Satya mengantarkan Andin ke tempat kerjanya.
"Sayang kabari aku ya, aku akan jemput."Satya saat meninggalkan mobilnya dari parkiran kantor Andin.
Andin hari ini memiliki janji bersama meeting dengan klien.
Kali ini kliennya bukan orang sembarangan.
Klien Andin kali ini adalah putri dari Jenderal Pol. Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si. beliau adalah seorang Kapolri.
Andin datang bersama tim dari WO menemui CEO Brevilia Hotel membicarakan mengenai planning pernikahan kliennys tersebut.
"Saya percaya Mbak Andin dan Tim tentu akan memberikan yang terbaik bagi pernikahan adik ipar Saya." CEO Brevilia Hotel.
"Kamu akan berusaha memberikan yang terbaik Bu Vina." Andin dengan mantap memberikan keyakinan pada Kliennya.
Keduanya bersalaman sebagai tanda setuju.
Andin melanjutkan pekerjaannya menemui beberapa vendor yang bekerjasama dengan nya dalam rangka mempersiapkan pernikahan klien istimewanya tersebut.
Andinpun terus berkomunikasi dengan semua pihak yang terlibat dengan pernikahan kliennya.
Job yang ditangani Andin kali ini memang sangat besar.
Meski sudah seeing Andin menghandle klien-klie seperri saat ini namun, kali ini lebih penuh tantangan karena pernikahan kliennya juga akan disiarkan secara live di televisi.
Tentunya Andin juga harus berkordinasi dengan pihak stasiun TV sebagai media penyiaran acara wedding kliennya.
Kurang dari 2 minggu.
Tentu persiapan semakin dibanyak dilakukan.
Semua aspek dipastikan Andin jangan sampai ada yang luput dari pengawasannya.
Begitupun tamu undangan juga menjadi salah satu yang sangat diperhatikan.
Mengingat menurut agenda Bapak Presiden dan Wakil Presiden akan menghadiri pernikahan klien Andin tersebut.
Sejumlah pejabat negara dan perwakilan duta besar negara lain juga akan turut hadir.
Tentu sebagai penanggung jawab WO Andin betul-betul memegang tanggung jawab ini dengan sebaik-baiknya, Andin tidak ingin membuat kliennya kecewa.
Disela kesibukkannya Andin menerima telp dari suami tercintanya.
"Assalamualaikum Sayang. Lagi apa istriku yang cantik?" Satya dengan nada lembut menyapa Andin.
"Waalaikumsalam sayang. Aku masih diluar, habis meeting dengan beberapa vendor. Sayang lagi apa?" Andin menanyakan kondisi suaminya.
"Aku lagi mikirin kamu Sayang." Satya dengan cekikikan gombal pada istrinya.
"Macacih?" Andin justru bersikap manja pada suaminya.
"Sayang, kamu kapan pulang? Aku kangen nih." Satya merengek manja ingin segera menjemput Andin.
"Uuuu tayang-tayang yang kangen, cini kunya peluk." Andin semakin meladeni kemanjaan suaminya.
"Sayang aku susul kamu ya sekarang, kamu dimana?" Satya sudah rindu berat dengan sang istri.
"Oke. aku tunggu ya sayang. Hati-hati dijalan." Andin menutup telp nya.
Satya bergegas menjemput Andin dengan hati senang.
Satya dan Andin menikmati makan malam bersama.
Kali ini Andin ingin sekali makan Nasi Mat Lengket.
Dengan senang hati Satya memenuhi keinginan Andin menuju tempat kuliner yang mereka tuju.
Tempat makan yang satu ini meski pinggir jalan namun rasanya tidak diragukan lagi.
Andin memang sering makan disana bersama rekan-rekan kantornya.
Sedangkan Satya ini perdana ia mencobanya.
Tampak ramai warung tersebut.
Andin dan Satya memesan 2 porsi nasi uduk dengan lauk ayam goreng kampung.
"Sayang, kamu coba deh." Andin mempersilahkan Satya mencobanya.
Satya segera mengeksekusi nasi uduk didepannya yang membuat ia penasaran dengan ramainya pengunjung yang makan disana.
"Enak sayang, terutama nasi uduknya. gurih dan wangi. pas pokoknya." puji Satya terhadap nasi uduk itu.
"Bener kan aku bilang. Makanya disini selalu ramai pembelinya Sayang."Andin membenarkan.
Keduanya makan dengan nikmat dan sesekali saling menyuapi.
Beberapa pengunjung yang makan sesekali memperhatikan keduanya.
Andin sedikit malu saat itu.
Bukannya menghentikan aksinya, Satya justru senang melakukannya.
Satya dan Andin duduk santai di taman belakang rumah mereka.
Menikmati bintang-bintang yang menghiasi malam dengan cantik nan indah.
"Sayang lusa kita mau tasyakuran, Bunda dan Dinda bisa datang kan?" Satya menanyakan Andin perihal kehadiran Bunda dan Dinda.
