Menyelamatkan Maya (Part2)

Malang memang tak bisa di hindari, walau demikian tetaplah berprasangka baik pada Tuhan, karena setiap hal dalam hidupmu entah itu resah, gelisah dan bahagia, semuanya ada dalam genggamannya.

"Lepaskan aku!" Ucap Fazila kasar dengan kedua tangan terikat kebelakang. Ia tidak bisa berkutik saat preman itu mengikat tangannya, sebuah pisau menempel di leher Maya untuk mengancamnya.

"Ternyata kau sangat berani dan menggemaskan. Jika aku melihat mu lebih awal, aku tidak perlu susah-susah untuk menikahi anak cengeng itu." Tunjuk pengantin gagal itu.

"Aku akan membiarkan anak itu pergi asal kau mau menikah dengan ku. Bukan kah itu syarat yang menguntungkan? Kapan lagi aku bisa bersikap baik pada orang lain selain dirimu.

Penghulu... Siapkan pernikahan ku dengan wanita ini, jika kali ini kau gagal lagi, aku bersumpah atas nama mendiang nenek ku, aku akan memberimu kematian yang menyakitkan."

"Ti-tidak tuan, itu ti-da-k boleh ter-ja-di." Ucap penghulu itu gugup, wajahnya terlihat pucat. Sepertinya terlalu lama berada di rumah terkutuk ini membuat akal sehatnya tidak bekerja dengan baik.

"Aku akan memberi mu saran! Lepaskan ikatan tangan ku maka aku akan memaafkan mu. Jika aku memberimu kesempatan, kemudian kau membuang kesempatan itu, kau tidak akan sanggup menahan amarah ku." Ucap Fazila tanpa rasa takut sedikit pun. Ia sengaja berkata seperti itu agar orang-orang yang di tawan bersama Maya tidak merasakan takut lagi.

"Hahaha! Ternyata kau sangat lucu. Hay Nona manis, di tempat ini bos yang berkuasa. Bos kami yang berkuasaaaa." Ucap seorang pria yang duduk di dekat Fazila sambil berteriak kasar, ia sangat geram mendengar ucapan Fazila yang tidak menunjukan rasa takut sedikit pun, dengan amarah membuncah pria itu menarik pasmina yang Fazila gunakan sampai penitinya menusuk bagian leher Fazila.

"Allah..." Rintih Fazila pelan karena menahan rasa sakit di bagian lehernya.

"Lepaskan ikatan tangannya!"

"Tapi bos, bagaimana kalau Singa betina ini kembali berulah. Bos sudah lihat apa yang sanggup dia lakukan, dia bahkan melumpuhkan penjaga terbaik kita di depan gerbang." Bantah pria yang masih duduk di samping Fazila.

"Dia tidak akan berani melakukannya karena nyawa adiknya ada di tangannya. Apa kau tidak lihat dia kesakitan? Aku tidak ingin calon istriku tergores sedikit pun."

Mendengar ucapan Mafia yang ada di dekatnya membuat Fazila ingin muntah, berani sekali dia berpikir akan menikahi gadis seanggun, sebaik, dan sesoliha dirinya.

Yaaa... Buka ikatan tangan ku, akan ku berikan kalian pelajaran. Kalian berurusan dengan orang yang salah. Dimana mereka? Kenapa mereka lama sekali? Gumam Fazila dengan amarahnya yang masih membuncah.

Hal pertama yang Fazila lakukan setelah ikatan tangannya terbuka adalah memperbaiki peniti yang ada di kain penutup kepalanya. Jilbab yang Fazila gunakan bukan sekedar kain penutup kepala saja, itu adalah identitasnya sebagai seorang muslimah. Dan atas Izin Allah kain penutup kepala itu tidak terbuka walau penitinya menyakitinya.

Dorr! Dorr!

Suara tembakan kembali terdengar, hal itu membuat beberapa preman yang ada di ruang tengah terlihat panik.

"Itu pasti mereka, bagus!" Ucap Fazila pelan. Sedetik kemudian ia berdiri sambil mengedipkan mata kearah penghulu dan para tamu undangan, berusaha memberikan isyarat kalau semuanya baik-baik saja.

"Bos lari, di depan ada polisi!"

"Apa, polisi? Dari mana mereka datang?"

"Kami tidak tahu, bos! Dan aku yakin Singa betina ini yang berulah." Ucap seorang pria jangkung, bibirnya berdarah.

"Kamu wanita yang tangguh! Aku akan kembali dan menuntut balas darimu." Ucap pria yang menjadi bos mafia itu. Ia menunjuk Fazila, tatapannya tajam, berusaha menegaskan kalau dirinya tidak akan melepaskan Fazila dengan mudah. Sedetik kemudian ia mulai lari meninggalkan rumah megahnya.

"Kakak!" Maya mendekati Fazila kemudian memeluknya dengan tangisan pilu, gadis manis itu terlihat ketakutan sampai sekujur tubuhnya bergetar hebat.

"Kau tidak perlu khawatir, Ibu tirimu yang kejam itu sudah di tangkap oleh polisi. Mulai hari ini kau tidak akan tinggal di rumah itu lagi. Tapi kau akan tinggal di rumah Tahfiz seperti yang kau inginkan." Ucap Fazila sambil membelai wajah Maya.

"Nona Fazila, apa anda terluka? Aku rasa aku menanyakan hal yang salah. Maaf."

"Hay Pak Haidar, Alhamdulillah saya baik-baik saja. Terima kasih anda datang dengan cepat, jika tidak sesuatu yang buruk pasti akan terjadi." Balas Fazila sambil menatap Polisi muda yang sudah menjadi sahabatnya itu.

"Sesuatu yang buruk memang sudah terjadi, ini bicaralah." Haidar menyerahkan ponselnya pada Fazila.

"Kau dimana? Cepat pulang! Apa kau ingin melihat kami semua tiada? Kenapa kau sangat gegabah! Jika hal buruk terjadi padamu maka aku akan mengakhiri hidup ku! Tut.Tut.Tut."

Fazila berdiri dengan tubuh bergetar, mendengar ucapan seseorang di sebrang sana membuatnya ketakutan. Wajahnya terlihat pucat, karena hal yang paling ia takutkan adalah menyakiti orang-orang tersayangnya. Dan hal itu sudah ia lakukan, sekarang.

"Apa kau menghubungi Ummi atau Abi?" Fazila bertanya karena ia sangat panik.

"Aku tidak melakukan itu, kebetulan Bibi Fatimah menelpon saat aku dalam perjalanan menuju rumah ini. Nona Fazila tahu sendiri kan, aku tidak bisa berbohong di depan Paman Alan dan juga istrinya."

Sedetik kemudian Fazila mulai mengelus dada, ia sangat takut membayang ekspresi wajah Umminya jika sampai melihat beberapa bagian tubuhnya yang terluka.

...***...

Mansion Wijaya sore ini di penuhi kekhawatiran dari penghuni yang tinggal di dalamnya. Sejak putri berharganya kembali tak ada lagi senyuman yang terpancar dari wajah wanita separuh baya itu. Netra teduhnya mulai memerah. Tangisnya mulai pecah saat melihat putrinya memasuki rumah dengan kaki menjinjit menahan sakit.

"Fazila... Ummi sudah bilang jangan terlibat dengan dunia kriminal. Kau benar-benar nakal, kenapa tidak pernah mengikuti keinginan Ummi. Apa kau ingin melihat Ummi tiada?"

"Ummi, jangan berkata seperti itu!" Ucap Abi Fazila menyela ucapan istrinya.

"Bagaimana Ummi tidak berkata seperti itu, Bi. Kedua anak kita tidak ada yang mau mendengarkan ucapan kita. Yang besar selalu saja pulang membawa luka. Dan yang muda selalu saja terlibat masalah dengan wanita. Ummi pusing, Bi. Ummi lelah."

