Amarah (Fazila)

"Aku sangat kesal sampai ingin meninju wajah kalian bertiga. Sekarang katakan, bagaimana caraku menghukum kalian agar kalian jera?" Fazila berucap dengan nada suara pelan, gigi-giginya bergemeletuk menahan amarah.

"Apa kalian tahu apa yang kalian lakukan hari ini membuat ku sangat jengkel? Selama ini aku selalu saja mengabaikan kesalahan kalian, tapi hari ini tidak lagi.

Hari ini aku akan bersikap tegas sampai kalian tidak akan bisa menatap wajah kalian di depan cermin." Gerutu Fazila, tatapannya setajam belati, seolah ingin menguliti lawan bicaranya.

Pak Gubernur dan Asistennya hanya bisa menelan saliva mendengar kemarahan gadis anggun yang berdiri di depannya.

Amarah sebesar itu? Ada apa dengan wanita aneh ini? Tidak heran aku memanggilnya Singa betina, saat dia marah dia bahkan lebih buruk dari apa yang ku bayangkan.

Apa masalahnya dengan jatuh menimpaku? Aku tampan, dan semua wanita tidak akan menyesal mendapatkan pria seperti ku. Aku rasa wanita ini berasal dari dunia berbeda. Gumam Refal di dalam hatinya.

"Nona, mereka hanya anak muda yang masih labil. Tak bisakah kau bicara baik-baik padanya? Amarah mu benar-benar menakutkan!" Timpal Refal sambil menatap punggung Fazila.

"Tidak, bisa. Kenapa?" Kali ini Fazila balas menatap Refal. Untuk sesaat tatapan mereka bertemu. Tidak ada perasaan apa pun selain amarah yang tersimpan.

"Mereka mahasiswa ku. Dan sudah sewajarnya aku bertindak tegas pada mereka, kesalahan mereka kali ini benar-benar sangat patal." Ucap Fazila dengan nada suara tegas.

"Kalian bertiga ikut dengan ku ke ruang Kerjaku!" Perintah Fazila sambil menunjuk dengan jari telunjuknya.

"Dan untuk anda, saya tidak bisa berterima kasih. Saya hanya bisa mengucapkan, semoga kita tidak punya kesempatan untuk bertemu lagi." Ucap Fazila sambil melipat kedua tangan di depan dada.

"Bagus, saya juga memikirkan hal yang sama." Timpal Refal sambil menyebikkan bibir tipisnya.

Untuk pertama kalinya Bima melihat sisi berbeda dari Gubernur yang sudah lama ia ladeni. Ia melihat bukan pertengkaran yang terjadi di depannya melainkan pemandangan yang sangat manis.

Ada yang manis tapi bukan Gula atau Madu. Lalu apa? Bima merunduk sambil tersenyum. Rasanya ia ingin tertawa lepas, namun sebisanya ia menahan diri agar amarah Pak Gubernur tidak meledak seperti biasa.

Sedetik kemudian Fazila mulai beranjak dari tempat berdirinya, berjalan pelan sambil menenteng tas di tangan kirinya. Ia berjalan di ikuti oleh ketiga adik-adiknya. Fazila sedang berpikir hukuman apa yang akan ia berikan pada adik-adik nakalnya.

Sejujurnya Fazila jarang sekali marah pada Fatih yang merupakan adik kandungnya, atau pada Regan dan Umang yang merupakan sepupu kembarnya, anak dari Tante Sabina dan Pamannya, Dokter Araf.

Seumur hidup, Fazila bahkan tidak pernah memegang tangan pria mana pun. Tapi berkat kekonyolan ketiga adiknya, Fazila justru terjatuh kedalam pelukan seorang pria asing. Baginya itu benar-benar musibah besar, mengingat hal itu membuat amarahnya semakin memuncak.

...***...

Di kantor Fazila, berdiri Fatih, Regan dan Umang dengan satu kaki. Lima belas menit berlalu namun tidak ada tanda-tanda Fazila akan menghentikan hukumannya. Setiap kali kaki adik-adiknya menyentuh lantai maka dengan cepat Fazila akan menyuruh mereka melakukan Squat Jump.

"Kakak, kapan hukuman ini akan berakhir? Rasanya kakiku sangat ngilu. Bagaimana kalau aku tidak bisa berjalan besok pagi?" Umang mengeluh sambil menurunkan kakinya.

"Apa kalian ingin melakukan ini seharian? Amarah ku masih belum reda! Apa yang kalian lakukan hari ini benar-benar keterlaluan. Jika kalian bukan adik ku, aku pastikan akan mematahkan lengan kalian bertiga." Gerutu Fazila sambil menatap ketiga adiknya dengan tatapan tajam.

Dengan cepat Umang kembali mengangkat satu kakinya. Sementara itu, Fatih dan Regan tidak berani membuka mulutnya. Mereka tahu mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah. Dan mereka juga tahu kakak perempuannya bukanlah orang yang kejam.

"Kalian tahu, kan? Seumur hidup kakak, kakak tidak pernah memegang tangan pria mana pun. Bukan karena kakak tidak laku, kakak tidak melakukan itu karena kakak tahu mereka tidak halal untuk kakak.

Tapi kali ini kalian bertiga sangat keterlaluan, kalian membuat kakak kalian memeluk pria asing, pria yang kakak sendiri tidak tahu asal usulnya. Apa kakak harus berterima kasih pada kalian?" Fazila bertanya pada ketiga adiknya dengan derai air mata.

"Kakak tidak mau bicara dengan kalian, entah di kampus atau di rumah." Sambung Fazila lagi kemudian keluar dari kantornya sambil menghapus mata dengan punggung tangannya.

"Kakak. Aku minta maaf." Ucap Fatih sambil mengejar Fazila dan di ikuti oleh kedua sepupu kembarnya.

Di kampus tidak ada yang tahu kalau Fazila, Fatih, si kembar Umang dan Regan adalah Saudara. Karena mereka jarang sekali terlibat pembicaraan saat berada di kampus kecuali saat berada di dalam kelas.

Itu memang keinginan Fatih yang ingin merahasiakan hubungan mereka, Fatih terlalu takut di cemooh oleh teman sekelasnya jika sampai gagal dalam mata kuliah yang di ajarkan kakaknya sendiri.

"Kakak maafkan kami!" Ucap Fatih sambil bersujud di depan Fazila, air matanya tak berhenti menetes sampai membuat Fazila merasakan iba.

"Aku mencintai Mia, kakak. Hari ini aku ingin berlagak seperti Pahlawan yang akan menolongnya. Aku membuat kesalahan, aku minta maaf!"

"Fatih, bukankah kakak sudah bilang wanita itu berharga, maka hargai mereka. Apa kamu mau pria lain memperlakukan kakak mu sama seperti kamu memperlakukan gadis-gadis incaran mu itu?

Hari ini kamu ingin menjatuhkan Mia agar kamu bisa memeluknya, kan? Sekarang lihat, apa yang sudah kamu lakukan? Kakak mu sendiri lah yang jatuh kedalam pelukan orang asing? Kakak jijik, Fatih. Kakak merasa sesak. Biarkan kakak sendiri dan jangan ganggu kakak lagi." Omel Fazila dengan nada suara bergetar. Ia kembali menghapus sudut mata dengan punggung tangannya.

Dada Fatih, Umang, dan Regan terasa bagai di iris belati mendengar ucapan kakak perempuannya. Selama ini mereka tidak pernah melihat kakaknya sehancur ini. Apalah dayanya nasi memang sudah menjadi bubur, yang harus mereka lakukan sekarang adalah berusaha keras untuk mendapatkan maaf walau itu akan terasa sedikit sulit karena kesalahan kali ini benar-benar patal.

Dan tanpa Fazila sadari sepasang mata sedang menatapnya dengan tatapan tajam.

...***...

"Ini. Ambillah." Refal menyodorkan kotak berwarna biru sambil menatap lawan bicaranya.

"Hay Nona jutek, aku bicara dengan mu. Apa kau mendengar ku? Aaaa iya, aku lupa. Kau sedang patah hati alias sedang bertengkar dengan brondong mu, karena itu lah wajah mu terlihat memerah seperti udang rebus. Iya, kan?" Ucap Refal sambil tersenyum tipis. Sebenarnya ia berusaha menghibur lawan bicaranya. Sayang sekali, ia bukan sosok yang humoris. Setiap huruf yang ia rangkai menjadi kata-kata terasa bagai air garam yang menyirami luka yang telah menganga.

Ohhhh... Tidak. Apa aku melakukan kesalahan? Gumam Refal di dalam hatinya sembari menatap wajah sosok anggun yang berdiri di depannya.

...***...

Terpopuler

Comments

hartatik hartatik

hartatik hartatik

fazila bkn tandinganmu refal

2022-06-12

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Tak Terduga
2 Melawan Berandal (Fazila)
3 Menyelamatkan Maya
4 Menyelamatkan Maya (Part2)
5 Undangan Dari Universitas
6 Ingin Menjodohkan
7 Tentang Refal
8 Menolong Tunarungu (Fazila)
9 Terjatuh (Fazila VS Refal)
10 Amarah (Fazila)
11 Menjemput Matthew
12 Ingin Bertemu Fazila (Refal)
13 Di Kantor (Refal)
14 Mansion Tuan Alan
15 Penggerebekan!
16 Adu Jotos
17 Kunjungan Tuan&Nyonya Sekar
18 Tertutup Warna (Fazila)
19 Kagum!
20 Pulang (Refal)
21 Di Restoran!
22 Pria Mesum
23 Pertemuan (Fazila&Matthew)
24 Kunjungan Papa
25 Setuju Untuk Bertemu
26 Bertemu lagi (Fazila&Refal)
27 Meminta Waktu!
28 Gelisah (Matthew)
29 Syarat Dari Fazila
30 Lega! (Refal)
31 Keinginan Refal
32 Cahaya Tahajud!
33 Keputusan Fazila
34 Berpamitan! (Matthew)
35 Lamaran!
36 Matthew Jatuh Cinta?
37 Kekesalan Matthew
38 Sah!
39 Kamar pengantin
40 Mengurai Masa Lalu
41 Berpegangan tangan.
42 Jadikan Aku Kekuatan (Fazila)
43 Di Rumah Tahfiz
44 Di Rumah Tahfidz (Part2)
45 Di Kediaman Shekar
46 Di Kediaman Shekar (Part2)
47 Bertemu Teman Lama (Matthew)
48 Bertemu Teman Lama (Part2)
49 Di Hotel
50 Ciuman Perdana
51 Malu!
52 Penolakan?
53 Di Kamar
54 Di Kamar (Part2)
55 Kerinduan (Matthew)
56 Kehangatan
57 Mengurai Masa Lalu
58 Mengurai Masa Lalu (Part2)
59 Di Dapur
60 Ancaman?
61 Ancaman (Part2)
62 Kunjungan (Matthew)
63 Sambutan
64 Memeluk Fazila (Refal)
65 Pesta
66 I Love You
67 Menatap Mu (Refal&Fazila)
68 Malam Penuh Cinta
69 Kedatangan Matthew
70 Bertemu Lagi
71 Mencoba Bicara (Matthew)
72 Di Stasiun Radio (Fazila)
73 Kejutan
74 Cinta Tidak Seperti Itu!
75 Mekarmu Hanya Sekali
76 Rencana?
77 Cinta Dan Dendam?
78 Mimpi Buruk
79 Benang Kusut
80 Di Villa
81 Di Villa (Part2)
82 Penyesalan Melan
83 Sarapan
84 Bukan Kisah Sementara
85 Pengakuan Cinta
86 Pengganggu!
87 Sabar!
88 Kerinduan?
89 Luapan Amarah
90 Salah Sasaran
91 Part 91
92 Cemburu (Refal)
93 Perdebatan
94 Kesetiaan
95 Kecewa (Matthew)
96 Seluas Semesta!
97 Di Apartemen (Matthew)
98 Bukan Mimpi!
99 Tidak Di Takdirkan
100 Meminta Maaf (Matthew)
101 Dia, Siapa?
102 Meredam Amarah!
103 Kesempatan Kedua!
104 Kabar Baik!
105 Malam Yang Indah
106 Malam Yang Indah (Part2)
107 Rahasia? (Matthew)
108 Rahasia Matthew! (Part2)
109 Semakin Jatuh Cinta (Matthew)
110 Titik Terendah (Matthew)
111 Berdua Dengan-Mu (Refal&Fazila)
112 Menyusun Rencana!
113 Bahaya Mengintai!
114 Menghilang! (Fazila)
115 Hadiah Untuk Matthew!
116 Hadiah Untuk Matthew (Part2)
117 Firasat Ummi Fatimah!
118 Firasat Ummi Fatimah! (Part2)
119 Permohonan Fazila!
120 Pingsan! (Refal)
121 Siuman! (Fazila)
122 Meminta Izin! (Fazila)
123 Tak Takut (Fazila)
124 Menasihati Abbas! (Fazila)
125 Kejutan Besar!
126 Terluka lagi!
127 Di Ruang Oprasi! (Fazila)
128 Meneteskan Air Mata (Refal&Fazila)
129 Terasa Nyata! (Matthew)
130 Penolakan Refal!
131 Nona Sempurna!
132 Adegan Menyedihkan!
133 Pembuat Onar Itu?
134 Syahadat Cinta!
135 Hampir tersadar!
136 Merasa Bahagia (Matthew)
137 Ingin Shalat!
138 Shalat Pertama! (Matthew)
139 Hanya Mimpi!
140 Tidak Percaya!
141 Tidak percaya (Part2)
142 Permintaaan Maaf Nyonya Dewa
143 Surat Dari Matthew!
144 Fazila Titipan Dari Surga
