Menjemput Matthew

"Bukan kah tadi saya sudah bilang saya tidak ingin bertemu dengan anda lagi? Kenapa anda masih disini? Apa anda mengikuti saya?" Fazila bertanya sambil merunduk. Rasanya ia tidak punya tenaga untuk berdebat.

Berdiri di depan pria rupawan yang tidak ia kenal semakin membuatnya kesal. Seolah ada aura negatip dalam diri pria yang ada di depannya itu, karena itulah dia tidak ingin berada di dekatnya terlalu lama.

"Aku bilang ini untuk mu!"

"Hay tuan asing, kita tidak saling mengenal sampai harus mewajibkan anda memberikan hadiah untuk ku. Simpan semua itu untuk dirimu sendiri. Aku tidak akan menerima hadiah dari orang yang tidak ku kenal. Aku adalah pegawai yang jujur, aku tidak menerima sogokan dari siapa pun. Anda paham?"

Mendengar ucapan wanita anggun yang berdiri di depannya membuat Refal semakin kesal. Ia berpikir seharusnya ia buang saja tas berisi dompet wanita arogan yang berdiri di depannya itu.

"Nona, saya minta maaf. Karena kesalahan saya anda jadi terluka. Pak Gubernur tidak melakukan kesalahan dengan memarahi saya. Karena saya pantas mendapatkannya.

Hari itu saya kurang hati-hati saat menyetir. Dan itu barang anda yang tertinggal di lokasi kejadian." Ucap Bima menjelaskan panjang kali lebar. Tadinya ia berpikir tidak akan masuk kedalam perdebatan dua sosok indah yang berdiri di depannya. Sayang sekali, mau tidak mau ia harus terlibat agar perdebatannya tidak melebar kemana-mana.

Gubernur!

Satu kata itu kini memenuhi rongga dada Fazila. Ia merasa menyesal karena bicara kasar. Seandainya ia tahu orang yang ia marahi sejak seminggu yang lalu adalah sosok yang di nantikan oleh semua rekan kerjanya.

Tanpa berpikir panjang Fazila langsung mengambil bingkisan itu dari tangan Refal. Membukanya perlahan tanpa menghiraukan dua pria yang berdiri di depannya.

"Masya Allah... Aku benar-benar ceroboh." Ucap Fazila terkejut. Netranya membulat sempurna menatap isi kotak yang ada di tangannya. Ada kartu identitas, STNK, dan beberapa ATM yang terselip di dompetnya. Hal yang paling penting dari semua itu adalah, ada sebuah cincin emas di dalam dompet itu, cincin emas yang berukirkan namanya, hadiah itu khusus di berikan oleh mendiang Nenek Buyut dan Kakek buyunya, Oma dan Opa dari Abinya, yakni Ade Wijaya dan Ochi Wijaya.

"Maafkan Fazila Kakek Buyut, maafkan Fazila Nenek Buyut. Fazila hampir saja kehilangan cincin berharga pemberian kalian. Mulai hari ini Fazila janji Fazila akan selalu memakai cincin ini." Ucap Fazila sambil tersenyum. Sebenarnya Fazila tidak terlalu suka menggunakan perhiasan karena itulah ia memasukkan cincinnya di dalam dompet.

Ceesss!

Dada Refal berdebar. Senyuman indah gadis yang berdiri di depannya berhasil menghipnotis alam bawah sadarnya. Untuk sesaat ia bahkan sampai melupakan Hilya.

Ada apa dengan ku? Gumam Refal di dalam hatinya. Ia bahkan sampai menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Melihat ekspresi yang di tunjukan atasannya membuat Bima merasa lega.

"Saya benar-benar minta maaf. Saya salah sangka dan saya telah curiga. Sekali lagi saya benar-benar minta maaf." Ucap Fazila sambil menangkupkan kedua tangan di depan dada.

Akhirnya kesalah pahaman yang tercipta di antara kedua anak manusia itu bisa terselesaikan dengan damai. Fazila dan Refal kini berjalan menuju Aula kampus dan di ikuti oleh Bima di belakangnya. Akan seperti apa kisah masa depan mereka hanya Allah yang tahu.

...***...

Sementara itu di tempat berbeda, tepatnya di bandara Soekarno-Hatta International Airport berdiri Bagas sambil membawa papan nama. Sejak pagi Pak Alan memerintahkannya untuk menjemput rekan bisnisnya yang datang dari Pulau Dewata, tiga jam berlalu namun orang yang ia nantikan tak kunjung datang.

Sejujurnya Bagas merasa lelah, ia juga merasa kesal. Bagaimana mungkin ada orang yang tidak profesional dalam membuat janji? Bagas tahu tamu yang di tunggu-tunggu oleh Pak Alan sudah tiba sejak dua jam yang lalu. Entah dimana dia tersangkut sampai batang hidungnya masih saja tak terlihat.