Mendengar ucapan istrinya, Pak Alan hanya bisa memeluknya, berharap kekhawatiran istrinya akan menguap keangkasa bersamaan dengan tarikan dan hembusan nafas kasarnya.

"Bibi tidak perlu khawatir. Seharusnya Bibi bahagia memiliki putri pemberani seperti Fazila. Karena sikap sigapnya dia berhasil menggagalkan pernikahan di bawah umur." Ucap Haidar, polisi yang menangani kasus yang Fazila laporkan.

"Apa? Pernikahan di bawah umur?" Netra Ummi Fazila membulat tak percaya.

"Iya, Ummi. Pernikahan di bawah umur! Ummi ingat, Maya? Dia anak yang manis, usianya baru tiga belas tahun tapi ibu tirinya yang kejam itu menjualnya pada preman. Fazila tidak bisa diam setelah mengetahui ketidak adilan menimpa anak manis itu.

Fazila minta maaf, Mi! Fazila ngaku salah. Fazila tidak bisa janji hal seperti ini tidak akan terjadi lagi. Tapi Fazila bisa janji, Fazila akan lebih berhati-hati." Celoteh Fazila sambil memegang kedua telinganya.

"Nyonya, dokter Neti sudah tiba." Art separuh baya datang bersama seorang wanita yang mengikuti langkahnya dari belakang. Dokter Neti, dokter keluarga Wijaya.

...***...

