"Cat? Boleh mommy masuk?"
Catty yang berbaring di ranjangnya mendongak. Lalu duduk seiring dengan Embun yang melangkah perlahan mendekatinya.
Embun mengusap kepala Catty.
"Ada apa?"
Catty menggeleng.
"Heeemmm.. Kalau Mommy nggak salah ingat, dulu Momy juga pernah bereaksi seperti mu Cat." ucap Embun melihat wajah anak gadisnya yang sudah mulai beranjak dewasa itu.
"Waktu itu Mommy masih seusiamu, dan mommy jatuh cinta." Embun melirik Catty sedikit. Wajah gadis itu merona. Embun mengulas senyum kecil.
"Tapi sayangnya orang itu tidak membalas perasaan Mommy."
"Benarkah?" Catty menegakkan kepalanya menatap mommy sambungnya itu.
"Lalu? Apa yang Mommy lakukan?"
Embun tertawa kecil.
"Ya apa lagi selain melepaskan?" ucap Embun,"Sakit tentu saja. Kecewa sudah pasti. Tapi kita tidak bisa memaksakan perasaan kita pada orang lain. Seiring berlalunya waktu, perasaan itu akan memudar dan diganti dengan perasaan yang lain yang lebih hangat." jelas Embun memgusap rambut Catty dengan sayang.
"Apa kamu sedang jatuh cinta Catty?"
Wajah Catty langsung memerah bahkan sampai ketelinganya. Embun tersenyum kecil.
"Apa dia satu sekolah denganmu?"
"Tidak, Mommy."
"Hmmmm... apa dia satu tempat magang dengan mu?"
Caty mengangguk cepat. Embun mengulas senyum.
"Mommy malah belum tau dimana kamu mengambil magang."ucap Embun."Apa dia pria dewasa atau sesama teman magangmu?"
Catty tak menjawab."Uuuggg... bagaimana reaksi momy jika tau orang itu adalah Om Ken?"
"Kalau kamu belum siap bercerita. Tak usah cerita. Simpan saja untuk mu sendiri."ucap Embun melihat Catty memilih diam.
"Tapi, tidak perduli bagaimana reaksi orang yang kamu sukai, jangan bertindak berlebihan. Jangan jatuhkan harga dirimu. Maksud momy, kamu harus menjaga tubuhmu."
"Catty mengerti mom."
"Bagus."Embun mengelus kepala Catty dengan sayang."Tidurlah."
"Heemm"
Embun menutup pintu kamar Catty dan berlalu menjauh. Kay yang berdiri mengintip dari balik tembok kamarnya, menatap dengan pandangan yang entah apa.
Kayla mengetuk pintu kamar Catty. Lalu membukanya.
"Aku masuk ya Cat." ucapnya.
"Kenapa kamu baru datang sekarang?" protes Catty cemberut menyambut Kay yang baru saja mendudukkan bokongnya di kasur Catty.
"Hehe.. maaf." Kay menggaruk kepala yang tidak gatal.
"Ada apa sebenarnya?"
"Kay, apa kamu masih bermain dengan web?"
Kayla menggeleng, sejak Se7en pergi, Kay memang sudah tidak begitu tertarik dengan Dunia itu lagi. Entah rasanya semua passionnya ikut terbawa oleh Se7en.
"Kenapa?" seru Catty memprotes.
Kayla mengulas senyum. "Kenapa? Apa kamu mau aku meretas data pribadi Om kenan lagi?"
Catty mengangguk dengan cepat dan semangat.
"Sebenarnya aku sudah tidak ada keinginan meretas lagi. Entah sudah lupa atau belum" gumam Kay memiringkan kepalanya.
"Tapi, demi kamu akh bisa mencoba melakukannnya. Tapi hanya sekali."
Catty mengangguk-angguk dengan semangat.
"Baiklah."
Kayla berpindah ke meja komputer milik Catty. Menghidupkan komputernya, dan mulai memasukkan Code Name nya. Jari lentiknya masih lincah bermain diatas Keyboard komputer.
Kay tidak tau, jika langkah awalnya memulai meretas lagi ini akan membuka jalannya untuk bertemu dengan penjelajahan tanpa batas. Hingga mempertemukan kembali dengan Se7en.
****
####
Dilain pihak beberapa waktu yang lalu. Situasi Kenan semasa Catty menguntitinya.
Pagi itu Kenan mengawali harinya dengan menyeruput kopi. Ken berjalan menuju ruang pengintaiannya. Melihat kearah layar. Ken memang memasang beberapa CCTV di apartemen milik Tuannya di lantai bawah. Juga, didepan pintu rumahnya.
