"Hari ini benar-benar menyebalkan. Mending jalan-jalan ke taman kota." Gerutu Catty yang pagi itu cukup bete karena keduluan Kay selangkah.
"Sean! Kian!"
"Apa kak?" serentak mendekat.
"Ayo joging ke taman kota."
"Ogah paling nanti sama kak Cat cuma di suruh latihan militer. Itu penyiksaan."
Kian mengamini. Si kembar lalu pergi begitu saja.
"Uuuuggghh.. Makin bikin kesal saja."
Catty menggeretakkan Giginya.
Karena tak ada yang bersedia diajak joging. Akhirnya gadis cantik itu berangkat sendiri. Dengan Jo sebagai supirnya. Sesampainya di taman..
"Jo! Ayo ikut joging."
"saya menunggu disini saja nona."
"Aahhh,, kau ini benar-benar."
Catty melenggang memasuki taman. Gadis itu memasang headset ditelinganya dan memutar musik. Catty mulai berlari mengelilingi jalan yang cukup luas bagi penikmat taman.
Baru satu putaran dia sudah jenuh.
"Haaahh... Memang jika tidak ada teman memang menyebalkan. Jenuh sekali."
Caty yang beristirahat sejenak itu mengeluarkan Hp nya. Menghubungi teman sekolahnya.
📞:"Tom! Ayo joging!"
📞:["Tidak bisa, aku sedang kencan dengan pacarku."]
Ditolak. Catty menghubungi temannya yang lain.
📞:" Sindi! Ayo joging."
📞:["Tidak mau! Badanku pegal semua jika joging denganmu!"]
Ditolak lagi. Catty menghubungi temannya yang lain.
📞:"Demian! Ayo joging!"
📞:["Aku sedang di pemakaman saudara. Aku tutup ya."]
Setelah kesekian kalinya di tolak ajakannya.
"Hiiihh... Aku tidak kekuarangan teman. Hanya ditolak beberapa saja.. Menjengkelkan!" gumamnya geram.
📞:"Kak Arsya, ayo joging!"
📞:["Catty? Aku masih tugas nih. Lain kali ya."]
"Sialan! Mati saja kalian semua!" Kesal Catty dengan berteriak lantang. Hingga beberapa pengunjung melihat padanya.
"Anak gadis mana boleh mengumpat."
Catty menoleh ke sumber suara.
Wanita ini? Dia kan yang bersama Om Kenan. Kenapa dia ada disini?
"Yah, mengumpat cukup menghilangkan stres. Tante bisa mencobanya."
"Hahahaha... Aku suka dengan mu." Sera mencubit pipi Catty saking gemasnya.
"Aaaa... Ini kekerasan!"
"Hahaha... Kamu lucu sekali." Sera makin gemas dengan Catty, terus terkekeh.
"Sayang! Ini kenapa tidak menyusul malah meenggosip dengan gadis muda."
Catyy melihat ke arah suara pria yang mendekat.
Siapa dia?
Pria berkulit eksotik itu memeluk pinggang Sera dan mencium pipinya.
"Apa aku sudah tidak menarik lagi hingga kau menggoda gadis muda."
"Ayolah Max, aku ini wanita. Tidak mungkin aku akan menggoda gadis muda."
"Kau!" Catty menunjuk pada Sera. "Apa pria ini pacarmu?"
"Kenapa gadis kecil? Kau tidak tertarik pada kekasihku kan?" ujar Max semakin mengeratkan lingkaran tangannya di pinggang Sera.
"Aaahhh... Tidak! Jadi kalian beneran pacaran ya?" Catty menyeringai.
"Siapa dia sayang?" Max bertanya pada Sera dengan kecurigaan.
"Dia ini daun mudanya sapi tua sayang."
"Benarkah?" Max terkesima."Pria itu turun gunung, dan langsung mendapatkan daun muda? Beruntungnya dia."
"Kenapa aku merasa telinga ku terus berdenging, Ternyata kalian teman laknut membicarakanku." Suara Ken dari belakang mereka.
Sera dan Max menoleh. Mereka sama-sama tersenyum jail. Catty melongok di balik tubuh pasangan yang lengket itu.
"Catty?"
Dan entah bagaimana mereka bertiga malah berakhir di apartemen Ken. Berpesta anggur. Catty langsung membaur begitu saja dengan Max dan Sera. Sangat kompak membuli Kenan.
"Hahahaha.... Sapi tua ini memang sudah kelamaan menjomblo. Dia sudah alot, Cari saja yang seumuranmu Cat." Racau Sera yang sudah dalam pengaruh alkohol.
"Aahh yaahh, tapi aku tak punya nafsu makan jika tidak melihat sapi tua itu, tante." Catty pun ikut mabuk.
"Kau baru saja menghabiskan dua pan pizza!" kekeh Max menenggak anggur dari gelasnya.
"Kenapa Sapi tua itu tidak ikut kembali?"
"Dia kesal. Biarkan saja."
Tak lama suara pintu apartemen dibuka. Ken muncul dan terkejut melihat tiga orang yang teler itu. Ken langsung mendekat.
"Apa-apaan ini?" pekik Ken mencium gelas yang dipegang Catty.
"Kau minum?"
Catty hanya tersenyum senang.
"Kalian! Bagaimana bisa kalian memberi anggur pada gadis sma?"
Max dan Sera cekikikan tak jelas. Dengan kesal Ken menendang pasangan tak berakhlak itu keluar dari apartemennya.
