Perjalanan darat yang Andin dan tim pilih karena banyak barang-barang yang dibawa oleh mereka.
Andin mengingat kejadian semalam.
Perhatian Satya pada Andin yang telaten mengobati luka tangan Andin sedikit membuat Andin tersentuh.
Namun Andin tak membiarkan hatinya hanyut dalam kejadian tersebut.
Terbukti Andin pernah memergoki Satya tengah menatap foto Satya bersama Vera.
Andin pun sadar diri ia hanya sebagai pengganti. Ga lebih.
Ketika Andin pamit berangkat Satya juga biasa saja tidak menunjukkan keberatan atau apapun.
Andin menyiapkan hatinya bila suatu saat Satya menceraikannya.
Toh itu yang Satya katakan sejak awal pernikahan mereka.
Sementara dikantornya Satya yang sedang membuat laporan tidak fokus dan sulit sekali konsentrasi.
Satya teringat saat mengobati tangan Andin.
Wajah, Senyum dan bibir Andin telah meninggalkan kesan dihati Satya.
Satya pun merasa kehilangan 4 hari ditinggal Andin ke Jogja.
Satya tak mungkin bilang melarang Andin tidak pergi selain memang itu tanggung jawab Andin, selain itu alasan apa yang bisa Satya jelaskan pada Andin.
Satya sendiri belum bisa memastikan hatinya.
Satya masih belum yakin apakah dirinya mulai menyukai Andin.
Satya masih sering teringat Vera meski ingatannya kini dipenuhi kekesalan dan rasa terkhianati oleh Vera.
Satya juga belum menyingkirkan segala yang berkaitan dengan Vera.
Bahkan foto-foro Vera di HP dan Sosial Media Satya masih ada belum dihapus oleh nya.
Satya bingung dengan hati dan otaknya yang belakang. tidak sinkron.
Saat makan siang bersama rekan kantornya Satya berniat Wa Andin, namun kembali diurungkan.
"Deh penganten baru liatin HP mulu, kangen bini tuh! Telp lah!" Rekan kantor Satya.
"Kangen? Apa iya?" batin Satya bertanya pada dirinya sendiri.
Andin tampak sibuk mensurvei lokasi acara kliennya.
Sesekali Andin melihat HP nya.
"Bener kan, dia ga pernah anggep aku istri. Inget Din, kamu cuma pengganti!" Andin menguatkan dan meninggikan kembali pertahanan hatinya
Andin kembali hanyut dalam kesibukannya.
Satya membelah kemacetan ibukota saat pulang kantor.
Bosan sepanjang perjalanan Satya menyalakan radio. Saat itu lagu yang diputar dari Band Letto berjudul ruang rindu.
Rasanya ada yang kurang Satya rasakan saat Andin tak ada disisinya.
Malam hari Satya setelah mandi menyibukkan diri melanjutkan pekerjaannya dirumah.
Namun konsentrasinya terbelah karena kepala Satya terus teringat Andin.
Tak biasanya Satya seperti ini.
Satya menatap makan yang ia pesan online dari aplikasi namun Satya tak berniat membukanya.
Satya enggan sekali makan. Seakan rasa lapar tidak timbul pada perutnya.
Satya menatap sekeliling apartemennya. Terasa sepi dan sunyi tanpa keberadaan Andin.
Di Lirik HP tak satupun pesan dari Andin. Begitupun panggilan masuk tak ada yang berasal dari Andin.
Satya melemparkan HP nya disofa. Mengusap kasar wajahnya. Mencoba memahami apa yang terjadi pada dirinya.
Satya berniat menginap dirumah Bunda, namun Bunda sedang menjenguk kerabat di Manado bersama Dinda.
Mata Satya juga belum mau terpejam.
Bolak balik Satya berguling di ranjangnya, mencoba memejamkan mata malah membuat semakin segar tanpa mau terpejam.
Pikiran telintas Vera.
"Bagaimana mungkin Vera tega hamil bersama cowok brengsek itu dan menipu dirinya untuk menikah sementara ia sedang mengandung anak pria lain." Mengingatnya saja membuat Satya benci.
Satya malam itu mengumpulkan segala kenangannya bersama Vera untuk dibakar dan sebagian ia buang.
Satya menghapus semua foto yang berkaitan dengan Vera baik di Galeri HP maupun di Sosial Medianya.