"Insha Allah datang Sayang, justru Bunda yang repot menyiapkan semuanya, aku jadi ga enak sama Bunda." jelas Andin.
"Gapapa Sayang, Bunda justru seneng pasti. Oh iya kamu jadi mau undang anak panti untuk santunan?" Satya menanyakan pada Andin.
"Sudah kemarin Dinda yang menyarankan panti asuhan yang akan kita santuni." Andin menjelaskan.
"Soal katering dan lain-lain pokoknya sudah beres. Kamu tenang aja Sayang." Andin menepuk dada Satya.
"Alhamdulillah kalau begitu." Satya lega mendengarnya.
"Oh iya Sayang kamu belum sempat cerita soal klien kamu." Satya menanyakan klien Andin karena hampir 1 bulan Andin sibuk menangani kliennya.
"Iya kita dipercaya sebagai WO pernikahan putri pak Kapolri." Andin memberitahu pada Satya.
"Oh jadi benernya Pak Kapolri mau mantu. Aku hanya dengar sepintas sih dikantor kabarnya." Satya kini membenarkan kabar yang ramai dibicarakan di kantornya.
"Beliau kan orang penting jadi aku dan tim betul-betul hati-hati dalam menanganinya. Banyak pihak-pihak terkait yang terlibat. Keluarga keduanya juga bukan orang sembarangan. Bahkan Pak Presiden dan Wapres akan hadir dipernikahan tersebut. Calon menantu Pak Kapolri juga seorang penguasaha besar. Abimana Aryasatya Permana." Andin menjelaskan seputar kliennya.
"Wah itu sih tidak salah lagi Sayang, Abimana salah satu 10 dari pembayar pajak terbesar di Indonesia." Satya memberitahu Andin.
Andin hanya geleng-geleng kepala.
Andin semakin yakin bagimana ia harus menjaga kepercayaan yang telah kliennya berikan.
"Tadi aku juga meeting di Brevilia Hotel dan ternyata Bu Vina, CEO Brevilia Hotel adalah menantu Pak Kapolri." Andin mengungkap fakta.
" Vina Aprilia Ramadhani?" Satya menyebutkan nama lengkap CEO Brevilia Hotel.
"Kok kamu bisa tahu Sayang?" Andin bingung matanya matanya melotot.
"Jangan cemburu dulu sayang. Jadi Vina yang kamu maksud itu adik teman aku Sayang. Temanku namanya Rengga, nah vina itu adiknya. Jadi aku kenal betul dengan mereka. Waktu Rengga menikah aku tak bisa hadir karena tak bisa meninggalkan pekerjaan lagi pula ia menikah diluar kota." Jelas Satya.
Andin tak lagi melotot kini justru tersenyum.
"Dunia sempit sekali ya Sayang. Ternyata kamu mengenalnya." Andin bisa tertawa lega.
"Makanya jangan melotot dulu. Cemburu ya?" ledek Satya menggoda Andin.
"Ya gimana dong, kalo punya suami mantan playboy!" Andin kembali pasang bibir manyun.
"Duh bibirnya manyun gitu, jadi pingin cium."
Satya mulai mendekatkan wajahnya pada Andin.
Andin dengan langkah cepat kabur meninggalkan Satya.
"Jangan kabur Sayang, aku tangkep ya. Awas kalo kena!"
Satya menyusul Andin ke dalam rumah mereka.
Keduanya masih asik kejar-kejaran.
Layaknya film india dengan cita rasa lokal.
Bukan Satya namanya kalo tidak banyak akal.
Dengan tipu muslihatnya Satya berhasil mengelabui Andin dengan pura-pura jatuh kesakitan.
Semua Andin membiarkan Satya namun melihat Satya yang tidak beranjak dan masih meringis kesakitan Ansin menghampiri Satya dan khawatir takut Satya kenapa-napa.
Saat Andin lengah disanalah Satya beraksi.
"Sayang!" pekik Andin saat Satya menggendong dirinya ala bridle.
"Makanya jangan kabur, nakal sih!" Satya membawa masuk Andin.
"Ih turunin." Andin mencoba turun namun tenaga Satya lebih kuat.
"Kamu bakal aku hukum!" Satya kini masuk kamar mereka.
Pasti tak perlu dijelaskan lagi dong hukuman apa yang akan diberikan Satya malam ini pada Andin.
Hukuman yang akan membuat Andin bahagia sekaligus pegal-pegal setelahnya.
"Dasar punya suami otaknya mesum!" Andin mendengus pada Satya.
"Tapi enakkan?" Satya menaikkan kedua alisnya sebagai kode pada Andin sambil tersenyum smirk.
Malam itu kembali menjadi malam panjang bagi Satya dan Andin.
Malam yang panas meski udara terasa sejuk.
Malam yang memacu Adrenalin meski kedua tak berasa di medan perang.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments