Fazila Titipan Dari Surga(2)
Matahari siang ini terasa begitu terik membakar kulit seorang gadis muda yang sedang mengendarai roda duanya di tengah jalanan yang cukup legang. Raut wajahnya menunjukan kekesalan luar biasa. Sayangnya, ia bahkan tidak bisa menumpahkan amarahnya karena orang yang sedang ia maki di dalam hatinya sedang menikmati waktu bahagianya.
"Tunggu saja, aku pasti akan mematahkan lengan mu. Berani sekali kau menculik anak didik ku dengan alasan murahan." Celoteh gadis anggun itu sambil memacu kendaraan roda duanya lebih cepat dari sebelumnya.
"Menikah di bawah umur? Hanya orang tidak waras saja yang berani melakukan kekonyolan itu! Dan kau sudah berani mengacaukan rumah yang ku bangun dengan hasil jerih payah ku, bukan? Lihat, apa yang bisa di lakukan gadis ini padamu." Celoteh gadis anggun itu lagi.
"Jangan panggil nama ku Fazila jika aku sampai takut di hadapan kalian semua. Kalian benar-benar bodoh, berani sekali kalian mengusik Singa yang sedang tertidur." Tak henti-hentinya ia bicara dalam hati sambil menatap tajam kedepan.
Meyda Noviana Fazila! Semua orang mengenalnya sebagai sosok anggun dan baik hati, siapa pun yang melihatnya akan mudah sekali jatuh cinta. Seolah kebaikan telah melekat dalam dirinya.
Fazila! Begitulah semua orang memanggil namanya, dia memiliki prinsif hidup yang sangat sederhana, menebar kebaikan semampu yang ia bisa, itulah tujuannya.
Bahagia?
Semua orang berhak bahagia karena bahagia bukan hanya milik si kaya saja. Dan bagi sosok Fazila yang terlahir dari keluarga kaya raya, dia lebih memilih hidup sederhana tanpa melibatkan sepeser pun uang orang tuanya. Apakah dia termasuk gadis bodoh? Mungkin sebagian orang akan berpikir dia bodoh. Tapi bagi Fazila, dia tidak akan memikirkan ucapan buruk orang lain yang sengaja di tujukan padanya. Baginya hidup itu singkat, jika dia hanya memikirkan ucapan buruk orang lain lalu kapan bahagianya hidup ini?
Prakkkk!
Sssss! Aaahhhh!
Malang tak bisa di hindari, mimpi buruk apa Fazila semalam sampai sebuah mobil datang entah dari mana dan menabraknya tanpa ampun.
"Innalillahi wa inna Ilaihirojiun." Ucap Fazila pelan sambil berusaha berdiri. Sayangnya ia tidak berhasil. Kejadiannya sangat cepat, karena benturan yang terlalu keras lututnya sampai mengeluarkan darah segar. Untuk sesaat Fazila menatap kearah mobil mewah yang berhenti di depannya dengan tatapan tajam.
"Nona. Aku minta maafff, asisten tidak berguna ku melakukan kesalahan besar dengan menabrakmu." Ucap sang empunya mobil sambil menyodorkan tangan mencoba membantu Fazila untuk berdiri.
Dengan cepat Fazila melambaikan tangannya, mencoba memberikan isyarat kalau dia tidak ingin memegang uluran tangan pria yang tidak halal baginya. Disaat seperti ini ternyata akal sehatnya masih berpungsi juga.
"Ada apa dengan mu? Kemana jalan pikiran mu? Apa kau berniat membunuh orang? Kenapa kau sangat ceroboh, tak bisakah kau menyetir dengan tenang?" Ucap sang empunya mobil dengan nada suara tinggi, membentak sopirnya yang merunduk penuh penyesalan.
Mendengar ucapan pria yang berdiri di depannya membuat sekujur tubuh Fazila merinding. Rasa sakitnya menghilang dan di gantikan oleh amarah yang mulai memenuhi ubun-ubunnya. Rasanya ia ingin memaki pria itu, namun sekuat tenaga ia berusaha menahan amarahnya.
"Tuan, aku tahu sopirmu melakukan kesalahan. Tak bisakah kau bicara dengan baik. Lihat wajahnya? Wajah itu menunjukan rasa takut dan penyesalan. Kau membentak orang kecil seolah kau raja di tempat ini." Ucap Fazila sambil menatap netra pria rupawan yang berdiri di depannya.
"Nona aku..."
