Bunda Dona tampak berat melepas Andin dan Satya pindah ke Apartemen Satya.
Berat rasanya hati Bunda Dona terlebih mengingat pernikahan mereka berdua terjadi secara tiba-tiba.
Bunda Dona khawatir akan hubungan kedua.
5 hari dirumahnya Bunda Dona tahu bahwa Satya dan Andin sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda layaknya sepasang pengantin baru.
Tidak ada komunikasi intens antara Satya dan Andin.
Tentu hal tersebut membuat Bunda Dona khawatir akan kelangsungan rumah tangga keduanya.
"Sayang, sering-sering datang kesini. Satya pokoknya bunda mau setiap libur kamu menginap disini bersama Andin."
"Iya Bun." Satya menjawab Bundanya sambil memasukan koper kedalam bagasi mobilnya.
Satya dan Andin Pamit meninggalkan rumah Bunda menuju Apatemen Satya yang berlokasi tidak begitu jauh dari tempat Satya bekerja.
Jarak apartemen Satya hanya membutuhkan 20 menit menuju kantornya.
Sebab itulah Satya memilih tinggal di apartemennya karena lebih efisien dari segi waktu.
Dulu Vera lah satu-satunya wanita yang keluar masuk apartemen Satya.
Selama perjalanan Satya san Andin tak ada satupun yang berbicara.
Keduanya asik dengan pikirannya masing-masing.
Meski kini Andin akan menempuh perjalanan lebih jauh menuju tempat kerjanya.
Apa boleh buat, suka tidak suka Andin kini istri Satya, bukankah seorang istri wajib ikut kemanapun suaminya pergi.
"Istri?" batin Andin segera ditepisnya hingga Andin tak menyadari ia tersenyum.
Satya memperhatikan senyuman Andin.
Tanpa disadari senyuman tersebut menular pada Satya.
Satya dan Andin serta dibantu security apartemen menuju unit apartemen Satya di lantai 19.
"Terima kasih Pak." Satya mengatakannya sambil memberikan tip kepada security.
Andin membuntuti Satya masuk ke Apartemen Satya.
Apartemen Satya yang berukuran Studio dengan nuansa putih dan padanan warna dasar lainnya.
Seperti kamar dirumahnya, Satya memang senang dengan sesuatu yang adem dan kalem.
"Kamu bisa masukan baju-baju kamu dilemari itu." Satya menunjukkan Andin lemari yang ia maksud.
Andin membereskan baju-bajunya dan setelah rapi Andin hendak menuju dapur.
Satya meneguk air dingin dengan sangat kehausan hingga jakunnya bergerak menimbulkan gelayar pada leher kokoh miliknya.
Melihat pemandangan tersebut Andin menghentikan langkahnya semula akan mengambil air.
Satya melihat Andin yang mematung menatapnya.
"Kalo mau minum ambil disini. Untuk makan malam aku akan pesan online, karena kulkas kosong belum sempat aku isi. Oh iya satu lagi, kamu tidak perlu repot-repot karena setiap hari akan ada petugas yang membersihkan Apartemen ini. Begitupun dengan laundry 2 hari sekali petugas laundry akan datang." Satya kini duduk disofa sambil menonton film di Netflix.
Andin tidak menjawab hanya menganggukan kepala saja.
Kemudian Andin memilih mengganti pakaiannya sekaligus mandi.
Andin turun ke bawah menuju tempat Groseries di Apartemen Satya.
Saat keluar Apartemen Andin memang belum sempat bilang pada Satya. Karena Satya sedang berada dikamar mandi.
Andin mendorong keranjang, menuju display mie instan.
Andin memang menyukai mie instan, selain murah meriah tentu harganya pas dikantong Andin sebagai anak Kos, meski kini ia pensiun jadi anak Kos.
Andin begitu senang, sejenak ia memiliki waktu sendiri setelah 1 minggu ini seluruh jiwa dan raganya terasa tergadai akibat segala kejadian diluar kuasanya.
Saat ini Andin hanya terpikir mau makan mie instan dengan sawi, cabe rawit dan telur.
Membayangkannya saja liur Andin mau menetes.
Tak lupa Andin juga membeli beberapa cemilan dan roti untuk sarapan mereka besok.
Ya, Mereka adalah Andin dan Satya.
Meski Satya menegaskan mereka akan mengurus hidup masing-masing, namun Andin berpikir tentunya urusan makan menjadi tanggung jawab Andin.
