Esoknya, ketika di sekolah, aku akan memberikan Eunji satu kotak bekal yang sudahku persiapkan sendiri. Kali ini isinya bukan roti, tetapi gimbap buatanku. Ya, karena aku sedikit merasa menyesal pada Eunji, anggap saja ini permintaan maafku. Saat memberikan padanya, tidak disangka dia menerima kotak bekal yang aku berikan. Awalnya kupikir dia akan menolak lagi seperti nasib kue-kue mama. Rasanya lega sekali dia menerima bekal yang aku berikan.
Bel sekolah berbunyi, pelajaran akan segera dimulai. Guru sudah memasuki kelas kami dan mulai menerangkan "blablablabla". Sangat membuatku pusing. Karena aku tidak menyukai mata pelajaran ini, waktu jadi terasa sangat lama ... hingga akhirnya bel istirahat tiba. Setelah mata pelajaran yang tidak aku suka, ingin rasanya segera keluar dan menyantap menu-menu yang ada di kantin. Sebelum keluar kelas, aku melihat Eunji mengeluarkan bekal yang kuberikan. Entah akan dia apakan bekal pemberianku itu.
“Aera, ayo! Apa lagi yang sedang kamu tunggu?” tanya Youra. Ia memintaku untuk lebih cepat.
“Ah, baiklah."
Aku kembali mengikuti teman-teman sambil melihat ke arah Eunji. Sayangnya aku terburu-buru dan tidak bisa menyaksikan apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Suasana hatiku saat istirahat hingga kembali ke kelas pun masih terasa campur aduk. Bahkan sampai pulang sekolah aku masih merasa tidak tenang hanya karena Eunji. Hah, sebenarnya aku hanya buang-buang waktu saja.
Jam pulang sekolah sudah tiba, aku berencana mampir ke toko mama setelah ini. Sepertinya aku ingin melihat seseorang bekerja.
‘Ah,tidak-tidak. Aera, apa yang sedang kamu pikirkan.’
Otakku mulai berpikir yang macam-macam. Sebenarnya aku hanya penasaran, bagaimana seseorang pemalas seperti dia bisa bekerja, bukan karena menaruh perhatian lebih padanya. Namun, kenapa kesannya aku menjadi sangat peduli dengan Eunji seperti ini. Pikiran itu mulai kuabaikan. Aku juga bergegas pergi ke toko, hingga tak lama kemudian sampai di toko roti mama.
Begitu masuk, mataku langsung melihat ke setiap sudut ruangan. Namun, sama sekali tidak terlihat tanda-tanda kehadirannya di seluruh sudut toko. Rasanya ingin bertanya, tetapi perasaan malu sudah timbul dalam diriku. Aku takut mereka berpikir yang tidak-tidak padaku.
Mama keluar dari dapur dan menyapaku, sepertinya mama terheran-heran aku belakangan ini lumayan sering mampir ke toko. Aku mengatakan bahwa merindukan mama, karena memang tidak terpikir alasan apapun di kepala. Mama hanya tertawa kecil mendengarku berkata seperti itu.
Tiba-tiba mama mengatakan bahwa hari ini dia sedang libur, jadi tidak berada di toko. Aku terkejutdan agak tersipu ketika mendengar mama mengatakan hal itu. Sontak aku langsung mengatakan bahwa tidak mencari dia. Lagi-lagi mama tertawa dan membuatku semakin merasa malu. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang karena tidak ingin digoda mama terus-menerus.
Sesampainya di rumah, aku langsung mandi agar merasa lebih segar. Begitu selesai aku pun menunggu mama pulang sambil duduk termenung di atas tempat tidur. Biasanya aku hanya berbaring di tempat tidur atau akan mengerjakan beberapa pekerjaan rumah dari guru. Namun, hari ini rasanya sedikit gelisah.
‘Apakah dia menyukai gimbap buatanku? Apakah dia memakannya? Atau dia tidak menyukainya? Atau jangan-jangan dia membuangnya?’ Hari ini pikiranku terus terbayang-bayang dengan gimbap.