"Cukup. Aku tidak ingin mendengar mu. Kau tahu? Di bandingkan dengan rasa sakit karena di tabrak oleh mobil mewah mu, aku jauh lebih kesal karena mendengar ucapan yang keluar dari mulut kasar mu." Celoteh Fazila menyela ucapan lawan bicaranya. Tatapannya tajam seolah ingin menguliti lawan bicaranya hidup-hidup.
"Dasar gadis aneh, aku bicara sopan padamu tapi kau malah memaki ku! Ini benar-benar hari yang sial."
"Hay tuan norak, aku yang sial karena bertemu dengan mu. Aku berharap aku tidak akan pernah bertemu dengan pria kasar sepertimu." Celoteh Fazila lagi, tanpa berpikir panjang ia langsung mengangkat motornya dan berlalu begitu saja dari hadapan lawan bicaranya.
...***...
Parakkkk!
Suara bantingan pintu cukup keras membuat sepuluh orang yang bekerja di salah satu kantor pemerintah itu terkejut luar biasa. Bagaimana tidak? Sejak pagi sang Gubernur terlihat tidak nyaman. Dia sakit, tapi tetap saja tugas yang menumpuk membuatnya harus memaksakan diri untuk bekerja. Bahkan kejadian tadi semakin merusak suasana hatinya, kejadian saat asisten bodohnya menabrak seorang gadis aneh.
Gadis aneh?
Setidaknya, itulah yang dia pikirkan setelah mendengar ocehan gadis itu, gadis yang berani memarahinya padahal dia tidak bersalah.
"Pa-pak Gubernur. Sa-saya minta maafff. Karena saya bapak terlibat masalah."
"Kau memang pantas meminta maaf padaku. Bahkan jika aku memecatmu itu tidak akan cukup untuk mu. Berani sekali kau menabrak orang saat berkendara dengan ku. Kau ini asisten ku atau musuh ku?" Ucap pria yang di panggil Gubernur itu, tatapannya setajam belati.
"Apa kau mendapatkan informasi tentang gadis yang kau tabrak tadi? Jangan sampai masalah ini melebar dan kita di seret ke kantor polisi.
Pekerjaan ku sudah cukup membuat ku pusing. Jangan sampai Singa itu menambah masalah. Segera temukan keberadaannya kemudian urus semua hal yang menyangkut pengobatannya."
Pak Gubernur!
Begitulah semua orang memanggilnya, dia masih muda dan berbakat. Entah karena faktor keberuntungan atau hanya sebagai hiburan, dia memilih profesi sebagai pegawai pemerintah. Awal-awal menjabat memang sangat sulit. Tapi sekarang? Semuanya baik-baik saja.
"Saya tidak punya informasi apa-apa tentang Nona muda itu, Pak. Tapi, tadi Nona itu lupa membawa barangnya. Saya menemukan ini di lokasi kejadian." Ucap Asisten itu sambil menyodorkan sesuatu pada pak Gubernur.
"Tas? Ternyata aku tidak salah saat mengatakan gadis itu aneh. Dia bahkan melupakan barang berharganya di sembarang tempat." Celoteh pak Gubernur sambil membuka isi tas yang ada di tangannya.
"Kau boleh pergi. Ingat, jika anak buah mu mendapatkan informasi apa pun tentang gadis itu segera kabari aku. Kau paham?"
"Siap, Pak. Laksanakan."
Sedetik kemudian tersisa hanya Pak Gubernur di kantor luasnya. Dia mulai mengamati barang yang ia keluarkan dari dalam tas yang di berikan oleh asistennya tadi.
"Apa ini? Aauu, sial." Celoteh pak Gubernur kesal. Tanpa sengaja ibu jarinya menekan barang yang mirip dengan parfum dan itu mengenai matanya. Secepat kilat ia berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan kedua matanya yang mulai terasa sangat perih.
"Gadis aneh itu tidak ada di sini, tapi dia meninggalkan amarahnya bersamaku. Orang macam apa dia sampai menaruh benda mematikan seperti ini? Lihat saja nanti, aku pasti akan memberinya pelajaran!" Ujar pak Gubernur sambil mengepalkan tangannya.
"Auuu mata ku!" Ujar pak gubernur lagi, kali ini ia kembali duduk di kursi kebesarannya. Netranya menatap tajam kearah tas yang ada di tangannya, netranya membulat sempurna begitu tangannya memegang benda yang ia yakini akan memberinya informasi tentang sosok aneh yang ia temui di hari pertamanya namun berhasil membuat amarahnya sampai di ubun-ubun.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
raysahanina
mampir Bun baru lihat
2022-07-31
1
putri caca
baru liat dn mulai membaca
2022-06-22
0
hartatik hartatik
hadir di sini
2022-06-12
0