Entah kenapa Ken hari ini mengecek cctv itu. Tidak seperti biasanya. Namun, seperti biasa juga. Tak ada yang menarik baginya. Ken menyeruput lagi kopinya sambil menatap layar. Ken lalu mengambil langkah dan berbalik. Namun terhenti. Dia merasakan ada yang janggal. Ken menoleh, melihat lagi pada salah satu layar di sana.
Sudut bibirnya mengembang, pada layar itu Ken menangkap seekor tikus kecil yang mengendap-endap bersembunyi di balik tembok kamar lain.
"Hmmm, baiklah, apa yang harus kulakukan pada tikus kecil ini?" gumamnya,
"Kenapa dia mengintai di depan rumahku?" gumamnya lagi.
"Heemmm.... sepertinya dia ingin melihat keseharianku, bagaimana jika ku tunjukan saja apa yang aku lakukan sepanjang hari. Pasti menarik." gumamnya lagi.
Ken mengambil kunci mobilnya dan meletakkan cangkir kopi nya di meja samping kunci mobil diambil.
Ken keluar dari rumahnya berjalan perlahan ke lift. Lalu jari nya terangkat hendak menekan tombol paling bawah. Yaitu basemen. Namun dia urungkan. Ken berpindah menekan lantai 1 dilobi.
Lift bergerak turun. Dan berhenti di lantai lobi. Pintu terbuka. Namun Ken masih tetap berdiri didalam lift. Menunggu beberapa saat dan melihat jam yang melingkar di tangannya.
Setelah menghitung waktu. Ken keluar dari lift, berjalan perlahan menuju lobi. Sudut bibirnya kembali terangkat kala ekor matanya menangkap sosok tikus kecil yang sama. Sedang berusaha menyembunyikan dirinya.
Ken berjalan menuju basemen. Mengambil mobilnya dan membawa nya keluar areal apartemen Tak jauh dari gerbang masuk, Ken melihat lagi tikus kecil itu. Sudut bibirnya kembali terangkat.
Didalam mobil Ken memasang handsfree nya. Dengan laju yang standar tidak cepat dan juga tidak pelan. Ken menghubungi seseorang.
"Sera? Apa kau sibuk?"
"Tidak Ken. Kenapa menghubungiku? Apa setelah sekian lama kau baru mengingatku?"
"Aku ingin mengajakmu makan."
"Aaahh.... Lagi? Kali ini demi apa?"
"Demi seekor tikus kecil." seringainya.
"Haaahh.. Baiklah. Tapi aku minta imbalan."
"Deal!"
Sambungan ditutup. Ken menghentikan mobilnya di Gym tempat dia biasa berlatih. Lalu Ken berpindah ke sebuah cafe. Beberapa kali melihat tikus kecilnya yang masih bertahan mengikuti dan menywmbunyikan diri.
"Hay!"
Ken tersenyum. Seperti biasa Sera selalu menutup matanya ketika dia menyapa pertama kali.
"Duduklah."
"Baiklah, dimana tikus kecilmu itu?" Serra duduk di sebrang Ken.
"Tidak perlu tau."
"Baiklah! Aku pergi kalau begitu." Serea mengangkat bokongnya.
"Dua juta setengah."
"Aku mau action figure di apartemenmu."tawar Serra dengan posisi tangan yang bertumpu pada meja.
"Deal."
Sera kembali duduk dengan senyum kemenangan.
Setelah mereka makan siang itu. Sera dan Ken kembali ke apartemen untuk mengambil action figure milik Ken.
"Aku penasaran. Dimana kau mengenal tikus kecil itu?" tanya Serra di dalam mobil duduk dengan menyilangkan kakinya dan melipat tangannya didada.
"Dia anak bosku."
"What?" serra terperanjat.
"Kenapa?"
"Berapa umurnya?" tanya Sera lagi masih penasaran.
"18 tahun."
"Whaat?" Serra kembali terperanjat. Lalu dia tergelak.
"HAHAHHAHAHA.... sapi tua memakan daun muda." tawanya mengejek dengan sangat.
"Sapi tua ini banyak peminatnya."cetus Ken tetap fokus pada jalannya.
"Yaahh, sayang nya sapi tua ini masih terjebak pada wanita masa lalunya." ucap Serra dengan lirikan kecil pada Ken."Miris sekali."
____€€€____
Readers, Kasih semangat donk, biar Othor up terus setiap hari.
like dan komen ya
Terima kasih.
Salam___
😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
martina melati
rumput x... yg mkn daun itu jerapah
2024-08-07
0
martina melati
waduh... koq dsamain dg tikus sih...
2024-08-07
0
Nabilla Fitriani
mulai seru dibagian episode 4 ini aku suka....lanjut thor
2023-06-21
0