Terpopuler

Comments

tirania

tirania

keren, lanjutkan

2022-07-01

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Tak Terduga
2 Melawan Berandal (Fazila)
3 Menyelamatkan Maya
4 Menyelamatkan Maya (Part2)
5 Undangan Dari Universitas
6 Ingin Menjodohkan
7 Tentang Refal
8 Menolong Tunarungu (Fazila)
9 Terjatuh (Fazila VS Refal)
10 Amarah (Fazila)
11 Menjemput Matthew
12 Ingin Bertemu Fazila (Refal)
13 Di Kantor (Refal)
14 Mansion Tuan Alan
15 Penggerebekan!
16 Adu Jotos
17 Kunjungan Tuan&Nyonya Sekar
18 Tertutup Warna (Fazila)
19 Kagum!
20 Pulang (Refal)
21 Di Restoran!
22 Pria Mesum
23 Pertemuan (Fazila&Matthew)
24 Kunjungan Papa
25 Setuju Untuk Bertemu
26 Bertemu lagi (Fazila&Refal)
27 Meminta Waktu!
28 Gelisah (Matthew)
29 Syarat Dari Fazila
30 Lega! (Refal)
31 Keinginan Refal
32 Cahaya Tahajud!
33 Keputusan Fazila
34 Berpamitan! (Matthew)
35 Lamaran!
36 Matthew Jatuh Cinta?
37 Kekesalan Matthew
38 Sah!
39 Kamar pengantin
40 Mengurai Masa Lalu
41 Berpegangan tangan.
42 Jadikan Aku Kekuatan (Fazila)
43 Di Rumah Tahfiz
44 Di Rumah Tahfidz (Part2)
45 Di Kediaman Shekar
46 Di Kediaman Shekar (Part2)
47 Bertemu Teman Lama (Matthew)
48 Bertemu Teman Lama (Part2)
49 Di Hotel
50 Ciuman Perdana
51 Malu!
52 Penolakan?
53 Di Kamar
54 Di Kamar (Part2)
55 Kerinduan (Matthew)
56 Kehangatan
57 Mengurai Masa Lalu
58 Mengurai Masa Lalu (Part2)
59 Di Dapur
60 Ancaman?
61 Ancaman (Part2)
62 Kunjungan (Matthew)
63 Sambutan
64 Memeluk Fazila (Refal)
65 Pesta
66 I Love You
67 Menatap Mu (Refal&Fazila)
68 Malam Penuh Cinta
69 Kedatangan Matthew
70 Bertemu Lagi
71 Mencoba Bicara (Matthew)
72 Di Stasiun Radio (Fazila)
73 Kejutan
74 Cinta Tidak Seperti Itu!
75 Mekarmu Hanya Sekali
76 Rencana?
77 Cinta Dan Dendam?
78 Mimpi Buruk
79 Benang Kusut
80 Di Villa
81 Di Villa (Part2)
82 Penyesalan Melan
83 Sarapan
84 Bukan Kisah Sementara
85 Pengakuan Cinta
86 Pengganggu!
87 Sabar!
88 Kerinduan?
89 Luapan Amarah
90 Salah Sasaran
91 Part 91
92 Cemburu (Refal)
93 Perdebatan
94 Kesetiaan
95 Kecewa (Matthew)
96 Seluas Semesta!
97 Di Apartemen (Matthew)
98 Bukan Mimpi!
99 Tidak Di Takdirkan
100 Meminta Maaf (Matthew)
101 Dia, Siapa?
102 Meredam Amarah!
103 Kesempatan Kedua!
104 Kabar Baik!
105 Malam Yang Indah
106 Malam Yang Indah (Part2)
107 Rahasia? (Matthew)
108 Rahasia Matthew! (Part2)
109 Semakin Jatuh Cinta (Matthew)
110 Titik Terendah (Matthew)
111 Berdua Dengan-Mu (Refal&Fazila)
112 Menyusun Rencana!
113 Bahaya Mengintai!
114 Menghilang! (Fazila)
115 Hadiah Untuk Matthew!
116 Hadiah Untuk Matthew (Part2)
117 Firasat Ummi Fatimah!
118 Firasat Ummi Fatimah! (Part2)
119 Permohonan Fazila!
120 Pingsan! (Refal)
121 Siuman! (Fazila)
122 Meminta Izin! (Fazila)
123 Tak Takut (Fazila)
124 Menasihati Abbas! (Fazila)
125 Kejutan Besar!
126 Terluka lagi!
127 Di Ruang Oprasi! (Fazila)
128 Meneteskan Air Mata (Refal&Fazila)
129 Terasa Nyata! (Matthew)
130 Penolakan Refal!
131 Nona Sempurna!
132 Adegan Menyedihkan!
133 Pembuat Onar Itu?
134 Syahadat Cinta!
135 Hampir tersadar!
136 Merasa Bahagia (Matthew)
137 Ingin Shalat!
138 Shalat Pertama! (Matthew)
139 Hanya Mimpi!
140 Tidak Percaya!
141 Tidak percaya (Part2)
142 Permintaaan Maaf Nyonya Dewa
143 Surat Dari Matthew!
144 Fazila Titipan Dari Surga
145 Terima Kasih
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Pertemuan Tak Terduga
2
Melawan Berandal (Fazila)
3
Menyelamatkan Maya
4
Menyelamatkan Maya (Part2)
5
Undangan Dari Universitas
6
Ingin Menjodohkan
7
Tentang Refal
8
Menolong Tunarungu (Fazila)
9
Terjatuh (Fazila VS Refal)
10
Amarah (Fazila)
11
Menjemput Matthew
12
Ingin Bertemu Fazila (Refal)
13
Di Kantor (Refal)
14
Mansion Tuan Alan
15
Penggerebekan!
16
Adu Jotos
17
Kunjungan Tuan&Nyonya Sekar
18
Tertutup Warna (Fazila)
19
Kagum!
20
Pulang (Refal)
21
Di Restoran!
22
Pria Mesum
23
Pertemuan (Fazila&Matthew)
24
Kunjungan Papa
25
Setuju Untuk Bertemu
26
Bertemu lagi (Fazila&Refal)
27
Meminta Waktu!
28
Gelisah (Matthew)
29
Syarat Dari Fazila
30
Lega! (Refal)
31
Keinginan Refal
32
Cahaya Tahajud!
33
Keputusan Fazila
34
Berpamitan! (Matthew)
35
Lamaran!
36
Matthew Jatuh Cinta?
37
Kekesalan Matthew
38
Sah!
39
Kamar pengantin
40
Mengurai Masa Lalu
41
Berpegangan tangan.
42
Jadikan Aku Kekuatan (Fazila)
43
Di Rumah Tahfiz
44
Di Rumah Tahfidz (Part2)
45
Di Kediaman Shekar
46
Di Kediaman Shekar (Part2)
47
Bertemu Teman Lama (Matthew)
48
Bertemu Teman Lama (Part2)
49
Di Hotel
50
Ciuman Perdana
51
Malu!
52
Penolakan?
53
Di Kamar
54
Di Kamar (Part2)
55
Kerinduan (Matthew)
56
Kehangatan
57
Mengurai Masa Lalu
58
Mengurai Masa Lalu (Part2)
59
Di Dapur
60
Ancaman?
61
Ancaman (Part2)
62
Kunjungan (Matthew)
63
Sambutan
64
Memeluk Fazila (Refal)
65
Pesta
66
I Love You
67
Menatap Mu (Refal&Fazila)
68
Malam Penuh Cinta
69
Kedatangan Matthew
70
Bertemu Lagi
71
Mencoba Bicara (Matthew)
72
Di Stasiun Radio (Fazila)
73
Kejutan
74
Cinta Tidak Seperti Itu!
75
Mekarmu Hanya Sekali
76
Rencana?
77
Cinta Dan Dendam?
78
Mimpi Buruk
79
Benang Kusut
80
Di Villa
81
Di Villa (Part2)
82
Penyesalan Melan
83
Sarapan
84
Bukan Kisah Sementara
85
Pengakuan Cinta
86
Pengganggu!
87
Sabar!
88
Kerinduan?
89
Luapan Amarah
90
Salah Sasaran
91
Part 91
92
Cemburu (Refal)
93
Perdebatan
94
Kesetiaan
95
Kecewa (Matthew)
96
Seluas Semesta!
97
Di Apartemen (Matthew)
98
Bukan Mimpi!
99
Tidak Di Takdirkan
100
Meminta Maaf (Matthew)
101
Dia, Siapa?
102
Meredam Amarah!
103
Kesempatan Kedua!
104
Kabar Baik!
105
Malam Yang Indah
106
Malam Yang Indah (Part2)
107
Rahasia? (Matthew)
108
Rahasia Matthew! (Part2)
109
Semakin Jatuh Cinta (Matthew)
110
Titik Terendah (Matthew)
111
Berdua Dengan-Mu (Refal&Fazila)
112
Menyusun Rencana!
113
Bahaya Mengintai!
114
Menghilang! (Fazila)
115
Hadiah Untuk Matthew!
116
Hadiah Untuk Matthew (Part2)
117
Firasat Ummi Fatimah!
118
Firasat Ummi Fatimah! (Part2)
119
Permohonan Fazila!
120
Pingsan! (Refal)
121
Siuman! (Fazila)
122
Meminta Izin! (Fazila)
123
Tak Takut (Fazila)
124
Menasihati Abbas! (Fazila)
125
Kejutan Besar!
126
Terluka lagi!
127
Di Ruang Oprasi! (Fazila)
128
Meneteskan Air Mata (Refal&Fazila)
129
Terasa Nyata! (Matthew)
130
Penolakan Refal!
131
Nona Sempurna!
132
Adegan Menyedihkan!
133
Pembuat Onar Itu?
134
Syahadat Cinta!
135
Hampir tersadar!
136
Merasa Bahagia (Matthew)
137
Ingin Shalat!
138
Shalat Pertama! (Matthew)
139
Hanya Mimpi!
140
Tidak Percaya!
141
Tidak percaya (Part2)
142
Permintaaan Maaf Nyonya Dewa
143
Surat Dari Matthew!
144
Fazila Titipan Dari Surga
145
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!