"Selamat siang, apa anda Bagas?"

Seseorang menghampiri Bagas sambil tersenyum lebar, wajahnya sangat tampan.

"Iya, benar. Anda siapa?" Bagas bertanya tanpa menurunkan papan nama yang masih ia junjung tinggi.

Tak.Tak.Tak.

Pria rupawan yang berdiri di depan Bagas mengetuk papan nama yang terbuat dari kertas itu dengan ponselnya.

"Aku lah yang anda nantikan, namaku Matthew Adyamarta."

"Apa anda tidak salah orang?" Bagas bertanya sambil menurunkan kedua tangannya.

"Tidak. Saya yakin saya tidak salah orang."

"Jika anda tuan Matthew, apa alasan anda tidak menampakkan diri? Bukankah sejak tadi anda duduk di kursi itu?" Kali ini Bagas bertanya serius, tatapannya seolah menjelaskan betapa dalam kekesalannya pada pria muda yang ada di depannya itu. Bagaimana mungkin pria rupawan itu membuatnya menanti selama berjam-jam sementara dia yang di nanti malah asyik bermain ponsel tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Bisnis itu terkadang melatih seseorang menjadi sosok yang tangguh. Dalam proses perjalanan mengembangkan usaha itu bisa saja kita tidak di lirik, saat semua itu terjadi hal yang harus kita lakukan adalah mempertebal kesabaran.

Hari ini saya sedang menguji kesabaran anda. Seberapa sabarkah anda menghadapi klien yang tengil seperti saya, maka sebesar itu pula saya percaya kalau bos anda adalah orang yang bisa si percaya dan bijaksana.

Jujur, saya menilai seseorang selalu dari kesan pertama pertemuan kita. Dan Naluri ku selalu benar, kali ini pun sama." Ucap Matthew menjelaskan.

"Saya akan mengantar anda ke rumah Tuan Alan, beliau berpesan setelah anda istirahan di sana, malamnya saya akan mengantar tuan ke Hotel." Ucap Bagas tanpa melepaskan tatapan dari lawan bicaranya.

"Terserah anda saja. Itu juga tidak buruk."

"Mari, Tuan. Ikuti saya."

Bagas dan Matthew berjalan keluar bandara, karena ini akhir pekan aktivitas di bandara pun cukup ramai. Seorang pria paruh baya bahkan sampai menabrak Matthew setelah mendengar pesawatnya akan segera berangkat.

"Maaf, nak. Bapak tidak sengaja. Bapak sedang terburu-buru."

"Tidak apa-apa. Bapak tidak perlu menyesal. Hal seperti ini kadang kala terjadi dalam keramaian. Bapak boleh pergi." Balas Matthew dengan senyuman seindah purnama.

Saya pun menilai anda dari kesan pertemuan pertama kita. Anda orang yang baik. Semoga bisnis anda dan Tuan Alan berjalan lancar tanpa ada kendala. Gumam Bagas di dalam hatinya setelah melihat kebijaksanaan pria tampan yang berdiri di depannya.

"Aku bisa masuk sendiri, aku bisa melakukan hal sederhana ini. Lagi pula, aku tumbuh dengan menaklukkan ombak di Bali, masa iya lelaki kekar seperti ku masuk mobil saja harus di bukakan pintu." Guyon Matthew saat melihat Bagas mempersilahkannya masuk kedalam Mobil mahal milik Bos besarnya, Alan Wijaya.

"Saya pikir saya akan bertemu dengan pria tua yang bengis, ternyata tidak di sangka saya malah bertemu dengan pria tampan dan bijaksana seperti tuan Matthew. Tuan Alan juga tidak mengatakan apa pun tentang siapa yang akan datang." Sambung Bagas pelan, untuk pertama kalinya ia merasa mudah akrab dengan orang asing.

...***...

Terpopuler

Comments

hartatik hartatik

hartatik hartatik

saingan pak gubernur dtg nich

2022-06-12

0

Anin Nafila

Anin Nafila

pilih siapa ya kira2...kalo fazila SM Mattew pak gebernur SM aq aja ya Thor....🤪🤪🤪💪💪💪💪 semangat ngetiknya thorrrr

