Sesampainya di kelas, kami segera bergabung dengan Byeol dan Youra yang sudah datang lebih awal. Kami langsung mengobrol sambil menunggu bel masuk berbunyi. Saat tengah asyik mengobrol, tiba-tiba Eunji masuk kelas dan membuatku berpikir, kemana dia baru masuk sekarang. Mi Cha membuyarkan lamunanku dan menggodaku karena ada Eunji. Hal itu membuat Byeol dan Youra bertanya apa yang sebenarnya terjadi.
Gadis itu segera menceritakan semuanya pada Byeol dan Youra. Kini mereka ikut menggodaku berdasarkan cerita Mi Cha yang tidak jelas itu. Di sela-sela keasyikan mereka, bel sekolah akhirnya berbunyi. Teman-teman langsung berpencar dan kembali ke tempat duduk masing-masing. Pelajaran pertama hari ini adalah sastra, guru sudah masuk dan mulai memberikan materi kepada kami. Beberapa anak ada yang mendengarkan, ada yang bermain, ada juga yang tertidur. Begitu juga Eunji yang sepertinya sedang bermimpi indah di bangku belakang paling pojok.
Sebelum pelajaran berakhir, guru akan membagi kami dalam beberapa kelompok yang terdiri dari dua anak. Kami akan berdiskusi dengan teman kelompok mengenai tugas yang diberikan. Sebagai penutup dari diskusi, kami juga diminta untuk membuat sebuah makalah tentang sastra dan dipresentasikan di depan kelas untuk minggu depan. Satu persatu murid di kelas kami sudah dipanggil, mereka sudah mendapat kelompoknya masing-masing. Akhirnya tiba giliranku dipanggil oleh guru. Aku tidak sabar mengetahui siapa yang akan menjadi teman satu kelompokku. Yang aku harapkan, akan satu kelompok dengan anak yang rajin.
“Eunji!” panggil Guru. Rasanya aku menjadi bingung kenapa guru memanggil namanya. Aku pikir karena dia tertidur di pojokan kelas.
Mendengar namanya di panggil, sontak Eunji langsung bangun dan menjawab panggilan dari guru. Sekali lagi guru menjelaskan bahwa aku dan Eunji akan berada di kelompok yang sama. Aku terkejut dan menoleh ke arah Eunji, dan ternyata dia juga sedang melihat ke arahku. Rasanya ingin protes pada guru, tetapi mulutku tetap diam. Karena tidak mungkin aku mengatakan tidak ingin sekelompok dengan pemalas.
Akhirnya hari ini aku menjalani pagi hingga pulang sekolah dengan rasa malas karena pembagian kelompok tadi. Melihatku yang tidak bersemangat, teman-teman mengajakku pergi makan, karena ada toko mi yang sedang buka di dekat mall. Mereka mengatakan agar aku bisa jalan-jalan dan mengembalikan mood. Aku sangat ingin pergi, tetapi aku sudah berjanji pada mama akan membantu di toko. Akhirnya aku menolak ajakan mereka dan menjelaskan alasanku.
Saat kami akan keluar kelas, aku melihat Eunji sudah tidak ada di kelas.
‘Ah, mungkin dia sudah duluan ke toko.’ Aku keluar bersama teman-teman dan berpisah di gerbang sekolah.
“Hei! kenapa lama sekali?”
Tiba-tiba ada suara yang membuatku terkejut. Ternyata itu adalah Eunji yang sedang menungguku di dekat gerbang. Aku bertanya kepadanya kenapa dia ada di sini. Eunji lalu menjelaskan padaku dan mengatakan kalau dia pikir aku tidak ingin teman-teman tahu bahwa kami pergi bersama. Hahaha, ternyata dia bisa memikirkan perasaan orang lain. Kami segera melanjutkan perjalanan ke toko roti mama. Perjalanan yang kami tempuh tidak terlalu jauh, mungkin sepuluh menit kami sudah akan sampai.
Suasana di antara kami begitu hening, rasanya bingung ingin mulai berbicara apa. Namun, aku sungguh tidak nyaman dengan suasana yang canggung ini. Akhirnya aku mengatakan padanya untuk tidak merepotkanku dalam tugas kelompok yang akan kami kerjakan bersama. Dia hanya mengangguk dan membuatku semakin merasa canggung. Aku sudah bingung akan mengatakan apa lagi untuk memecah situasi ini. Sepertinya hari ini perjalanan
ke toko roti mama terasa sangat jauh. Mungkin suasana yang ada membuatku merasa begitu.
Tiba-tiba Eunji bertanya kapan aku memiliki waktu senggang untuk mengerjakan tugasnya. Aku menjawabnya sambil sedikit meledeknya.
