" tanya Ratu
"Tentu saja Ratu, tempat ini lebih tertutup dan kita lebih cocok berlatih pedang saja." Rey menjelaskan
"Baiklah, tapi aku sedikit takut." Ratu sedikit merasa ragu
"hemm, baiklah untuk permulaan kita pakai tongkat kayu ini saja." Saran Rey
Ratu Pun menganggukan kepalanya.
Setelah 30 menit berlalu Rey meminta Ratu mengganti tongkat itu dengan pedang asli, meski sedikit takut, tapi ratu meyakinkan dirinya untuk lebih berani dan lebih tega.. lagipula ini dunia komik, walaupun ia membunuh orang karena membela dirinya sepertinya itu tidak apa-apa.
Setelah berjam-jam ia berlatih, ia merasa lelah dan memutuskan kembali ke paviliunnya untuk beristirahat lagi pula hari mulai gelap.
Saat ratu membuka pintu kamarnya terdengar suara langkah kaki yang cepat, saat Ratu ingin mengeluarkan jurus bela dirinya,
"Ratu… anda dari mana saja? Hamba mencari anda dari tadi, segitu putus asanya hamba karena kehilangan anda, ditambah lagi siang tadi ibu suri kemari." Tanya Sani
"Bukankah kamu tau aku ingin memanah sambil berkuda, kamu yang menghilang tanpa jejak." Jawab Ratu
"Iya maaf Ratu, hamba ceroboh sampai kehilangan jejak, tapi tadi Ibu suri mengingatkan agar anda meluangkan waktu dan berkunjung." Ucap Sani
"Lain kali fokuslah jangan sampai seperti itu lagi, kalau begitu sekarang biarkan aku istirahat, kamu juga istirahatlah, kamu juga pasti merasa lelah!." Perintah Ratu
"Baik…" jawab Sani sambil melangkah pergi
Saat sani menuju kamarnya, ia sedikit kesal
"Tentu saja aku lelah, lelah mencari-carinya, lelah dengan kedatangan ibu suri yang tiba-tiba, membuat aku harus mencari alasan dan berbohong, astaga semakin hari semakin berat tugasku, jangan sampai aku cepat menua dengan semua masalah yang dibuat ratu."
Sani pun langsung berbaring, ia merasa waktu tidur adalah satu-satunya waktu dimana ia bisa benar-benar beristirahat.
Saat tengah malam, Ratu terbangun dengan tangisannya, ternyata ia bermimpi tentang ayahnya Baskoro yang ada di dunia nyata ia sedih harus meninggalkan ayahnya dalam keadaan sakit.
FLASHBACK
Tiba-tiba ponsel Anggita (Gita) berdering
"Halo......ia mah ada apa?"
tapi tak ada jawaban, hanya tangisan yang Anggita dengar, wajahnya pun seketika panik dan bertanya-tanya "ada apa ini?"
Tak lama kemudian bu Hanna mulai berbicara
"Gita... mamah lagi di RS sayang, cepatlah datang kemari..!"
seketika tubuh Anggita lemas, ia bergegas pergi dengan memesan taxi.
Sesampainya di RS, dia bergegas menuju kamar dimana papanya dirawat yang sebelumnya telah diberitahu oleh Ibu Hana lewat pesan.
Saat pintu terbuka....
Ceklek......!!
"Papah......"
Gita menangis sejadi-jadinya, ia tak menyangka jika papanya yang kemarin masih ia lihat tampak sehat, harus mengalami stroke karena jatuh di lantai kamar mandi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Ayu Dani
ini pelayan ratu nya kok songong gtu ngeluh Mulu kerjaan nya ngeselin ganti kek sana yang lebih setia ga ngedumel Mulu
2024-06-08
0
Audreen
Duh gk Trima gW Thor... masa Laki gW dSamain nma KUDA😑
2022-09-26
2
Sulati Cus
astaga knp kudanya namanya leeminho 😂
2022-09-21
1