2022-05-11

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Tak Terduga
2 Melawan Berandal (Fazila)
3 Menyelamatkan Maya
4 Menyelamatkan Maya (Part2)
5 Undangan Dari Universitas
6 Ingin Menjodohkan
7 Tentang Refal
8 Menolong Tunarungu (Fazila)
9 Terjatuh (Fazila VS Refal)
10 Amarah (Fazila)
11 Menjemput Matthew
12 Ingin Bertemu Fazila (Refal)
13 Di Kantor (Refal)
14 Mansion Tuan Alan
15 Penggerebekan!
16 Adu Jotos
17 Kunjungan Tuan&Nyonya Sekar
18 Tertutup Warna (Fazila)
19 Kagum!
20 Pulang (Refal)
21 Di Restoran!
22 Pria Mesum
23 Pertemuan (Fazila&Matthew)
24 Kunjungan Papa
25 Setuju Untuk Bertemu
26 Bertemu lagi (Fazila&Refal)
27 Meminta Waktu!
28 Gelisah (Matthew)
29 Syarat Dari Fazila
30 Lega! (Refal)
31 Keinginan Refal
32 Cahaya Tahajud!
33 Keputusan Fazila
34 Berpamitan! (Matthew)
35 Lamaran!
36 Matthew Jatuh Cinta?
37 Kekesalan Matthew
38 Sah!
39 Kamar pengantin
40 Mengurai Masa Lalu
41 Berpegangan tangan.
42 Jadikan Aku Kekuatan (Fazila)
43 Di Rumah Tahfiz
44 Di Rumah Tahfidz (Part2)
45 Di Kediaman Shekar
46 Di Kediaman Shekar (Part2)
47 Bertemu Teman Lama (Matthew)
48 Bertemu Teman Lama (Part2)
49 Di Hotel
50 Ciuman Perdana
51 Malu!
52 Penolakan?
53 Di Kamar
54 Di Kamar (Part2)
55 Kerinduan (Matthew)
56 Kehangatan
57 Mengurai Masa Lalu
58 Mengurai Masa Lalu (Part2)
59 Di Dapur
60 Ancaman?
61 Ancaman (Part2)
62 Kunjungan (Matthew)
63 Sambutan
64 Memeluk Fazila (Refal)
65 Pesta
66 I Love You
67 Menatap Mu (Refal&Fazila)
68 Malam Penuh Cinta
69 Kedatangan Matthew
70 Bertemu Lagi
71 Mencoba Bicara (Matthew)
72 Di Stasiun Radio (Fazila)
73 Kejutan
74 Cinta Tidak Seperti Itu!
75 Mekarmu Hanya Sekali
76 Rencana?
77 Cinta Dan Dendam?
78 Mimpi Buruk
79 Benang Kusut
80 Di Villa
81 Di Villa (Part2)
82 Penyesalan Melan
83 Sarapan
84 Bukan Kisah Sementara
85 Pengakuan Cinta
86 Pengganggu!
87 Sabar!
88 Kerinduan?
89 Luapan Amarah
90 Salah Sasaran
91 Part 91
92 Cemburu (Refal)
93 Perdebatan
94 Kesetiaan
95 Kecewa (Matthew)
96 Seluas Semesta!
97 Di Apartemen (Matthew)
98 Bukan Mimpi!
99 Tidak Di Takdirkan
100 Meminta Maaf (Matthew)
101 Dia, Siapa?
102 Meredam Amarah!
103 Kesempatan Kedua!
104 Kabar Baik!
105 Malam Yang Indah
106 Malam Yang Indah (Part2)
107 Rahasia? (Matthew)
108 Rahasia Matthew! (Part2)
109 Semakin Jatuh Cinta (Matthew)
110 Titik Terendah (Matthew)
111 Berdua Dengan-Mu (Refal&Fazila)
112 Menyusun Rencana!
113 Bahaya Mengintai!
114 Menghilang! (Fazila)
115 Hadiah Untuk Matthew!
116 Hadiah Untuk Matthew (Part2)
117 Firasat Ummi Fatimah!
118 Firasat Ummi Fatimah! (Part2)
119 Permohonan Fazila!
120 Pingsan! (Refal)
121 Siuman! (Fazila)
122 Meminta Izin! (Fazila)
123 Tak Takut (Fazila)
124 Menasihati Abbas! (Fazila)
125 Kejutan Besar!
126 Terluka lagi!
127 Di Ruang Oprasi! (Fazila)
128 Meneteskan Air Mata (Refal&Fazila)
129 Terasa Nyata! (Matthew)
130 Penolakan Refal!
131 Nona Sempurna!
132 Adegan Menyedihkan!
133 Pembuat Onar Itu?
134 Syahadat Cinta!
135 Hampir tersadar!
136 Merasa Bahagia (Matthew)
137 Ingin Shalat!
138 Shalat Pertama! (Matthew)
139 Hanya Mimpi!
140 Tidak Percaya!
141 Tidak percaya (Part2)
142 Permintaaan Maaf Nyonya Dewa
143 Surat Dari Matthew!
144 Fazila Titipan Dari Surga
145 Terima Kasih