"Sialan!"Umpat Ken membanting pintu.
Kenan menghampiri Catty yang menjejalkan sepotong piza ke mulutnya. Catty melirik Kenan yang terlihat marah.
"Om, aku tidak mabuk. Hanya minum seteguk."
"Walau seteguk, tetap saja minum!" omel Ken menatap Catty marah.
"Bangun! Aku antar kamu pulang!" Ken menarik lengan atas Caty.
"Tidak mau!" Catty menepisnya.
"Kalau aku pulang dalam keadaan begini. Bisa-bisa Daddy membunuhku. Om mau menghadiri pemakamanku? Aku masih belia, sayang jika mati muda."
"Lalu kenapa harus minum, haaahh?"
"Aku mendapat teman yang menyenangkan." Catty mengangkat bahunya.
"Teman sesad. Jangan berteman lagi dengan mereka."
"Tapi bukankah mereka teman, Om?"
"Aku sudah dewasa tidak masalah jika minum."
"Aaa... Om mau minum Anggur?" Catty menyodorkan gelasnya yang masih tersisa anggur cukup banyak.
Ken menghela nafasnya. Pria itu lalu meminum habis anggur di gelas Catty.
"Wooo... Bravoo!!"
Caty bertepuk tangan.
"Ayo pulang!"
Caty membuang mukanya kesamping.
"Aku tidak bisa pulang sekarang Om!" Elak Catty. Kenan masih berdiri dengan tatapan tajamnya.
"Aahh, sudahlah. Aku menginap di hotel saja." Catty beranjak dari duduknya.
"Di hotel lebih tidak aman!"
"Kau mengusirku, dan aku juga tidak ingin pulang. Kalau tidak ke hotel, aku harus kemana?" Sentak Catty mulai kesal.
Ken membuang nafasnya.
"Aku tidak mengusirmu. Tinggallah disini sampai mabukmu hilang." ucap Ken akhirnya.
Catty menyentak nafasnya keras-keras. Lalu duduk kembali. Tangan Catty mengambil botol anggur hendak menuang di gelas miliknya. Dengan Cepat Ken menyautnya. Meminum langsung dari mulut botol hingga habis.
"Jangan minum lagi."
Ken meletakkan botolnya dengan kasar di meja. Ken duduk dan mengambil sepotong piza. Mengunyah dan menelannya. Catty hanya memperhatikan setiap pergerakan tubuh Ken.
"Jangan menatapku lama. Kau bisa jatuh cinta."
"Sudah."
Ken terkekeh. Entah bagaimana pria itu tertidur begitu saja. Caty masih sadar, dan hanya melihat wajah tidur Ken. Mengagumi setiap lekuk wajahnya. Lama-lama wajah Catty mendekat pada wajah Kenan. Mengecup bibir lembut pria itu. Tanpa disadari, Ken ikut memakan bibir Catty dengan rakus dan menuntut. Keduanya, saling menautkan bibir dengan pikiran masing-masing.
Saat itu, Ken sedang bermimpi. Mimpi musim semi.
Daun-daun berjatuhan, bunga-bunga bermekaran. Rembulan begitu indah bersinar. Kenan mengukung seorang gadis dibawah tubuhnya. Dengan lahab memakan gadis itu. Bibir mereka saling bertautan begitu pun dengan kedua tangan mereka. Ken membuat jarak, menjeda sesaat ciumannya.
"Om? Jangan! Aku masih sekolah." lirih gadis itu.
Ken tersentak melihat Catty berada dibawah tubuhnya. Mimpi musim semi nya berakhir.
"Hhhaaaaahhhh...." Ken terjaga. Dia melihat sekeliling, itu adalah apartemennya.
"Haaaahh... Mimpi musim semi." gumamnya. Sayup dia mendengar suara Caty dari ruang depan. Ken beranjak dari duduknya berjalan mendekat.
📞:"Apa? Oke Mom, Caty pulang sekarang."
Sambungan diputus.
"Sial!" Umpat Catty,
Gadis itu memenceti layar datar ponsel. Dia mencari sinyal Gps terakhir yang Kay pancarkan.
"Catty!"
Gadis itu menoleh.
"Apa yang terjadi?"
"Kay belum pulang. Dia pergi sedari pagi. Dan ino sudah petang."
Catty kembali sibuk dengan ponselnya.
"Aahh, kenapa dia selalu mematikan GPS nya." gerutu Caty.
"Om aku pergi dulu ya."
"Biar aku antar."
"Nggak usah." berlari membuka pintu dan menghilang.
"Catty!"
Ken bergegas menyusul setelah menyaut kunci mobil dan jaket sport nya.
Tepat di lift Kenan menyusup masuk saat Catty masih sibuk dengan ponselnya.
"Om, ngapain..."
"Biar kuantar. Berbahaya jika kau naik taksi malam-malam."
"Ini masih petang Om."
"Diamlah! Aku akan mengantarmu."
"Haaaaeeeeehh.. Kau saja sedang mabuk Om. Mana boleh menyetir."
"Aku sudah segar sekarang!"
Caty menyentak kesal nafasnya.
____^_^____
My readers, mohon dukungannya ya, biar othor semangat up terus ngk bolong-bolong. 😣
like
komen
ma kasih...
😊
________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Berdo'a saja
gimana nasibnya Kay
2023-05-12
0
Sita Sit
chaty kenan ,sweet deh
2023-02-03
0
Imas Mulyani
Cinta itu indah kalau mendapat cinta dari yg mencintai
2023-01-09
0