“Hahaha, ternyata anak pemalas sepertimu masih bisa memikirkan tugas,” ujarku sambil tertawa terbahak-bahak. Bukannya menjawabku, dia justru tersenyum sambil sedikit melirik ke arahku.
“Sebenarnya aku banyak memiliki waktu senggang, hanya saja harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu. Jadi kapan kamu bisa mengerjakan tugas itu bersamaku?” tanyaku sambil menatap lurus ke depan.
Karena dia kerja paruh waktu dan mungkin sangat sibuk. Aku berpikir agar mengikuti jadwalnya saja. Setelah beberapa saat, Eunji menjelaskan padaku bahwa setiap hari selasa dan hari akhir pekan dia libur bekerja dan memiliki waktu senggang. Karena sudah seperti itu, akhirnya kami memutuskan untuk mengerjakannya pada akhir pekan ini. Kami belum mendiskusikan tempatnya, karena sudah sampai di depan toko dan melihat begitu banyak pelanggan. Eunji segera masuk dan berganti pakaian untuk membantu. Begitu juga denganku yang langsung mengikutinya.
Tidak disangka-sangka, ternyata orang seperti dia bisa bekerja dengan cekatan. Di tengah sibuknya suasana di toko, sesekali mataku memperhatikan tingkahnya yang begitu gesit. Karena tidak mau kalah, aku pun ikut melayani semua pembeli dengan cepat.
‘Akhirnya selesai juga.’
Semua roti terjual habis, rasanya sangat lelah tetapi tetap saja menyenangkan. Setelah sekian lama, aku kembali membantu mama dan membuatku merasakan pengalaman yang menyenangkan ini. Sambil beristirahat, mataku mulai menatap ke arahnya. Terlihat jelas dia yang sedang sibuk mengusap keringat di dahinya.
‘Ohh astaga, ternyata dia sangat tampan. Kenapa aku tidak pernah menyadari hal ini sebelumnya? Ah, apa yang sebenarnya aku pikirkan? Apa aku sudah gila?’
Setelah semua beristirahat selama beberapa menit, mama dan semua pegawai kembali membersihkan toko dan semua peralatan yang kotor. Aku juga ikut membantu meskipun tidak membantu banyak hal. Hari ini toko tutup lebih cepat karena roti-roti sudah habis terjual.
Karena toko sudah kembali bersih, semua karyawan mama sudah diperbolehkan pulang. Begitu juga denganku dan mama yang sudah bersiap untuk pulang.
Saat kami sudah berada di depan toko, aku melihat Eunji membawa bungkusan roti. Aku bertanya padanya bagaimana dia masih mendapatkan roti sedangkan semua sudah habis terjual. Bukannya menjawabku, dia hanya pergi melintasiku sambil memberi salam pada mama. Melihatku yang mulai merasa kesal, mama memberitahuku bahwa tadi dia sudah membeli roti itu.
Dari tempatku berdiri, terlihat Eunji yang berjalan berlawanan dengan arah rumahnya. Aku masih menatapnya dan melihatnya menghampiri seorang nenek-nenek pengemis yang ada di dekat toko mama. Dia memberikan bungkusan roti yang dia bawa kepada nenek itu. Nenek itu tersenyum senang pada Eunji. Mama lantas menatapku sambil berkata bahwa dia adalah anak yang baik hati. Aku terdiam, mungkin diriku sedikit tersihir oleh pesonanya, sedikit saja jangan banyak-banyak.
Setelah kejadian di toko, aku pulang bersama mama dan langsung mandi setelah sampai di rumah. Rasanya seluruh badanku lengket dan bau karena membantu mama di toko. Sambil mengeringkan rambut, aku masih terbayang wajahnya saat mengusap keringat dan memberi roti kepada nenek itu. Astaga, mungkin aku sudah benar-benar gila, bagaimana bisa kepalaku terus memikirkan laki-laki menyebalkan itu.
Karena tidak ingin memikirkan hal yang tidak-tidak, aku akhirnya keluar kamar karena mendengar suara berisik dari arah dapur. Lagi-lagi mama sedang memasak resep baru untuk tokonya. Aku meminta mama untuk istirahat karena yakin mama pasti lelah setelah bekerja seharian. Mama menolak dan berkata bahwa menyukai kegiatannya. Ya, mama memang seorang pekerja keras. Seorang mama yang tidak bisa duduk diam dan terus memilih bekerja. Meskipun begitu, aku sangat menyayanginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖
Hahaha atogeeeee
Baru nyasar dia tampan setelah melihat keringatnya, Aull idenya ada aja 😂😂😂🤣🤣
2020-06-02
1
mariana hoesny
Hai kak..mampir yuk ke ceritaku. Judulnya MENIKAHI FIRNAS dan MENJADI ORANG KETIGA
makasih mbak Thor
2020-05-14
1
nopheeta
saya suka kue...
2020-05-13
1