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Pertemuan Tak Terduga
2
Melawan Berandal (Fazila)
3
Menyelamatkan Maya
4
Menyelamatkan Maya (Part2)
5
Undangan Dari Universitas
6
Ingin Menjodohkan
7
Tentang Refal
8
Menolong Tunarungu (Fazila)
9
Terjatuh (Fazila VS Refal)
10
Amarah (Fazila)
11
Menjemput Matthew
12
Ingin Bertemu Fazila (Refal)
13
Di Kantor (Refal)
14
Mansion Tuan Alan
15
Penggerebekan!
16
Adu Jotos
17
Kunjungan Tuan&Nyonya Sekar
18
Tertutup Warna (Fazila)
19
Kagum!
20
Pulang (Refal)
21
Di Restoran!
22
Pria Mesum
23
Pertemuan (Fazila&Matthew)
24
Kunjungan Papa
25
Setuju Untuk Bertemu
26
Bertemu lagi (Fazila&Refal)
27
Meminta Waktu!
28
Gelisah (Matthew)
29
Syarat Dari Fazila
30
Lega! (Refal)
31
Keinginan Refal
32
Cahaya Tahajud!
33
Keputusan Fazila
34
Berpamitan! (Matthew)
35
Lamaran!
36
Matthew Jatuh Cinta?
37
Kekesalan Matthew
38
Sah!
39
Kamar pengantin
40
Mengurai Masa Lalu
41
Berpegangan tangan.
42
Jadikan Aku Kekuatan (Fazila)
43
Di Rumah Tahfiz
44
Di Rumah Tahfidz (Part2)
45
Di Kediaman Shekar
46
Di Kediaman Shekar (Part2)
47
Bertemu Teman Lama (Matthew)
48
Bertemu Teman Lama (Part2)
49
Di Hotel
50
Ciuman Perdana
51
Malu!
52
Penolakan?
53
Di Kamar
54
Di Kamar (Part2)
55
Kerinduan (Matthew)
56
Kehangatan
57
Mengurai Masa Lalu
58
Mengurai Masa Lalu (Part2)
59
Di Dapur
60
Ancaman?
61
Ancaman (Part2)
62
Kunjungan (Matthew)
63
Sambutan
64
Memeluk Fazila (Refal)
65
Pesta
66
I Love You
67
Menatap Mu (Refal&Fazila)
68
Malam Penuh Cinta
69
Kedatangan Matthew
70
Bertemu Lagi
71
Mencoba Bicara (Matthew)
72
Di Stasiun Radio (Fazila)
73
Kejutan
74
Cinta Tidak Seperti Itu!
75
Mekarmu Hanya Sekali
76
Rencana?
77
Cinta Dan Dendam?
78
Mimpi Buruk
79
Benang Kusut
80
Di Villa
81
Di Villa (Part2)
82
Penyesalan Melan
83
Sarapan
84
Bukan Kisah Sementara
85
Pengakuan Cinta
86
Pengganggu!
87
Sabar!
88
Kerinduan?
89
Luapan Amarah
90
Salah Sasaran
91
Part 91
92
Cemburu (Refal)
93
Perdebatan
94
Kesetiaan
95
Kecewa (Matthew)
96
Seluas Semesta!
97
Di Apartemen (Matthew)
98
Bukan Mimpi!
99
Tidak Di Takdirkan
100
Meminta Maaf (Matthew)
101
Dia, Siapa?
102
Meredam Amarah!
103
Kesempatan Kedua!
104
Kabar Baik!
105
Malam Yang Indah
106
Malam Yang Indah (Part2)
107
Rahasia? (Matthew)
108
Rahasia Matthew! (Part2)
109
Semakin Jatuh Cinta (Matthew)
110
Titik Terendah (Matthew)
111
Berdua Dengan-Mu (Refal&Fazila)
112
Menyusun Rencana!
113
Bahaya Mengintai!
114
Menghilang! (Fazila)
115
Hadiah Untuk Matthew!
116
Hadiah Untuk Matthew (Part2)
117
Firasat Ummi Fatimah!
118
Firasat Ummi Fatimah! (Part2)
119
Permohonan Fazila!
120
Pingsan! (Refal)
121
Siuman! (Fazila)
122
Meminta Izin! (Fazila)
123
Tak Takut (Fazila)
124
Menasihati Abbas! (Fazila)
125
Kejutan Besar!
126
Terluka lagi!
127
Di Ruang Oprasi! (Fazila)
128
Meneteskan Air Mata (Refal&Fazila)
129
Terasa Nyata! (Matthew)
130
Penolakan Refal!
131
Nona Sempurna!
132
Adegan Menyedihkan!
133
Pembuat Onar Itu?
134
Syahadat Cinta!
135
Hampir tersadar!
136
Merasa Bahagia (Matthew)
137
Ingin Shalat!
138
Shalat Pertama! (Matthew)
139
Hanya Mimpi!
140
Tidak Percaya!
141
Tidak percaya (Part2)
142
Permintaaan Maaf Nyonya Dewa
143
Surat Dari Matthew!
144
Fazila Titipan Dari Surga
145
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!