Dengan riang Andin begitu semangat saat membuka matanya pagi ini.
Andin begitu senang saat Satya setuju memenuhi keinginan Andin bertamasya.
Andin begitu bersemangat karena hari ini keinginannya segera terkabul.
Ada yang bisa menebak keinginan Andin?
"Sayang, ayo cepat." Andin tak sabar.
Satya yang hanya bisa tersenyum melihat keinginan istrinya segera masuk dan mengendarai mobil setelah membukakan pintu untuk Andin.
Senyum terus mengembang dari wajah Andin.
Melihat istrinya yanh sangat bahagia Satya senang sekali.
"Sayang memang segitu senengnya ya?" Satya bertanya.
"Seneng banget, banget, banget." jawab Andin sangat yakin.
Tampaknya semesta mendukung keinginan Andin.
Langit begitu cerah, udara yang bersahabat, dan jalan yang lancar membuat perjalanan mereka terasa lebih cepat sampai ke tempat tujuan.
Akhirnya keduanya sampai dengan selamat ke tempat tujuan.
Setelah keduanya membeli tiket, kini Satya dan Andin siap bertamsya dengan ceria.
Andin yang tampak senang saat memasuki area Dufan begitu sangat antusias.
Andin sampai lupa kalau ia kini berada di area umum.
Tanpa malu Andin yang sedang happy memeluk Satya.
Sontak Satya begitu senang dengan perlakuan Andin.
"Sayang aku mau naik itu dong, yuk!"
Andin menarik tangan Satya menuntunnya menuju wahana yang dimaksud Andin.
Satya tentu saja mengikuti langkah Andin.
Wahana pembuka yang akan mereka naiki adalah Turangga Rangga.
Wahana Turangga- Rangga adalah sebuah komedi putar yang dilengkapi dengan 40 kuda tunggangan serta dihiasi ribuan lampu yang membuat meriah dan semarak dan termasuk wahana klasik di Dunia Fantasi.
Satya sudah siap dengan kamera yang ia bawa.
Satya mengabadikan momen tersebut dengan memotret istri tercintanya.
Andin tampak sangat bahagia, tak luput senyum Andin menghiasi wajah cantiknya.
Wahana selanajutnya yang ingin Andin coba adalah Gajah Bledug.
"Sayang, aku bisa terbang!" Andin berteriak saat gajah yang dinaikinya berada diposisi atas.
Satya gemas melihat tingkah Andin layaknya bocah kecil.
"Sayang aku mau naik Kora-kora." ajak Andin pada Satya.
Satya mengangguk mengikuti langkah kaki Andin menuju wahana tersebut.
Berbentuk perahu besar memanjang, perahu ini akan membuat tubuh terombang-ambing.
Memiliki kapasitas hingga 54 orang, wahana ini akan membuat Moms berayun dari arah depan dan ke belakang dengan kecepatan yang cukup kencang.
Bukan hanya itu, ketinggiannya pun akan terus naik hingga mencapai kemiringan 90 derajat, lho!
Satya memberikan air mineral kepada Andin.
"Sayang ayuk minum dulu, kamu dari tadi belum minum." Satya menyodorkan botol air mineral kepada Andin.
Andin meneguk botol air mineral dan meminumnya dengan begitu kehausan.
"Pelan-pelan Sayang, nanti tersedak." Satya tersenyum melihat Andin yang begitu cepat mengosongkan botol tersebut.
Satya mengajak Andin untuk makan siang terlebih dahulu.
Keduanya kini duduk di sebuah resto menikmati makan siang mereka.
Setelahnya keduanya menuju Musholla menunaikan shalat dzuhur.
"Mau naik apa lagi Sayang?"
Satya bertanya pada Andin.
Andin dengan tenaga yang sudah kembali full segera menuju wahana yang ia inginkan.
"Kamu yakin mau naik ini?"
Satya dengan sedikit ragu melihat wahana pilihan Andin.
"Kenapa? jangan-jangan kamu yang takut ya sayang?" Andin coba melihat ke manik mata Satya.
"Aku? Siapa takut!" Satya dengan tak mau kalah.
Keduanya kini siap berpetualang bersama menaiki Wahana Tornado.
Tornado adalah permainan di Dufan yang membuat kita duduk berjajar dengan penumpang lainnya dan ada juga yang membelakangi.
Lalu, setelah semuanya siap, kita akan dijungkar balikan, diputar, dibanting, hingga meluncur dengan kecepatan tinggi oleh mesin raksasa ini ke atas udara.
