"Apa?"
Malvin menoleh melihat pada istrinya, memastikan pendengarannya tidaklah salah.
"Pacar Kay akan kemari?"
"Huumm..." Embun membantu Malvin melepas jasnya, "Aku mengundangnya makan malam."
"Apa dia anak muda yang membawa Kay pergi kegunung tanpa ijin itu?"
Embun, tersenyum geli.
"Iya. Yang itu."
Malvin menyeringai. "Anak kurang ajar itu, akan kuluummaat dia malam ini."
"Jangan terlalu keras padanya."
"Lalu aku harus bagaimana jika tidak mellummat nya?" Malvin meraih pinggang Embun dan memeluknya.
"Mmm,, kau bisa melakukannya lebih lembut. Dia anak muda yang tampan."
Malvin memicingkan matanya.
"Lebih tampan dari aku?"
"Heemmmm... Lebih muda juga." Embun dengan senyum lucunya.
"Jadi kau tergoda dan akan memihaknya?"
"Yaah,, kalau kau berniat memusuhinya, setidaknya dia harus punya pendukung dibelakngnya jika ingin bertahan."
"Jadi kau dipihak mana?"
Embun tertawa geli. Memgalungkan tangannya di leher pria bule itu.
"Cepatlah bersiap sebelum dia datang, jangan sampai dia benar-benar lebih tampan darimu."
"Mmmmm....."
Malvin menyatukan bibirnya, merasakan aroma manis yang dia rindui seharian ini.
****
####
Bel pintu berbunyi. Kayla yang baru menuruni tangga beberapa langkah itu melihat kepala pelayan pak Niar berjalan menuju pintu depan.
"Pak Niar!" panggilnya.
Pak Niar menoleh dan berhenti. "Iya, nona muda."
"Biar aku saja." Ucap Kay menunjuk pintu depan sambil berjalan melewati Pak Niar.
"Baik."
Sesampainya didepan pintu, Kay membukanya. Tepat dihadapannya, Gara berdiri dengan pakaian kasualnya. Dia tersenyum lebar menyambut gadis yang membukakan pintu untuknya.
"Selamat malam."
Kay masih terdiam melihat Gara.
"Apa aku tidak dipersilahakan masuk?"
"Masuklah." ucap Kay begitu tersadar.
Gara membawa beberapa kotak martabak manis dan asin.
"Apa ini cukup untuk sogokan?"
Gara mengangkat kotak ditangannya.
"Hmmm... Mereka lebih menghargai ketulusannya." Sahut Kay mengikuti Gara dari belakang.
Mereka berjalan memasuki ruang utama. Dimana Embun sudah menunggu disana bersama dengan Kian dan Sean yang lagi mabar.
"Selamat datang. Masuklah."
Sambut Embun saat Gara masuk dan menyalaminya.
"Ini, saya membelinya dalam perjalannan kemari."
Gara menyerahkan kotak martabaknya.
"Terima kasih, kamu tak perlu repot. Duduklah dulu."
"Waahh,, bau ini, martabak ya?"
Sean bangun lebih dulu dan mendekat membaui kotak yang di bawa Embun.
"Mommy! Aku mau!"
"Eeiittss, ambil piring dulu sana!" Embun mengangkat tinggi kotak ditangannya.
"Aku duluan!" Kian berlari lebih dulu ke dapur.
"Curang!"
Sean menyusul sambil berlari.
Gara duduk di sofa tamu, Embun dan Kay duduk disisi yang lain. Beberapa saat kemudian Malvin turun dan bergabung.
"Kau!" ucap Malvin begitu melihat Gara.
"Saya Gara." Gara mengulurkan tangannya. Malvin pun menyambutnya.
"Aku pikir namamu se7en."
"Itu nama sandi saya."
"Ooowwwhh... Begitu. Duduklah."
Malvin duduk dihadapan Se7en dengan bersekat meja diantara keduanya. Malvin memandang Kay dan Embun secara bergantian.
"Kau tak bilang mengenai ini sayang."
"Sudah kukatakan padamu dia tampan. Kau harus lebih ekstra."
"Ck! Bukan itu."
"Lalu?"
"Dia seven, salah satu hacker kenalan kita."
"Aku mana tau. Kita bahkan belum pernah bertemu." Embun beralih melihat pada Gara,"Benar kan?"
"Mmm.. yaaa..." Gara mengangguk dengan senyuman. "Hanya, rasanya wajah bibi sangat familiar. Mungkin, kita pernah tak sengaja bertemu."
Embun terkekeh. "Benar, mungkin juga."
"Jadi kau sekarang pacarnya?" Malvin menunjuk Kay. Wajah gadis itu langsung memerah karena malu.
"Bukan."
Malvin mengerutkan keningnya.
"Hanya hampir."
Malvin menautkan alisnya sekarang.
"Saya belum menanyakannya apakah dia bersedia atau tidak."
"Ooohh,, begitu." Malvin melirik Kay dengan manggut-manggut.
"Bagaimana? Kau mau jadi pacarnya tidak?"
"Daddy.." lirih Kay dengan wajah malunya.
"Sepertinya, dia tidak menolakmu." Kekeh Malvin berganti menatap Gara.
"Benarkah?" Gara melihat Kay dengan ekor matanya, disertai senyum kecil."Itu melegakan."
"Aku sudah membantumu. Apa yang bisa kau berikan sebagai imbalan?"
"Apa yang paman inginkan?"
Malvin tergelak. "Hahaha... Karena kau seorang hacker. Dan perusahaanku sedang dalam masalah, aku sangat menginginkan kerja sama dengan mu."