145 Terima Kasih
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Pertemuan Tak Terduga
2
Melawan Berandal (Fazila)
3
Menyelamatkan Maya
4
Menyelamatkan Maya (Part2)
5
Undangan Dari Universitas
6
Ingin Menjodohkan
7
Tentang Refal
8
Menolong Tunarungu (Fazila)
9
Terjatuh (Fazila VS Refal)
10
Amarah (Fazila)
11
Menjemput Matthew
12
Ingin Bertemu Fazila (Refal)
13
Di Kantor (Refal)
14
Mansion Tuan Alan
15
Penggerebekan!
16
Adu Jotos
17
Kunjungan Tuan&Nyonya Sekar
18
Tertutup Warna (Fazila)
19
Kagum!
20
Pulang (Refal)
21
Di Restoran!
22
Pria Mesum
23
Pertemuan (Fazila&Matthew)
24
Kunjungan Papa
25
Setuju Untuk Bertemu
26
Bertemu lagi (Fazila&Refal)
27
Meminta Waktu!
28
Gelisah (Matthew)
29
Syarat Dari Fazila
30
Lega! (Refal)
31
Keinginan Refal
32
Cahaya Tahajud!
33
Keputusan Fazila
34
Berpamitan! (Matthew)
35
Lamaran!
36
Matthew Jatuh Cinta?
37
Kekesalan Matthew
38
Sah!
39
Kamar pengantin
40
Mengurai Masa Lalu
41
Berpegangan tangan.
42
Jadikan Aku Kekuatan (Fazila)
43
Di Rumah Tahfiz
44
Di Rumah Tahfidz (Part2)
45
Di Kediaman Shekar
46
Di Kediaman Shekar (Part2)
47
Bertemu Teman Lama (Matthew)
48
Bertemu Teman Lama (Part2)
49
Di Hotel
50
Ciuman Perdana
51
Malu!
52
Penolakan?
53
Di Kamar
54
Di Kamar (Part2)
55
Kerinduan (Matthew)
56
Kehangatan
57
Mengurai Masa Lalu
58
Mengurai Masa Lalu (Part2)
59
Di Dapur
60
Ancaman?
61
Ancaman (Part2)
62
Kunjungan (Matthew)
63
Sambutan
64
Memeluk Fazila (Refal)
65
Pesta
66
I Love You
67
Menatap Mu (Refal&Fazila)
68
Malam Penuh Cinta
69
Kedatangan Matthew
70
Bertemu Lagi
71
Mencoba Bicara (Matthew)
72
Di Stasiun Radio (Fazila)
73
Kejutan
74
Cinta Tidak Seperti Itu!
75
Mekarmu Hanya Sekali
76
Rencana?
77
Cinta Dan Dendam?
78
Mimpi Buruk
79
Benang Kusut
80
Di Villa
81
Di Villa (Part2)
82
Penyesalan Melan
83
Sarapan
84
Bukan Kisah Sementara
85
Pengakuan Cinta
86
Pengganggu!
87
Sabar!
88
Kerinduan?
89
Luapan Amarah
90
Salah Sasaran
91
Part 91
92
Cemburu (Refal)
93
Perdebatan
94
Kesetiaan
95
Kecewa (Matthew)
96
Seluas Semesta!
97
Di Apartemen (Matthew)
98
Bukan Mimpi!
99
Tidak Di Takdirkan
100
Meminta Maaf (Matthew)
101
Dia, Siapa?
102
Meredam Amarah!
103
Kesempatan Kedua!
104
Kabar Baik!
105
Malam Yang Indah
106
Malam Yang Indah (Part2)
107
Rahasia? (Matthew)
108
Rahasia Matthew! (Part2)
109
Semakin Jatuh Cinta (Matthew)
110
Titik Terendah (Matthew)
111
Berdua Dengan-Mu (Refal&Fazila)
112
Menyusun Rencana!
113
Bahaya Mengintai!
114
Menghilang! (Fazila)
115
Hadiah Untuk Matthew!
116
Hadiah Untuk Matthew (Part2)
117
Firasat Ummi Fatimah!
118
Firasat Ummi Fatimah! (Part2)
119
Permohonan Fazila!
120
Pingsan! (Refal)
121
Siuman! (Fazila)
122
Meminta Izin! (Fazila)
123
Tak Takut (Fazila)
124
Menasihati Abbas! (Fazila)
125
Kejutan Besar!
126
Terluka lagi!
127
Di Ruang Oprasi! (Fazila)
128
Meneteskan Air Mata (Refal&Fazila)
129
Terasa Nyata! (Matthew)
130
Penolakan Refal!
131
Nona Sempurna!
132
Adegan Menyedihkan!
133
Pembuat Onar Itu?
134
Syahadat Cinta!
135
Hampir tersadar!
136
Merasa Bahagia (Matthew)
137
Ingin Shalat!
138
Shalat Pertama! (Matthew)
139
Hanya Mimpi!
140
Tidak Percaya!
141
Tidak percaya (Part2)
142
Permintaaan Maaf Nyonya Dewa
143
Surat Dari Matthew!
144
Fazila Titipan Dari Surga
145
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!