Andin melihat ekspresi Satya tertawa melihat Satya yang menutup matanya sepanjang menaiki wahana.
Kini keduanya duduk di kursi taman.
Andin dengan tersenyum mendampingi Satya yang tampak lemas pasca naik tornado.
"Sayang seharusnya kamu bilang, kalo kamu ga bisa naik yang tinggi-tinggi begitu."
Andin antara kasihan dan lucu dengan kondisi Satya.
Kini Andin tak egois, ia memilih wahana yang aman-aman saja, agar Satya juga bisa menikmatinya.
Satya dan Andin duduk berdua menikmati Ancol dan sekitarnya dari atas ketinggian bianglala.
"Sayang, terima kasih ya, sudah mau mengajak dan menuruti aku bertamasya ke dufan."
Andin mencium pipi Satya.
Tentu saja hal itu membuat Satya sangat berbunga-bunga.
Bianglala merupakan primadona banyak orang ketika berkunjung ke Dufan.
Berbentuk sebuah kincir yang berukuran besar, nantinya kita akan dibawa pada ketinggian dan merasa seperti melayang di udara.
Saat berada di atas, kita bisa menghirup udara perkotaan dan melihat view Ancol yang bersebelahan dengan laut.
"Sayang kita ke istana boneka yuk."
Tak kenal lelah Andin terus menjelajahi satu per satu wahana yang ada di dufan.
"Sayang, bonekanya banyak ya, lucu lagi."
Andin layaknya bocah kecil yang sedang merajuk pada ayahnya.
Wahana Istana Boneka menjadi salah satu wahana pertama di Dufan yang beroperasi sejak 1985.
Wahana ini berkapasitas daya tampung 336 orang. Bangunan ini memiliki gaya arsitektur Eropa klasik yang diisi oleh lebih dari 600 boneka animatronik nan lucu.
Dengan menggunakan perahu yang berjalan di atas air mengalir pada arus tenang, siapa saja bisa menjelajahi dan mengapresiasi budaya etnik seluruh nusantara maupun kekhasan budaya serta lagu dari berbagai negara di wahana ini.
"Sayang dari tadi kan aku terus nih yang pilih wahananya, sekarang kamu dong. Ayo kamu mau coba wahana apa?"
"Serius nih aku boleh milih? Nanti kamu takut lagi!"
Kali ini Satya yang menantang Andin.
"Emang wahana apa yang mau kamu coba?" Andin jadi penasaran.
"Conjuring House."Satya sedang senyum penuh maksud.
Andin sebenarnya penakut, namun ia tak mau kalah dan Satya tahu kalau dirinya penakut.
"Oke. Siapa takut!"
Andin menarik tangan Satya meski hatinya deg-degan dengan apa yang ada di dalam.
Keduanya memasuki wahana pilihan Satya.
Andin terlihat ragu dengan langkah kaki yang tak secepat tadi.
Wajahnya terlihat tegang tak tampak senyuman seperti di wahana lain.
Gengsi tetap mengalahkan rasa takut Andin tak mau berpegangan Satya meski berkali-kali Satya menawarkan.
Kini keduanya mulai masuk dan siap berpetualang ke dunia horor dengan menaiki sebuah kereta.
Suasana gelap membuat Andin semakin takut.
Tanpa Sadar tangan Andin mencari tangan Satya.
Satya merangkul istrinya.
Andin tentu saja berteriak saat adegan dan penampakan seram yang ia lihat.
Andin memeluk Satya begitu erat.
Wajahnya dibenamkan di dada Satya.
Satya begitu menikmati pelukan Andin.
selama kurang lebih 15 menit Satya diuntungkan dengan keadaan tersebut.
Keduanya sudah berada di luar dan tentu saja Andin merengut kesal.
"Sayangnya aku kok cemberut?"Satya tahu Andin sedang merajuk.
"Sayang sengaja ya pilih wahana itu?"
"Lah kamu juga setuju. Katanya siapa takut." Satya mengulangi ucapan Andin.
"Dasar mesum! Modus terus!"
Andin mencubit pinggang Satya dan kabur berlari.
Satya meringis dan mengejar Andin yang meledeknya.
Keduanya pasangan yang dimabuk cinta.
Membuat yang melihatnya cuma bisa geleng kepala
Karena jatuh cinta berjuta rasanya
Tanpa cinta hidup terasa hampa
Itulah kini yang Andin dan Satya rasakan.
Indahnya Cinta
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments