"Ken?" Malvin terheran melihat asistennya itu berada di rumahnya petang ini."Aku nggak manggil ngapain kesini?"
"Eee... itu... sebenarnya...."
"Loh, apa kamu sekarang udah gagap?" Malvin makin terheran dengan sikap Ken yang kikuk.
"Aku yang undang." Catty menyelonong begitu saja."Catty yang undang untuk makan malam, karena Om Ken udah baik hati anterin Caty pulang."
"Wuuuaaahhh...." Malvin menatap kedua anak gadisnya bergantian. Lalu beralih melihat dua pria asing yang masuk kedalam rumahnya.
"Ini bakal seru..."
####
Di meja makan, Malvin duduk paling ujung di kepala meja. Disisi sebelah kiri ada Embun, lalu Caty kemudian Kay. Dan di sisi kanannya terdiri dari laki-laki semua, baris pertama Ken, Gara lalu Sean dan Kian.
"Aku kesulitan menghubungimu. Kemana saja kamu selama ini?" Ken berbisik pada Gara,
"Hanya mengerjakan yang harus aku kerjakan."
"Apa kau keluar negri?"
Gara hanya membalas dengan senyum kecil. Ken pun tidak bertanya lebih dalam.
"Mulai akrab-akrab lah kalian, mungkin kedepan kalian akan bisa jadi saudara ipar." kekeh Malvin melihat kedua tamunya itu.
"UHUUUKK... UUHHUUUKKK... UUHHUUKK...!"
Kay dan Catty tersedak bersamaan. Tentu saja, itu semakin membuat Malvin terkekeh kegirangan.
"Sayang..." Embun menegur dengan lembut dan pelan.
"Iya! Iya! Aku tau." Malvin masih menahan geli nya.
Makan malam terlewati dengan tenang. Malvin tak lagi membuat gurauan. Malvin malam itu menemani sikembar bermain Game di ruang keluarga samping.
Sedangkan Embun memilih ikut membereskan sisa makan malam di dapur bersama para pelayan dan kepal koki.
Sementara Gara bermain dan melihat-lihat kamar Kay di lantai dua. Pintu kamar Kay dibuka dari luar. Kay masuk setelah mempersilahkan Gara lebih dulu.
Pria itu berjalan dengan mata yang mengelilingi seluruh ruangan, melihat nuansa girly dengan warna merah muda yang mendominasi. Gara menyentuh meja belajar Kay, dimana Disana ada satu set komputer yang biasa Kay gunakan.
"Kau bisa melakukannya disini?"
"Heemmm..."
"Boleh aku coba?"
"Tentu saja."
Gara mengambil duduk di kursi tanpa punggungan itu. Mengaktifkan komputer dan mulai menjelajah. Jari-jarinya begitu lincah mengetuk dan memijit keyboard. Bar demi bar bermunculan. Wajah Gara pun terlihat begitu serius.
Kay hanya memperhatikan sambil menyelami apa yang Gara lakukan.
"Kau tertarik?" suara Gara membuat Kay tersentak.
"Kemarilah!" Gara menepuk pahanya.
Kay terdiam. Ragu? tentu saja. Dia tak pernah duduk dipangkuan laki-laki sebelumnya. Aahh, dulu pernah, milik Daddy bersama dengan Caty saat mereka masih kecil.
"Tidak mau?"
"A-aku, akan ambil kursi lagi." ucap Kay pelan.
Kay mengayunkan kaki melangkah, Gara tersenyum tipis, tangannya menarik lengan Kay hingga gadis itu terjatuh di pangkuannya. Kay terkejut, jantungnya berdetak dengan kuat.
Gara memegang pinggan Kay dan menbetulkan posisinya hingga gadis itu membelakangi. Jantung Kay masih berdetak tak karuan, nafasnya makin serasa sesak terhimpit oleh detakan jantungnya.
Gara mulai mengetik dan bermain dengan kayboard.
"Mainkan jari, Nine."
Kay masih dalam kekosongannya.
"Nine?"
"Aa, iyaa.." Kay yang tersadar mengangkat tangannya dan ikuti permainan Gara.
Keduanya tenggelam dalam asyik tarian jari dan bar- bar yang muncul dilayar. Hingga tersenyum dan tertawa bersama. Saat semuanya mulai berakhir, Kay menoleh, Gara pun menatapnya.
Entah bagaimana, bibir keduanya sudah menyatu. Menggulum lembut dalam satu ruang yang sama. Tangan Gara berpindah memeluk perut Kay. Sedang tangan Kay menahan pipi dan telinga Gara. Memperdalam lagi ciuman mereka.
Bibir yang bertaut itu mulai merenggang, dan berjarak. Nafas Kay berlomba menyeruak bersama dengan deru hembusan yang Gara keluarkan.
Dada Kay naik turun mengatur pernafasannya yang memburu. Gara mengulas senyum hangat diwajah dinginnya.
Gara kembali mendekatkan wajahnya..
"Eehemmm!"
Suara deheman membuat keduanya segera bangkit dari dudukan dengan cepat. Bahkan Gara sampai terjungkal kebelakang saking terkejut nya.
Lalu pria muda itu berdiri dengan kikuk. menatap Malvin yang berdiri di ambang pintu yang terbuka.
"Aku tidak mengganggu bukan?"
"Da-Daddy mengagetkan saja."protes Kay yang juga berdiri dengan canggung.
Malvin berjalan mendekat,
"Aku hanya ingin tau apa yang dilakukan anak gadisku, kenapa begitu betah dikamarnya?" jelas Malvin, "Untung saja pintu kamar ini dibuka lebar. Kalau tidak sudah kudobrak hingga engselnya rusak."
"Dadd..."
"Aaaahh..." Malvin menunjuk sekitaran bibirnya sambil melihat Kay.
"Aaa-Apa? Aku tidak memakai lipstik." Kay mengusap bibirnya.
"Basah!"
Wajah Kay langsung memerah.
"Ckckck.. Lain kali jangan lakukan tanpa seijinku. Mengerti?"
"Yes Dad!"
"Kenapa kau diam saja?" menatap tajam Gara.
"Iya, paman." Gara mengusap tengkuknya.
"Ini sudah malam! Pulanglah."
Gara mengangguk dengan segan dan kikuk.
"Kenapa masih berdiri disana? Cepat jalan! Tidak ada kiss good bye!" oceh Malvin mendorong tubuh Gara.
Kay hanya diam dengan wajah memerah. Dia sadar Dady nya itu pasti sudah melihat saat mereka berciuman tadi. Kay merasa sangat malu sekali.
Setelah berhasil mengusir satu tamunya. Malvin masih punya satu misi lagi.
Kira-kira, apa nih menurut kalian misi Daddy Malvin selanjutnya?😆
_____€€€_____
Readers, Kasih semangat donk, biar Othor up terus setiap hari.
like dan komen ya
Terima kasih.
Salam___
😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Caramel Latte
jahil bgt sih Pak e
2023-11-15
1
Queen Mehrunnisa
Daddy somvlak 🤣🤣🤣🤣🤣
2023-09-18
0
Berdo'a saja
misi Daddy apa an yaa
2023-05-13
0