Kami berempat berpisah di depan rumah ketua, begitu pula dengan Eunji yang segera menyusul keluar. Aku merasa seperti ada yang mengikutiku dari belakang. Mengetahui hal itu, langkah kakiku pun mulai berhenti. Aku diam sejenak dan mulai membalikan badanku. Ternyata itu adalah Eunji yang sedang mengikutiku, aku bertanya padanya kenapa dia mengikutiku seperti itu. Dia berjalan ke arahku dan melewatiku sambil berkata ....
“Aku sudah mengatakannya tadi.”
Aku bingung dengan apa yang dia maksud, hingga akhirnya dia menjelaskan dengan nadanya yang begitu menjengkelkan. Dia berkata, bahwa di rumah ketua sudah memberitahuku bahkan juga ketua bahwa rumah kami memang searah. Namun dia memintaku untuk jangan terlalu percaya diri karena dia akan berpisah denganku di persimpangan menuju rumahnya. Aku kesal dan kembali mengikutinya berjalan.
Sesampainya di persimpangan yang Eunji maksud, dia bukannya berbelok, tetapi tetap berjalan lurus dan menyuruhku cepat. Dia bilang dirinya bukan laki-laki yang akan menelantarkan wanita cengeng sepertiku. Aku kesal dan kembali menggodanya, kukatakan bahwa itu hanya akal-akalnya saja agar dia bisa bersamaku lebih lama. Dia tiba-tiba saja berhenti berjalan. Aku yang sudah ada di depannya juga ikut berhenti. Tidak lama setelah itu dia kembali berjalan kearahku sambil berkata samar-samar.
“Kalau iya memang kenapa?” tanya Eunji.
Beberapa kata yang membuatku tersipu malu. Seolah membuyarkan lamunanku, dia menyuruhku untuk berjalan cepat, apakah aku perlu digendong olehnya, lanjutnya. Aku lalu berjalan menyusulnya, wajahku masih saja memerah karena kata-katanya tadi.
Akhirnya kami sudah sampai di rumah dengan selamat. Aku bertanya pada Eunji apakah dia ingin mampir ke rumah terlebih dahulu? Ia menggeleng dan berkata bahwa lain kali saja akan kembali. Sekarang sudah mulai gelap dan besok juga harus sekolah. Aku terpikir kata-kata nya “bahwa dia akan kembali” apakah dia akan datang lagi ke rumahku, kenapa aku sangat malu mendengarnya berkata seperti itu. Rasanya benar-benar berharap dia akan kemari. Akhirnya dia langsung pulang dan meninggalkan aku yang masih tersipu.
Aku masih saja terpikir dengan kata-kata Eunji hari ini, terus saja membuat jantungku berdebar. Rasanya ada yang aneh dengan diriku kenapa semua pikiranku hanya Eunji, Eunji, dan Eunji. Akhirnya aku tertidur dengan bayang-bayang Eunji.
Gawat! Tidak terasa pagi sudah tiba. Pagi ini lagi-lagi kesiangan, aku segera bergegas bersiap dan pamit pada mama. Bahkan aku tidak sempat sarapan, mama sebenarnya memaksaku sarapan tetapi aku benar-benar terlambat dan harus segera pergi. Aku berlari dan berpikir hari ini akan naik bus saja ke sekolah. Di persimpangan menuju rumah Eunji aku mendengar suara yang begitu hangat, dia berkata padaku apakah ada yang akan merampokku hingga aku begitu tergesa-gesa.
Aku berhenti dan menengok asal suara itu. Ternyata benar itu Eunji, aku bertanya padanya kenapa dia masih bisa begitu santai sedangkan ini sudah sangat terlambat. Dia hanya menjawab bahwa hari ini dia memutuskan akan naik bus ke sekolah. Akhirnya kita pergi bersama-sama ke sekolah. Setelah turun dari bus aku meninggalkan Eunji yang masih saja berjalan begitu santai. Aku benar-benar tidak ingin terlambat saat berangkat sekolah. Akhirnya aku sampai dan memasuki ruang kelas dengan nafasku yang masih tersenggal-senggal. Seketika, hal itu membuat seisi kelas memperhatianku.
Aku berjalan menuju mejaku, ketua yang duduk di bagian depan menoleh ke arahku, teman-teman juga bertanya kenapa aku sampai begitu tergesa-gesa. Aku menjawab bahwa hari ini aku bangun terlalu siang, dan aku berangkat menggunakan bus. Pas sekali saat aku duduk tidak lama bel sekolah berbunyi diikuti dengan Eunji yang baru saja masuk kelas. Eunji melewati meja ketua, mata mereka sepertinya sempat beradu dan membuat suasana mengerikan. Seperti biasa dia langsung duduk dan bermimpi indah. Pelajaran pertama hari ini adalah sastra, seperti yang sudah di janjikan hari ini kami akan mempresentasikan hasil diskusi kelompok kami. Kelompok yang pertama maju adalah kelompok Byeol dan Myung.
Dia adalah salah satu yang terpandai di kelas kami, tetapi tidak sepandai Eunji pastinya. Mereka mempresentasikannya dengan sangat baik, semua teman-teman diam memperhatikan mereka. Seperti tersihir oleh pesona Byeol dan kecerdasan Myung. Namun ada juga beberapa teman kami yang tertidur seperti Eunji. Setelah beberapa kelompok sudah maju, kini giliranku dan Eunji. Dia langsung berjalan dan mengikutiku yang sudah hampir sampai ke depan papan tulis. Di situ aku dan Eunji bergantian menjelaskan pokok yang sudah kami kerjakan. Sepertinya tidak ada yang keberatan dengan kerja kami, begitu juga guru yang terlihat mengagumi kinerja kami berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Edonajov Bangngu Riwu
Thanks ya
2020-05-30
0
Wahyu Darkasih💖
aku singgah ka
2020-03-12
0
Sila
semangat kk
2020-02-20
1