Waktu terus berlalu, dan aku sudah melewati malam ini dengan perasaan gelisah. Kini pagi hari sudah tiba, dengan membawa sinar mentari yang sangat cerah. Di dapur mama sudah sibuk menyiapkan sarapan untuk kami berdua. Setelah semua tersaji, kami makan bersama dengan sedikit gurauan untuk meramaikan suasana. Hari ini mama memintaku membantunya di toko. Kata mama toko sedang ada diskon untuk menu-menu yang ada, jadi sudah bisa dipastikan akan banyak pelanggan yang datang. Tanpa basa basi aku menerima ajakan mama. Aku juga tidak ingin mama kelelahan karena bekerja, jadi tidak ada salahnya bukan jika aku pergi membantu?
Setelah selesai sarapan, aku berangkat sekolah dengan perut yang kenyang. Hari ini rasanya masakan mama lebih lezat dari biasanya dan benar-benar membuatku merasa puas. Saat di perjalanan menuju sekolah, aku bertemu dengan Eunji. Kami saling sapa seolah sudah melupakan perdebatan yang sering terjadi. Di tengah kecanggungan yang sempat singgah, tiba-tiba dia memberi kotak bekal yang aku berikan padanya kemarin.
Eunji bertanya siapa yang membuat gimbap itu. Aku terkejut dengan pertanyaannya itu. Kenapa dia menanyakan hal yang tidak ada hubungannya dengan rasa makannya. Langsung saja kujawab bahwa aku yang membuat gimbap itu. Dia diam sejenak, benar-benar membuatku merasa tidak tenang.
Setelah cukup lama dia diam, tiba-tiba Eunji memecah keheningan di antara kami. Dia berkata bahwa gimbap buatanku sangat lezat, menurutnya mungkin lebih lezat dari buatan mamaku.
Aku sangat senang mendengarnya berkata seperti itu. Ternyata dia orang yang baik dan bisa menghargai orang lain, tidak seperti yang aku pikirkan selama ini. Hahaha, memang dari awal aku hanya salah paham padanya saja, tetapi justru berlanjut dan tidak melihat sifat Eunji yang sebenarnya.
***
Kami hampir sampai di gerbang sekolah. Karena suasana di antara kita sudah membaik, aku bertanya padanya apakah nanti dia akan pergi bekerja atau tidak. Tanpa memberinya waktu untuk menjawab, aku juga mengajaknya pergi bersama ke toko roti mama. Karena aku akan ke sana, apa salahnya jika kita berangkat bersama. Tidak ada basa-basi, dia pun menyetujui ajakanku untuk pergi ke toko bersama. Hal itu membuatku sedikit tenang.
‘Baiklah, untung dia menerimanya, jadi aku tidak perlu malu karena ditolak.’
Sesampainya di gerbang sekolah, aku memintanya untuk jalan berpisah denganku. Sebenarnya berjalan bersama juga tidak masalah, hanya saja aku tidak ingin ada gosip yang tidak-tidak mengenai diriku. Aku berjalan lebih dulu meninggalkan Eunji. Saat di pintu masuk, aku melihat dengan Mi Cha yang baru berangkat.
‘Huh, untung saja aku tadi sudah berpisah dengan dia, kalau tidak Mi Cha akan berpikir yang tidak-tidak mengenai kami.’
Aku langsung menyapa Mi Cha. Dia menoleh dan melihat ke arah kotak bekal yang kubawa. Sepertinya dia berpikir aku membawa kue hari ini, karena pandangannya terus saja tertuju pada kotak bekalku. Saat menghampirinya, dia langsung bertanya mengenai apa yang aku bawa. Saat itu juga aku hanya berkata bahwa ini kotak kosong yang diberikan oleh Eunji. Benar saja, Mi Cha langsung tertawa dan menggodaku, langsung kujelaskan padanya bahwa ini adalah kotak bekal yang aku berikan sebagai permintaan maafku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Red Moon
aku lg ngebayangin tokohnya
2020-11-13
0
🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖
Alaaa Eunji udah susah payah ngasih malah dibilang kotak kosong, dasar muna. Pasti entar tresno
Hemm lanjut
2020-06-02
1
Nur Melati
ngebayangin yang jd area itu si Lisa bp ,trus yg jd Eun ji Cha Eun woo
2020-04-10
1