Masa cuti keduanya yang akan segera berakhir.
Mulai besok Andin dan Satya kembali bekerja.
Artinya keduanya akan kembali pada Real Life.
Hampir 1 minggu keduanya menikah.
Tak ada yang berubah, semua masih seperti awal.
Tak banyak bicara, menyibukkan diri dengan kegiatan masing-masing dan tidak mencampuri urusan masing-masing.
Andin dan Satya memang tidur dalam satu ranjang yang sama, namun keduanya sekedar tidur dan tidak terjadi apa-apa.
Jangan samakan dengan cerita-cerita novel yang berujung saling cinta, Andin dan Satya layaknya teman kos yang tinggal bareng dan saling sapa. Ga Lebih.
Andin memang ingin membeli beberapa bahan makanan. Mulai besok Andin kembali bekerja.
Andin terbiasa sarapan sebelum memulai harinya berjibaku dengan segala kerempongan bersama klien-klien.
Andin bersiap tak lupa ia mengambil tas memasukan dompet dan HP nya.
Satya sedang berada di depan laptop menyiapkan keperluannya besok yang mulai masuk kantor melihat Andin hendak keluar membuat Satya penasaran dan menanyakannya.
"Mau kemana?" tanya Satya melihat penampilan Andin seperti mau keluar dengan tasnya.
"Oh, Aku mau belanja Kak, aku pergi dulu ya. Oh iya Ka, Aku nanti makan siang diluar. Kakak ga usah beliin aku makan siang." Andin hendak keluar dan hampir mengucap salam namun langkah segera terhenti.
"Tunggu! Tunggu sebentar." Satya masuk ke kamar membuat Andin menunggu beberapa saat.
Andin masih duduk, ia berpikir Satya mau menitip atau ada perlu sebentar kepada dirinya.
Satya mengganti pakaian, mengenakan sweater dan jeans serta menengteng kunci mobil.
"Kakak mau pergi juga ya?"
Andin berpikir Satya juga mau pergi.
"Iya. Mau nganter kamu, katanya mau belanja kan?" Satya menatap Andin.
"Oh, ga usah Kak, Aku cuma mau belanja stok makanan aja kok. Aku biasa sarapan sebelum kerja. Berhubung dirumah ga ada makanan, jadi aku belanja." Andin menjelaskan.
"Ya udah, aku anter. Bosen juga dirumah." Satya berjalan melewati Andin dan Andin mengikutinya.
Sepanjang perjalanan Andin dan Satya seperti biasandiam tanpa kata tak ada suara.
Suasana mobil hening, tak ada yang memulai pembicaraan.
Andinpun asik sendiri memakai handfree dan menonton drakor favoritnya.
Andin sesekali ikut terbawa suasana drakor favoritnya yang berjudul Bussiness Proposal.
Andin tertawa, tersipu dan kadang jengkel melihat adegan-adegan Kang Tae Moo dengan Shin Ha Ri.
Andin larut dalam drakor yang ditontonnya selama perjalanan menuju sebuah Mall.
Satya fokus menyetir tanpa berbicara.
Karakter Satya memang seperti itu.
Saat bersama Vera pun memang Satya tidak banyak bicara, meskipun jangan ditanya lagi Saat itu Satya begitu mencintai Vera.
Satya kemudian melirik ke arah Andin saat Andin mulai tertawa dan bergumam sendiri menatap layar HP nya.
Satya melirik HP Andin, penasaran dengan apa yang diliat Andin.
Senyuman Satya kembali terukir jelas diwajahnya saat melihat berbagai macam ekspresi Andin yang berubah-ubah saat menonton drakor.
"Din, Udah sampe." Satya menyenggol lengan Andin agar segera menyadari kalau mereka telah sampe ditempat tujuan.
Satya menyenggol Andin karena setelah berkali-kali panggilan Satya tidak digubris Andin yang memakai Handfree.
"Oh maaf Ka, udah sampai ya." Andin melihat kedepan baru menyadari telah sampai di parkiran Mall.
"Kamu serius banget drakorannya sih." Satya kemudian bergegas keluar mobil.
Diikuti Andin yang kini berjalan mengikuti Satya.
Keduanya kini masuk ke dalam supermarket sepeti tujuan awal.
Satya mendorong troly belanja sedangkan Andin sibuk memilih-milih apa yang ingin dibelinya.
Andin memasukan makanan yang akan ia beli dan memang secukupnya.
"Segini cukup Din?" tanya Satya karena terlihat sedikit sekali.
"Iya Kak, aku kalo 5 hari kira-kira segitu." Andin menjawab yakin.
