"Appaaa?? Sial." batin Catty yang menyadari dia tak punya waktu untuk menghindar.
BUUUGG!!!
UUUUGGGHHH....
Mata Catty melebar, Ken sudah memukul punggung pria pembawa kayu itu hingga jatuh.
"Kalian mau ini berlanjut sampai mana?" teriak Ken lantang. "Keamanan sudah standby di depan!"
"Gawat, kita mundur dulu. Bisa gawat jika terlalu jauh..."
"Baikk."
"Mundur!"
Kelompok pria berbaju hitam itu mengambil langkah lebar meninggalkan lokasi Danau buatan.
"Catty kau baik-baik saja?"
Ken berbalik menoleh pada Catty. Mata gadis itu sudah membentuk love saja. Sepertinya tingkat kekagumannya pada Ken meningkat tajam.
"Om Kenan gagah sekali..."
"Catty?"
"Aa.. Bukan waktunya terpesona," Catty mengedarkan pandangannya. Menyapu setiap sudut Danau buatan. Akan tetapi tak ditemukannya Kay dimanapun.
"Uuuuggghhh.. Kay!"
Catty merogoh kantongnya. Mencari hp nya, Catty baru ingat, hpnya ada didalam tas di atas tikar. Catty menoleh pada Ken.
"Om Ken! Hp!"
"Apa?"
"Hp pinjam hp nya, cepat!"
Ken mengambil hp dari sakunya. Dan mengoperkannya pada Catty.
Gadis itu mulai memencet layar datar itu. Catty bermaksud melacak GPS milik Kay.
"Sial! Malah dimatikan!" umpatnya.
Pikir!Pikir Cat!
Dalam ingatan Catty mencoba menggali lagi kemana Kay pergi. Sekelebat, pria berjamper dan bertopi hitam. Pria itu memberi pelukan perlindungan pada Kay, tubuhnya yang condong kearah Kay dan kaki jenjangnya yang mengayun, menendang pria berbaju hitam.
Setelah itu apa yang terjadi. Batin Catty mencoba menggali lagi ingatannya.
Terlintas bayangan Kay yang ditarik keluar dari krumunan pria berbaju hitam.
Benar! Mereka lari. Arahnya.... Batin Catty melihat ke titik Kay dan pria berjamper itu berdiri.
Tunggu! Rasanya pria itu sangat familiar. Berjemper hitam. Bertopi. Sangat misterius. pikiran Catty bekerja. SEVEN ! Yaaa... hacker itu!
Catty berpaling menatap Ken.
"Seven! Dimana Om menghubunginya?"
"Seven?"
"Aku yakin orang yang bersama Kay itu seven! Hacket itu? Om Ken tau dimana dia?"
"Aku tak bisa menghubunginya."
"Shiittt!!!" umpat Catty menendang kerikil.
"Catty! Serahkan urusan Kay pada ku. Kamu bawa Sean dan Kian kembali."
Catty menyipitkan sebelah matanya, Diam sesaat. Lalu tersenyum tipis.
"Baiklah!"
Catty berjalan menuju Kian dan Sean menunggu. Sesampainya dia disana, tentu saja diberondong oleh adik-adiknya.
"Kak? Ada apa?"
"Dimana Kak Kay?"
"Apa yang terjadi?"
"Ada kegaduhan apa?"
Begitulah berondongan adik-adiknya yang sudah kepo maksimal.
"Kalian penasaran?"
Sikembar mengangguk bersamaan.
"Ikut aku!"
Catty tersenyum miring.
Setelah membereskan semuanya, dan berpamitan dengan Kenan yang masih berkoordinasi dengan keamanan CRD grub.
"Hati-hatilah. Bodyguard kalian yang akan mengantar pulang. Aku masih harus mencari Kay."
"Oke!"
"Ingat! jangan melipir kemana-mana. Langsung pulang!"
"Siap Om Kenan!" serentak.
"Bagus." mengusap kepala Catty.
Setelah meninggalkan lokasi Danau buatan, dengan mobil para bodyguardnya. Catty yang duduk di jog depan menoleh dan menatap sang supir.
"Dari sini kita belok ke kiri!"
"Eehh?"
"Kami masih ada hal yang harus dikerjakan!" senyum sinis Catty.
***
####
Kay yang berlari dengan tangan yang digenggam oleh Pria berjamper itu. Berhenti mengambil nafas, saat dirasakannya sudah aman dan tak ada yang mengikuti.
Kay melirik pria itu.
"Kenapa membawaku serta?"
"Bukankah kamu memang ingin ikut denganku?"
"Apa?" Kay menggelengkan kepalanya."Tidak! Saudaraku semua masih ada disana."
Pria itu terdiam menatap ke arah lain.
"Kau Seven? Kau se7en, kan?"
Pria itu mengulas senyum. Dan membuka topinya.
Kay menatapnya tanpa berkedip. Itu memanf wajah Se7en dalam ingatannya, walau garis wajahnya sedikit lebih tegas sekarang.
"Ku pikir kau melupakanku, Nine?"
"Aku memang hampir lupa." Kay memalingkan wajahnya, ditatap sebegitu intens oleh pria didepanya kini sedikit merasa kikuk dan aneh.
"Kenapa berhenti meretas?"
"A-aku sibuk dengan dunia nyata."
Seven terkekeh..
"Hal pertama yang kau retas setelah sekian lama tenggelam malah data pribadi seorang pria dewasa."
Kay jadi merasa malu, bagaimana Seven mengetahuinya? Wajah Kay sudah memerah saja.
"Itu.. Aku membantu saudaraku."
Seven kembali terkekeh.
Kenapa wajah pria ini walau sedang terkekeh tapi tetap terlihat dingin. Pikir Kay saat itu.
"Nine, sebaiknya kau hidupkan GPS mu agar mereka bisa menemukanmu segera. Aku masih ada urusan."
Seven melangkahkan kakinya berbalik memunggungi Kay. Tangannya tertahan oleh genggaman Kay dilengannya. Seven menoleh.
"Siapa kamu?"
Hyyuuuussssshhh.... Angin bertiup melewati mereka. Membawa terbang dedaunan kering entah kemana.
"Kau bilang akan memberitahuku jika kita bertemu lagi."
Seven berbalik dan mendekat. Selangkah demi selangkah. Detak jantung Kay menggedor rongga dadanya begitu kuat. Membuatnya semakin tak karuan.
Wajah Seven semakin dekat ke wajah Kay. Tentu saja itu membuat pikiran Kay terus berkelana entah kemana.
Bibir Seven mulai terbuka, saat wajah mereka semakin dekat. Bibir Seven menembus hingga ke samping telinga Kay. Lalu berbisik pelan.
"Gara."
____^_^____
My readers, mohon dukungannya ya, biar othor semangat up terus ngk bolong-bolong. 😣
like
komen
ma kasih...
😊
________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Nabilla Fitriani
lanjut
2023-06-21
0
Lisma Anggraeny
bukannya gara itu anak daniel yah..
2023-06-15
0
Musniwati Elikibasmahulette
kecurigaan ku ,ternyata benar gara anak Daniel
2023-06-04
0