Dalam ruang meting bersama, tinggallah Malvin dan Ken didalam sana. Mereka masih membahas masalah serangan Hacker pada jaringan mereka.
"Kemarin aku bertemu dengan Daniel."
"Tuan."
"Secara halus dia menyampaikan bahwa dialah dibalik semua ini. Dia memiliki seseorang yang handal dibelakangnya. Walau aku tak tau siapa?"
"Saya sangat mengharapkan Seven bersedia menerima tawaran kita."
"Aku sudah pernah manawarinya. Tapi dia tidak tertarik."
"Benarkah?"
Ceklek! (Suara pintu dibuka)
Kepala Catty. menyembul.
"Nganterin berkas pak." Catty tertegun rupanya hanya ada Malvin Dan Ken saja.
"Berkas apa yang kamu bawa?"
"Dari project Danau buatan."
Catty melangkah mendekat
"Tinggalkan saja disini Cat"
"Okey."
Malvin dan Ken melanjutkan diskusinya mencari solusi yang tepat.
"Bagaimana dengan Nine?"
"Siapa nine?"
"Dia adalah teman Seven. Kemampuannya juga cukup bagus."
"Benarkah? Bisakah kau memanggilnya?"
"Tentu saja. Tak perlu saya. Anda pun bisa tuan."
Malvin mengernyit.
"Nine adalah Kay!" sela Catty menimpali.
Malvin menatap Catty lalu beralih melihat Ken. Dengan berkas yang baru saja Catty antar, Malvin memukul kepala Ken.
"Kau belum pernah di hajar mertua ya?"
Malvin beralih melihat Catty.
"Kenapa masih disini? Apa kau tak punya kerjaan lain?" kesal Malvin mendelik pada putrinya itu . "Anak magang!"
Catty menceleos pergi.
Setelah berdiskusi panjang lebar, Malvin keluar lebih dulu dan Ken sedikit di belakang. Tiba- tiba lengannya ditarik seseorang. Ken terkejut, melihat siapa yang memaksa menariknya.
"Catty?"
"Apa yang terjadi, Om?"
"Tentang apa ini?"
"Apa yang kalian bicarakan tadi di dalam?"
"Itu urusan perusahaan. Kau sebaiknya tidak ikut campur."
Ken tersenyum kecil dan berjalan mendahului.
"Apa?"
Catty memainkan rahangnya.
"Om Ken!" Catty berlari menyusul.
"Heemm?"
"Siapa aku?"
"Catty!"
"Benar! Catrine Wilsone Vorobyov. Itu artinya aku adalah putri Tuan Malvin Vorobyov."
"Apa yang mau kau sampaikan adik kecil."
Caty menghela nafas sabarnya.
"Apa yang menjadi milik Dady ku pasti akan menjadi miliku juga. Begitu juga dengan perusahaan ini bukan? Jika sampai waktunya aku mendapatkannya namun terhambat karena suatu alasan. Aku akan menyalahkanmu. Kenapa karena Om Ken tidak memberi tahuku saat aku mungkin bisa mencegahnya."
Ken tertawa remeh.
"Lakukan saja apa yang kamu mau!"
"Om!"
Catty menarik tangan Ken.
"Aku harus tau. Katakan padaku."
"Kamu tanyakan saja pada Daddy mu."
Ck! Catty melihat sekeliling, ada begitu banyak orang yang kebetulan saat itu sedang berlalu lalang.
"Baiklah! Terpaksa aku menggunakan cara itu." batin Catty.
"HUUAAAAA........"
Catty menjerit dengan keras, dia meraung hingga seluruh mata tertuju padanya. Ken terkejut, Catty tiba-tiba menangis sambil memeluk lengannya. Ken melihat sekeliling, banyak orang memperhatikannya dengan berbisik-bisik.
"Catty! Apa yang kau lakukan?" bisik Ken dengan penekanan.
"HUAAAA....." Caty semankin mengeraskan suara tangisnya.
Ken melihat sekeliling lagi. Mendengar bisikan-bisikan yang tak mengenakkan telinganya.
"Wahh, kasian sekali gadis itu sampai menangis. Apa yang di lakukan pria tampan itu?"
"Ya ampun apa gadis habis dimarahi?"
"Dari cara menangis nya sepertinya laki2 itu sudah membodohinya."
"Tampan doang. Tapi nggak punya perasaan."
Bisik-bisik yang tentu Ken dengar dengan jelas. Dengan terpaksa Ken harus menyetujuinya, agar caty diam dan berhenti menarik perhatian.
"Baiklah! Aku katakan! Ayo kita bicarakan tapi berhenti menangis."
"Janji? hiks hiks.."
"Iya!"
Caty nyengir puas. "Baiklah! Ayo!"
Seketika gadis itu berhenti menangis dan berjalan seolah tak terjadi apapun.
Ken membuang nafasnya kesal, merasa telah masuk perangkap Catty.
"Kecil-kecil sudah membodohiku." batin Ken berjalan mengikuti Catty.
****
####
"Apa?" Caty yang sudah duduk di cafe memastikan lagi pendengarannya tidak salah.
"Daddy diretas lagi? Bagaimana bisa? Bukankah. dulu Seven dan Kay sudah membuat proteksinya?"
"Kali ini sepertinya lebih handal."