Satya ingin melupakan Vera dan mengubur dalam-dalam.
"Aku ingin menjalani pernikahanku bersama Andin dengan sebaik-baiknya. Memulai dari awal. Meski aku sadar saat ini cinta itu belum hadir dalam hati kami berdua." Batin Satya saat foto terakhir dibakarnya.
Satya merah HP nya mengetik pesan WA pada Andin.
"Sudah makan malam belum? Jangan lupa istirahat. Sampai ketemu weekend." Satya mengirim pesan WA pada Andin.
Pukul 00.05 Andin baru bisa merebahkan tubuhnya dalam ranjang hotel.
Tubuh Andin begitu lelah menuntut dirinya beristirahat.
Andin selesai mandi dan ia merebahkan badannya diranjang.
Andin yang sejak tadi ga sempat membuka pesan WA, kini senyumnya merekah.
Chat Wa dari Satya membuat lelah Andin terobati berganti rasa kangen dengan si pengirim chat.
"Din, sadar, Satya basa basi keleus. Balas aja seperlunya." batin Andin selalu membentengi berusaha ga baper.
"Maaf baru balas Ka, baru sempat lihat HP. Hehehe,,, Aku baru inget kalo belum makan malam. Tapi sekarang sudah 00.30. Besok saja makannya. Kak Satya juga selamat istirahat jangan lupa sarapan sebelum berangkat kerja. Andin pulang Senin Ka, bukan Weekend."Andin mengirim chat balasan ke WA Satya.
Letih berfikir Satya tertidur saat menonton Netflix.
Satya terbangun oleh suara alarm HP dirinya.
Satya meraba nakasnya mencari air minum.
Satya membuka matanya.
Ia lupa Andin biasa menyiapkan air putih disisi nakasnya.
"Padahal baru sehari semalam Andin pergi aku sudah terbiasa dengan perlakuannya."
Pagi ini pun tak ada sarapan seperti yang biasa Andin siapkan.
Satya hanya meneguk kopi buatannya.
Satya bukannya tak bisa memasak.
Namun semenjak Andin tinggal bersamanya Satya terbiasa disiapkan Sarapan oleh Andin.
Bahkan Andin juga sering menyiapkan pakaian kerjanya.
Lagi Lagi Satya rindu segala perhatian yang Andin berikan.
Selama dikantor Satya menatap pesan yang Andin kirim padanya.
Satya siangnya mengirim chat ke Andin, Alhamdulillah Andin sedang sempat membalas chat Satya.
Satya kembali tersenyum saat membalas chat bersama Andin.
"Kamu menginap dihotel apa Din?"
Satya menanyakan kegiatan Andin dan lokasi hotel tempat Andin menginap.
Setelah saling membalas chat keduanya kembali melanjutkan aktivitas masing-masing.
Mengistirahatkan tubuhnya yang lelah, selepas mandi Satya memilih tidur lebih cepat agar besok bisa berangkat pagi-pagi.
Satya tak sabar menunggu hari esok.
Hari ini pekerjaan Andin sedikit lebih cepat.
Selesai mandi dengan rambut digulung handuk, Andin berbaring di kasur sambil membuka chat diHP nya
Terlihat nama Satya diantara banyak chat WA yang masuk.
Andin tersenyum membaca pesan yang dikirim Satya padanya.
Andin tertidur pulas dengan HP masih ditangannya.
Hingga chat balasan Satya ia tidak mengetahuinya.
Lagu D'masiv menggambarkan hati Satya dan Andin saat ini.
Mengutip kata-kata Dilan soal rindu tak ada yang salah.
Kini efek rindu sedang dialami Andin dan Satya.
Seperti kata-kata Dilan soal rindu :
"Jangan rindu, ini berat. Kau tak akan kuat. Biar aku saja."
"Tapi kalau gak ada kamu, aku suka rindu."
"Terkadang rindu hadir di luar nalar. Ingin segera berlari dan terbang menghampiri.”
"Kalau suatu saat nanti kau rindu padaku, maukah kau memberi tahuku? … Agar aku bisa berlari menemui mu.”
"Aku rindu mendengar kata – katanya yang selalu bisa membuat aku ketawa."
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Mimi Abduh
😍 yg ke 7
2022-05-22
2
Lucy Liestiarini
rinduuuu masss
2022-05-22
2
Istiqomah Fadhilah
yuukk
2022-05-22
2