Air muka gara sedikit berubah tak enak. Dia ingin menolak. Hanya,,
***
###
Disisi lain, di gedung CRD CORP. Catty masih lembur hari ini. Dia membantu Salah satu rekannya menyelesaikan tugas dan menyusun beberapa laporan.
Catty merenggangkan otot-ototnya. Catty menguap dan melihat jam didinding kantor, sudah pukul 5.30 petang. Catty melihat pada rekan kerja.
"Kak, sudah petang. Ayo pulang saja. Kita selesaikan besok."
"Pulanglah Cat, aku masih mau sebentar lagi. Kamu anak magang sudah seharusnya pulang sejak tadi. Tapi malah masih membantuku."
"Tidak apa. Ini jugq masuk dalam tugas kerjaku. Semakin cepat selesai, semakin cepat juga progam magangku berakhir."
Catty merapikan barang-barangnya.
"Kak, aku duluan ya."
"Ok. hati-hati Cat."
"Siap."
Catty berjalan menyusuri lorong yang sudah sepi karena rata-rata karyawan sudah pada pulang. Tinggal beberapa saja yang masih tinggal.
Caty berhenti di sebuah halte tak jauh dari kantor perusahaan Daddy nya itu. Sebuah mobil merah berhenti tepat didepannya. Kaca mobil turun.
"Naiklah!"
Catty melihat kearahnya.
Haaaa, Om Ken! Girang Catty dalam hati.
"Aku antar kamu pulang."
Tanpa babibu, Caty langsung berlari dan masuk ke dalam mobil.
Baiklah, ayo gunakan kesempatan ini untuk memikatnya. Tekat Caty dalam hati mengangguk mantap dengan mengepalkan tangan sebatas dadanya.
Ken melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, saat itu, lalu lintas tak lengang juga tak padat.
"Om, "
"Heemm?"
"Bisa mampir Macd nggak? Aku lapar."
"Ok."
"Tapi, Om nanti ikut makan ya."
"Drive thru aja."
Ck! Sialan si Om. Malah ngajuin drive thru lagi. Hiiisshh, salahku juga, kenapa malah nyebut Macd. Gerutu batin Catty.
Catty melihat bangunan besar berlogo Macd didepan.
Ahhh, sialan! Umpatnya dalam hati.
Entah sengaja atau tidak Ken melewatinya begitu saja. Catty yang melihat sedikit heran, memperhatikan Macd terlewat begitu saja.
"Om, itu macd nya kelewat." Catty dengan ragu menunjuk belakang.
Duuhh,, kenapa juga mesti kuingeti. Kalau dia balik beneran gimana? pikir Caty sedikit menyesal.
"Ooh, kelewat ya?"
"Yaahh, si Om mah."
"Makan nasi padang aja ya?" tawar Kenan melihat gadis blasteran itu dengan ekor matanya.
"Yaahh, nasi padang pula....."
Eehh, tunggu kalau makan nasi padang berarti nggak drive thru donk. Cengir Catty dalam hati kegirangan.
"Oohh, nggak mau ya? Pingin banged ke Macd ya? Om putar balik deh."
"Eh, eh, jangan. Tanggung Om, sayang bensinnya. Nasi padang aja. Nggak papa." cegah Caty cepat. Bisa berabe kalau beneran putar balik, kejadian bakal drive tru beneran. Kan gawat juga nggak jadi dinner bareng. Ya nggak pemirsah?😁
"Hemm.. gitu ya?" Sudut bibir Kenan terangkat.
"Oke deh, kita cari warung nasi padang."
Ken berputar putar mencari warung nasi padang. Lucunya sudah beberapa kali putaran mereka justru tidak menemukan penjual nasi padang.
"Mana Om? Udah laper nih." rengek Catty sedari tadi cuma muter-muter aja.
"Ya ini kan lagi nyari."
"Cacingku dah pada demo nih."
"Ya udah Drive tru aja." ujar Ken, saat akan melewati Macd lagi didepan.
"Eh, jangan!" tolak Caty cepat.
"Itu.. Itu tuh, antrinya panjang."
Catty menunjuk deretan mobil di depan Macd. Keduanya melihat dan mobil kenan melewatinya begitu saja.
"Huuufftt.." Menghela nafas bersamaan.
"Eehh?" Caty menoleh pada Ken.
Perasaan tadi Om Ken menghela nafas lega deh, samaan kek aku. Apa jangan-jangan... Caty bermonolog.
Caty masih melihat kearah Ken yang terlihat salah tingkah, namun berusaha dia tutupi.
"Om!"
"Hheeemm?"
"Nggak nemu-nemu nasi padang dari tadi. Pulang ajalah."
Wajah Ken terlihat sedikit kecewa.
"Makan malam dirumah aja, Om."
"Baiklah."
Begitu sampai di depan rumah, Catty keluar dari mobil.
"Ayo Om! Ikut makan malam disini saja."
"Nggak. Makasih Cat." tolak Ken halus.
"Ayolah, Om Ken udah nganter sampai sini, setidaknya harus dapat makan malamlah. Daddy juga nggak akan keberatan. Cepetan turun."
"Baiklah kalau kamu begitu memaksa." Ken langsung keluar begitu saja.
Caty tersenyum menang sekaligus geli. Keduanya memasuki rumah Malvin, berjalan melewati ruang utama.
Ken tercengang mendapati Seven sudah berada disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Caramel Latte
yo iii😁
2023-11-15
0
Berdo'a saja
jangan sampai nanti seven berkhianat
2023-05-13
0
Ririe Handay
Anak gadis Daddy mal dah nemu pasangan masing-masing
2022-08-01
0