"Apa orang nya kemungkinan sama?"
"Menurut tuan Malvin begitu."
"Hmmm.. kalau begitu pakai Kay dan Seven lagi saja."
Ken menggeleng. "Tuan Malvin tidak setuju."
"Ck! Bodoh! Apa alasannya?"
"Tidak ingin lagi melibatkan kalian. Kalian sudah pernah dalam bahaya bukan?"
"Aku memang suka bahaya... Hahahaha..." kekeh Catty, "jika daddy nggak mau, biar aku aja yang bicara pada Kayla."
Ken menghela nafasnya,
***
###
Di dalam kamar Kay saat itu dia baru selesai mandi dan hpnya berdering. Kay mengambil hp yang dia letakkan diatas kasur.
"Seven?"
📞:"Hallo?"
📞:["Sedang apa?"]
📞:"Menerima telponmu."
📞:[ terkekeh "Aku pernah memasukkan sesuatu di komputermu. Apa kau sudah memeriksanya?"]
📞:"Sejak malam itu aku tak pernah menyentuhnya lagi."
📞:["Lihatlah dulu."]
📞:"Ada apa memangnya?" Kay melangkahkan kakinya ke depan komputer.
📞:["Lihatlah dulu! Kau akan tau nanti."]
Kay mengapit hpnya dengan bahu dan memiringkan Kepalanya. Jari tangan Kay mulai sibuk pada komputernya. Matanya membelalak.
📞:"I-ini....."
"Kay!"
Kayla memiringkan tubuhnya ke arah pintu masuk kamarnya. Caty sudah berdiri diambang pintu. Gadis berambut pirang itu mendekat.
"Kau sedang apa?"
"Mm.. ini...."
Caty melihat hp Kay yang masih diapitnya dipundak.
"Kau sedang menelpon? Siapa? Apakah Gara?"
Kay mengangguk.
"Berikan padaku! Aku ingin bicara padanya." Catty mengulurkan tangannya.
Dengam ragu Kay menyerahkan hpnya.
📞:"Halo! Ini aku Catty!"
Tanpa menunggu jawaban dari Gara, Catty langsung ke intinya.
📞:"Perusahaan Daddy ku diserang peretas. Bagaimana menurutmu?"
Tak ada jawaban diseberang sana.
📞:["Apa yang ingin kau sampaikan?"]
📞:"Menurutmu apa?"
📞:["Aku tidak tau."]
Catty terkekeh.
📞:"Hmmm... biar ku ingat-ingat. Dulu saat perusahaan Daddy ku diretas kau muncul. Lalu sekarang, kami kembali diretas diwaktu yang bersamaan dengan kemunculanmu."
Kay tertegun mendengar penuturan Catty, begitupun dengan Gara, akan tetapi pria itu hanya menampakkan keterkejutannya dengan mata yang menajam. Sedangkan Kay begitu terkejut hingga mata melebar.
📞:"Menurutmu, bagaiama aku harus mengartikannya? Apakah, ini dengan niat baik atau buruk?"
Gara menghela nafasnya, menatap langit malam bertabur bintang.
📞:["Terserah bagaimana kau mengartikannya. Itu tidaklah penting."]
📞:"Aku akan menganggap nya kau terlibat. Aku memperingatkanmu! Jauhi Kayla!"
Catty menutup telponnya. Menatap Kayla yang melihat nya dengan protes.
"Apa maksudmu?"
"Jangan berhubungan lagi dengan nya! Dia bukan pria baik!" ujar Catty tegas.
Kay menatap Catty dengan pandangan kesal.
"Kenapa kau jadi mengaturku?"
"Kenapa? Karena aku ini saudaramu! Aku perduli padamu! Sebelum dia menyakitimu lebih jauh, sebaiknya jangan berhubungan lagi dengannya."
"Bagaimana kau bisa tau dia akan menyakitiku?"
Catty menghela nafasnya,
"Dia mungkin terlibat dalam peretasan jaringan Daddy. Apa kau mengerti?"
"Mungkin, itu hanya dugaanmu! Hanya karena dia peretas, bukan berarti dia pelakunya. Kau tak bisa menuduhnya seperti itu."
Kay menatap Catty dengan marah.
"Susahlah! Aku tidak mau bertengkar dengan mu."
Catty berjalan menjauh untuk keluar kamar Kayla setelah meletakkan hp Kay diatas meja komputer.
"Kau yang memulainya. Kenapa kau bicara seperti itu?"
Catty yang ikutan kesal menoleh.
"Aku memang belum punya bukti. Tapi aku yakin dia pelakunya."
Kay tersenyum kecut.
"Kita lihat saja nanti."
"Iya! Kita lihat saja nanti!" ketus Catty berbalik dan melangkah keluar dadi kamar Kayla dengan menahan kesal.
____^_^____
Readers, Kasih semangat donk, biar Othor up terus setiap hari.
like dan komen ya
Terima kasih.
Salam___
😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Ina
Gara di adu domba ma Kayla tuk mengahancurkan Malvin
2023-06-24
0
Di@N@😊
😅😅😅
2023-06-12
0
Berdo'a saja
percaya sama catty atau seven Kayla pasti lah bingung karena kedua nya orang yang sama disayangi sama Kayla
2023-05-21
0