Bagaimanapun juga Andin tetap akan menyiapkannya.
Mau dimakan atau tidak terserah.
Andin memasukan teh, kopi dan susu.
Andin sempat mengecek rak didapur.
Memang tidak ada stok apapun.
Jadi Andin membeli makanan untuk makan malam dengan mie instan dan sarapan besok dengan roti dengan teh, kopi atau susu.
Andin sebenarnya tipikal orang yang biasa sarapan pagi dengan makanan berat, namun badan letih Andin ditambah baru saja pindahan, Andin memutuskan memakan makanan yang mudah saja.
Satya melihat keseluruh penjuru kamar apartemennya.
Tak terlihat Andin disana.
Satya menggambil HP hendak menghubungi Andin, namun suara HP Andin berdering dari nakas.
Andin lupa membawa HP.
Satya mengecek pekerjaannya sambil menunggu Andin pulang.
Andin kembali dengan kantong belanjaan.
"Assalamualaikum." Andin masuk dan melihat Satya sedang didepan Laptop.
"Waalaikumsalam. Darimana?" Satya menjawab salam melihat kantong belanjaan ditangan Andin.
"Aku dari Groseris, Beli Mie instan, aku mau makan mie. Kak Satya mau?" Andin memindahkan belanjaannya dan siap mengeksekusi mie instan impiannya.
"Kok makan Mie aku pesankan online saja ya. Ga bagus malam-malam makan mie." Satya menjawab dengan wajah kurang suka.
"Kalau kakak mau pesan silahkan, aku mau masak mie, sedang kepingin makan mie soalnya." Andin tak terbantahkan keinginannya makan mie tak ada yang bisa menghalangi.
Satya memilih tak menjawab, ia pun memilih memesan makan untuk dirinya saja.
Andin begitu ceria meracik mie instan rebusnya ala Andin, dengan tambahan sawi, telur rebus double dan cabe rawit kali ini Andin juga memasukan bakso.
Wah alangkah nikmat membayangkan Mie Rebus Ala Andin.
Pesanan makanan Satya datang bersamaan dengan Mie Rebus Ala Andin yang sudah jadi siap disantap.
Kini keduanya duduk dimeja makan menikmati menu makanannya masing-masing.
Satya melirik ke arah Andin dan makanannya.
Tampak tergiur dengan Mie Rebus yang Andin makan.
Sementara Satya mengaduk makanannya dengan malas.
Andin memperhatikan Satya yang tengah menatap makanannya.
"Kak Satya mau coba? Atau aku mau buatin mie?" Andin menawarkan Satya.
"Sepertinya enak. Tapi ga usah deh." Satya menghentikan ucapannya.
Andin menangkap Satya mau tapi sepertinya enggan makan dengan makanan Andin, ya kadang orang kan ada yang merasa jijik makan bersama orang lain.
"Gpp Kak, aku buatin dulu saja yang baru." Andin hendak bangun.
Tangan Satya menahannya.
"Ga usah Din, memang gpp kalo aku coba ?" Satya melirik meunjukkan mangkok mie Andin.
"Kak ga geli makan bareng aku emang? semangkok berdua?" Andin memastikan.
"Jadi kamu geli?" Satya Balik tanya.
Tapi babibu dan berdebat panjang Andin juga masih laper ingin kembali menyantap mienya.
Andin tanpa permisi menyuapi Satya, begitupun Satya melihat arah sendok kemulutnya seketika membuka dan melahapnya.
Satya mengunyah menikmati makanan dimulutnya yang disuapi Andin.
"Enak." senyuman Satya terlihat.
Kini keduanya makan mie instan semangkok berdua dengan Andin menyuapi Satya dan Satya dengan nyaman melahapnya.
"Alhamdulillah." Ucap keduanya bersamaan.
Tentu saja baik Satya maupun Andin tersenyum dengan kekompakan lafaz hamdalah keduanya.
Andin sedang mencuci piring dan membersihkan dapur pasca memasak tadi.
Satya yang kembali menonton TV sedikit mencuri-curi pandang ke arah Andin.
Senyuman Satya mengembang mendengar Andin yang sedang beres-beres sambil bersenandung kecil namun terdengar sampai telinga Satya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Afternoon Honey
awal yang baik hidup bersama di apartemen
2023-05-06
1
Mimi Abduh
mulailah 😁
2022-05-22
3
Hendra Yenni
Mulai... Ada rasa .. dikit... mmmm.. ngga apa2.. lanjut
2022-05-20
5