"Kamu cuma beli buat kamu?" Satya menanyakan.
"Oh, kakak sarapan juga? ya sudah kakak mau apa, aku ga tahu selera kakak." Andin merasa ga enak hati.
"Aku sebenarnya jarang sarapan, tapi masa besok kamu sarapan aku ngeliatin doang." Satya melirik Andin.
Andin semakin ga enak hati.
"Silahkan kakak pilih mau beli apa." Andin menawarkan.
"Kak ikut apa saja yang besok kamu makan. Kamu membeli bahan mentah, memang kamu bisa masak?" Satya melihat belanjaan Andin yang sedikit berisi bahan mentah, bukan mie instan atau makanan kaleng.
"Sedikit-sedikit bisa lah." Andin kembali menambahkan porsi belanjaannya untuk makan 2 orang.
"Aku cuma biasa masak makanan rumahan loh, makanan kampung, bukan makanan modern. Apa kakak suka?" Andin kembali menanyakan karena takut Satya tidak menyukai masakannya dan berbeda selera.
"Ya aku juga ga tahu suka atau enggak sama masakan kamu, kita coba saja besok saat sarapan." Satya mengangkat bahunya.
"Ok. Lagian kalo ga suka tinggal pesen online saja kak. Gampang lah." Andin tak terlalu ambil pusing.
Kedua memang natural tidak lebay seperti cerita-cerita dalam novel.
Tak butuh waktu lama mengantri di kasir.
Andin mengeluarkan dompet akan membayar belanjaan tersebut.
Dengan sigap Satya memberikan Debet Card pada petugas kasir.
Andin membiarkan dahulu Satya membayar belanjaannya.
Ga pake drama rebut-rebut siapa yang bayar.
Terkesan norak.
Satya memasukan belanjaan ke dalam bagasi mobil.
Keduanya kini hendak pulang.
"Kak ini." Andin memberikan uang sesuai nominal yang tertera di struk belanja tadi.
"Ga peelu diganti Din, lagian aku ikut makan juga. Gpp lah aku yang belanja, besok kamu yang masak. Adilkan?" Satya dengan logis dan tatapan fokus melihat kedepan.
"Wah kalo gitu besok-besok aku harus bawa Kak Satya kalo mau belanja. Biar enak dibayarin." Andin justru bercanda.
"Wah ngelunjak nih!"
"Kak, makasi ya."
Keduanya hanya tersenyum dan kembali pada aktivitas masing-masing.
"Kak mampir ke Burger King, drive true aja, aku mau beli laper soalnya sudah jam 1/2 2 siang." Andin yang merasakan perutnya sudah berbunyi kriuk kriuk memilih yang cepat saja untuk menganjal perutnya.
Satya hanya mengangguk dan tak sulit menemukan waralaba yang dimaksud Andin.
"Kaka mau pesen apa?" Andin menanyakan Satya kali ini.
"Samakan saja." Satya tak terlalu paham soal junk food karena memang sebenarnya tak begitu sering mengkonsumsinya.
"Cheseburger XL 2, Minumnya, Kakak mau minum apa, suka mangga atau mocca?" Andin memesan sambil bertanya minuman yang Satya pilih.
"Mangga saja Din."
"Mbak Saya order Cheseburger XL 2, Manggo Float Largenya 2." Andin menyebutkan pesanannya.
Satya memberikan Debet Cardnya pada kasir dan menunggu order mereka selesai.
Saat menunggu Satya tahu Andin akan mengatakan sesuatu.
"Kakak traktir kamu makan siang." Kata-kata Satya mampu mencegah Andin membayar pesanan burgernya.
"Senangnya hatiku hari ini. Uang utuh perut kenyang sarapan terjamin. Terima kasih Kakakku yang Baik." Andin dengan senang layaknya adik yang ditraktir Kakaknya.
"Tambah 1 tuyul lagi selain Dinda." Satya reflek mengacak rambut Andin seperti yang biasa Satya lakukan pada Dinda.
"Bos nya tuyul bisa aja nih!" Balas Andin pada Satya.
Keduanya tertawa dan kembali pulang sambil menikmati Chesseburger selama perjalanan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Afternoon Honey
ceritanya bab ini ringan dan bikin hepi yg baca
2023-05-06
1
Yuni Apaadanya Yuni
ini novel bukan min kok dari tadi bilangnya bukan kayak novel
2022-06-11
3
nickname
daritadi deh bilang gak kayak cerita novel, emang ini bukan novel ya?😂😂😂
2022-05-18
2